Enam

Hari ini adalah hari Minggu. Zita berniat untuk pergi keluar mencari udara segar. Dia suntuk di rumah sendirian, dulu saat Kakak nya masih ada, Hari Minggu adalah hari paling membahagiakan untuknya.

Dimana dia bisa seharian penuh bermain bersama Kak Tito sepuasnya. Mulai dari bersepeda, main PS, basket, jogging dan masih banyak lagi. Saat dimana ia masih bisa tertawa lepas tanpa beban.

Tak seperti sekarang ini, jangankan untuk tertawa, berbicara pun Zita sangat enggan.

Saat di perjalanan, tiba-tiba ia melihat sekelompok preman mengepung sebuah mobil. Awalnya ia tak ingin peduli, namun saat ia melihat wanita paruh baya dipaksa keluar, entah mengapa hatinya sedikit tergerak.

Setelah ia memarkirkan motornya di tepi jalan, ia bergegas menghampiri kerumunan itu.

"Apakah kalian laki-laki?"

Suara dingin nya membuat para preman tersebut menoleh padanya.

"Hei anak kecil, sebaiknya kamu pergi jangan main disini, ini bukan urusan anak kecil seperti mu!"

Mereka tertawa meremehkan dan merendahkan, Zita tidak suka melihat kesombongan mereka.

Zita langsung menghajar kelima preman tersebut dengan kecepatan yang tidak bisa mereka mengerti. Gerakan nya begitu cepat langsung mengenai tubuh mereka membuat nya tidak bisa menghindar sedikitpun. Mereka mengepung Zita dan menyerangnya bersamaan, namun tak membuat Zita gentar sedikitpun.

15 menit berlalu, kelima preman tersebut sudah tersungkur di tanah dengan tulang remuk dan kening yang mengeluarkan darah.

"Jangan pernah remehin sesuatu, termasuk semut yang kecil sekali pun" ia langsung bergegas pergi.

Saat ia akan pergi, wanita paruh baya itu mengehentikan langkanya.

"Tunggu! siapa nama kamu nak?"

Zita berhenti di tempat.

"Zita!" setelah itu ia pergi tanpa menoleh ke belakang.

Wanita paruh baya itu tersenyum, dia cukup kagum dengan gadis itu yang sudah menolongnya tanpa meminta balasan.

"Semoga kita bisa bertemu lagi, Zita" ujarnya pelan.

Saat Zita menuju motornya, ia melihat ada seorang duduk di motor hitam nya itu. Ia mengernyitkan dahinya melihat siapa yang ada disana.

Setelah cukup dekat, ternyata yang ada disana adalah Rizky. Orang yang waktu itu telah menolongnya.

"Gue liat motor lo disini, tapi nggak ada orang nya, gue cariin eh ternyata lagi berantem" ujar Rizky tersenyum menatap Zita.

Zita mengambil helm nya dan memberi isyarat pada Rizky untuk menyingkir dari motornya.

"Lo hebat juga ternyata, mungkin kalo orang lain jadi lo, mereka memilih untuk pergi nggak mau ikut campur, tapi lo malah sebaliknya, gue salut sama lo" imbuhnya.

"Zii--" Rizky memegang helm Zita karena dia masih diam tak bersuara.

Zita menghembuskan nafas pelan, "Makasih pujian nya, sekarang gue mau pergi" balas Zita menatap Rizky datar.

Risky terkekeh mendengarnya. "Lo mau kemana? gue ikut ya!"

Zita tidak menjawab Rizky dan langsung mengemudikan motornya cepat.

"Yah gue ditinggalin, tunggu Zi!!" Risky bergegas menuju motor nya menyusul Zita.

...****************...

Saat ini Zita sedang duduk termenung di sebuah kafe memandangi hujan yang membasahi jendela kafe. Di depannya sudah tersedia Coffe Americano favorit nya dan Kakak nya itu. Suasana seperti ini selalu mengingatkan kebersamaan nya dulu.

"Hehh! bengong aja kesambet entar'' ujar seorang menepuk pundak Zita membuatnya tersentak.

Zita sempat terkejut kemudian memasang wajah datarnya kembali.

''Gue cariin kemana taunya disini lo'' ujar Rizky seraya duduk berhadapan dengan Zita.

''Lo ngikutin gue?!''

Rizky tersenyum simpul pada Zita. "Gue gabut dirumah, jadinya gue ikut lo aja, siapa tau gue bisa lihat jurus-jurus lo lagi'' Zita hanya mendengus.

''Lo suka kopi kaya gini?'' tanya Rizky melihat kopi pesanan Zita.

Zita mengangguk.''Iya, kenapa?''

''Nggak kenapa-napa sih, heran aja sama lo, biasanya kan cewek suka yang manis-manis, lha ini?'' Rizky terkekeh geli.

''Suka-suka gue!'' balas Zita dingin.

Untuk beberapa menit, suasana hening menyelimuti mereka.

Saat hujan mulai reda, Zita bangkit menyambar jaketnya hendak pergi. ''Eh lo mau kemana?''

''Pulang'' balas Zita singkat.

''Gue anter Zi!'' Rizky bergegas menyusul Zita keluar.

''Lo mau apaan sih?!''

''Gue mau anterin lo pulang, boleh ya?''

''Terserah!''

Zita menaiki motornya bersiap meninggalkan kafe tersebut. Rizky pun membuntutinya di belakang. Ia heran dengan gadