Sepuluh

Zita pulang ke rumah saat langit sudah gelap hanya diterangi oleh cahaya bulan. Ia sengaja pergi kemana dulu setelah pulang sekolah karena merasa kesepian di rumah. Setelah memarkirkan motornya di garasi, ia membuka ransel nya mengambil kunci rumah. Ia terheran saat membuka kenop pintu ternyata tidak terkunci. Zita kemudian masuk rumah dan mendengar suara gaduh di dapur.

Dia mengambil tongkat golf yang terletak di pojok ruangan. Berjalan mengendap-endap menuju sumber suara. Sesampainya di depan pintu dapur ia berhenti sejenak, sedikit ragu karena mengingat kejadian satu setengah tahun lalu yang membuat Kakaknya tewas.

Setelah yakin, ia lalu menggebrak pintu dapur dan bersiap memukul seseorang disana. ''Aaaaaaa!!'' pekik wanita paruh baya itu terkejut mendengar pintu di dobrak.

Zita yang melihat wajah ketakutan wanita tadi seketika menghentikan aksinya. Menurunkan tongkat golf dan menjauhkannya dari wanita tadi. ''Siapa kamu?!''

''A--anu--saya pem pembantu baru Non di rumah ini'' jawab nya sambil menunduk takut.

''Pembantu?!''

''I injih Non, sa saya disuruh Bu Naya un untuk menjadi pembantu dan menemani Non di rumah ini'' ucapnya terbata.

''Oh--maaf saya tidak tahu''

''Ndak apa-apa Non.''

" Non Zita sudah makan? saya sudah memasak untuk Non'' ucap pembantu tersebut. Zita melirik ke arah meja makan yang sudah tersedia banyak makanan disana. Zita memang belum makan sedari pagi. Selama belum ada pembantu disini ia kadang memasak ataupun pergi mencari makan keluar kalau ingin, jika tidak ia tidak pernah makan malam.

Zita duduk dan mengambil piring. ''Non tidak mau berganti pakaian dulu?'' Zita menatap datar pada wanita paruh baya itu membuatnya menunduk takut.

''Nama Bibi siapa?'' tanya Zita membuat wanita tadi mendongak.

''Nama saya Sumini Non, panggil saja Bi Sum'' Zita mengangguk.

''Duduk Bi, makan sama Zita'' ucap Zita sambil menyendokan nasi ke piring nya.

''Duh nggausah Non, nanti Bibi makan di belakang aja'' tolak Bi Sum.

''Disini aja!'' ucap Zita tegas.

''Ba baik Non'' Bi Sum mengangguk patuh.

Zita melahap sayur capcay dan ayam madu masakan Bi Sum. Zita bahkan sampai beberapa kali nambah. Bi Sum sudah selesai makan dan masih membereskan di belakang. Tak lama kemudian terdengar suara mobil di depan. Zita yakin itu adalah mobil orangtuanya.

''Zita Sayang?!'' teriak Naya setelah membuka pintu. Ia berjalan menuju dapur dan menemukan Zita disana.

''Mama sama Papa pulang sayang, udah lama banget kita nggak makan malem bareng kan?'' ucap Naya mendekati putrinya itu dan mengelus rambut nya sayang.

Zita hanya diam dan terus melanjutkan makannya. ''Kamu kok masih pakai seragam Zi? kamu habis pulang sekolah?'' Papa Zita pun muncul dan ikut bergabung di meja makan.

''Hmm'' balas Zita.

''Oh iya Zi--mulai sekarang kita udah ada asisten rumah tangga buat nemenin kamu dirumah, maafin Mama ya baru sempet sekarang buat nyari ART'' Zita mengangguk.

Di rumah nya yang di Jakarta memang ada banyak ART dan satpam. Tapi di sini mereka hanya memperkerjakan satu orang saja karena rumah disini tidak sebesar yang di Jakarta.

''Sekolah kamu lancar kan Sayang?'' tanya Naya kembali.

''Iya'' jawab Zita singkat. Ia kemudian bangkit setelah selesai makan. ''Kamu mau kemana Zi?''

''Mau istirahat'' ujarnya dingin kemudian berlalu meninggalkan meja makan.

Naya menghela nafasnya, menatap sedih punggung Zita yang kian menjauh. ''Kita harus yakin kalau Zita bakal berubah'' ujar Malik.

''Semoga aja Pa'' balas Naya sambil tersenyum tipis.

...****************...

Bizal keluar dari kamarnya dan menuruni tangga sambil bersenandung. Malam ini ia akan berkencan dengan salah satu teman wanitanya. 'Wong ganteng kui bebas, wong ganteng kui bebas, wong ganteng kui bebas' senandung Bizal sambil menyisir rambut nya dengan jari.

''Kamu mau kemana le kok rapi banget?'' tanya Rianti yang duduk di ruang tamu.

''Mau keluar Buk, jalan-jalan sama temen''

''Ini kan bukan malam minggu to le?'' Bizal menghampiri ibunya ingin mencium tangan.

''Yahhh Ibuk, masa' main harus malem minggu doang sih!''

''Mbok kamu di rumah aja temenin Ibuk''

Bizal mengerucutkan bibirnya membuat Rianti terkekeh. ''Yaudah, boleh sana pergi, tapi jam 9 udah di rumah ya?!''

''Nggak janji Buk!'' Bizal mencium tangan dan dahi ibunya.

''Ish bocah!'' teriak Rianti. Bizal tertawa terbahak-bahak sambil berjalan keluar.

Drrtt Drrtt

Handphone Bizal bergetar tanda pesan masuk.

Intan.

Sayang, kita jadi kan pergi?

Bizal.

Jadi dong cantik, ini lagi otw rumah kamu

Intan.

Aku tunggu ya Sayang

Bizal.

Oke Sayang

Bizal memasuki mobil dan mulai menjalankannya dengan kecepatan sedang.

"Halo Sayang, udah lama?'' tanya Bizal setelah sampai di rumah Intan.

''Lama tahu nungguin kamu!'' gerutu cewek bernama Intan itu.

''Yahh maaf deh tadi macet Sayang'' Bizal memegang kedua tangan Intan membuatnya luluh. ''Yaudah deh, yuk jalan!''

Bizal merangkulnya dan membukakan pintu untuk Intan. ''Makasih Sayang'' Bizal mengangguk dan tersenyum.

Sampai di sebuah restoran, Bizal melihat Prisyla juga sedang makan malam mesra bersama dengan seorang pria. Dia ingin sekali menghampiri Prisyla namun apa boleh buat, saat ini ia juga tengah pergi dengan Intan.

''Sayang, kamu lihatin apa sih?!'' Intan celingak-celinguk mencari arah pandang Intan.

''Eh nggak, perut aku tiba-tiba mules nih, aku ke toilet sebentar ya?''

''Yaudah jangan lama-lama!'' Bizal mengangguk dan melangkah pergi.

Bizal tidak pergi ke toilet melainkan ke depan restoran melalui pintu belakang. Ia melihat Prisyla dan teman pria nya keluar sambil bergandengan mesra, ia pun mengikutinya.

''Oh jadi begini kelakuan lo, dasar ular!'' Prisyla menoleh ke asal suara dan melihat Bizal sedang menatapnya tajam.

''Bizal?!'' Prisyla sontak melepas gandengannya di lengan sang pria.

''Dia siapa Sayang?'' tanya pria tadi pada Prissyla.

''Gue pacarnya dia, eh ralat--sekarang udah jadi mantan pacar!!'' sinis Bizal.

Pria itu menatap Prisyla penuh tanya. ''Ka kalian jangan sa salah paham dulu oke? gu gue bisa jelasin!'' ucap nya gelagapan.

''Gue nggak butuh! jangan pernah ganggu gue lagi!'' balas Bizal kemudian berlalu menuju mobilnya.

''Kita putus!!'' ujar pria di sebelah Prisyla itu kemudian berlalu pergi.

''Tapi Sayang---'' kejar Prissyla tapi pria tadi sudah pergi dengan mobilnya.

''Ishh brengsekk!!'' umpat Prissyla.

''Bizal mana sih lama banget!'' gerutu Intan karena Bizal tak kunjung kembali. Ia berulang kali melirik jam di tangannya. Tak lama kemudian muncul bilah notifikasi di ponselnya.

Bizal.

Maaf banget Sayang aku ada urusan mendadak jadi aku pulang duluan. Kamu pulang sendiri ya.

Intan membulatkan matanya lebar, ''Ish ngeselin banget deh!!''

...****************...

...----------------...

Terpopuler

Comments

Alisya Putri

Alisya Putri

semangat up nya Thor 👍😄💪

a world full of zombies hadir lagi menceritakan tentang Teen Romantis dan petualangan 👍

2021-02-07

1

Lin_nda

Lin_nda

10 like
vote and rate ⭐ 5 + fav ya kak


SALAM HANGAT DARI WITH YOU

2021-02-05

1

YonhiarCY (Hiatus)

YonhiarCY (Hiatus)

hampir saja pembantu barunya di pukul pake tongkat golf Zita

2021-01-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!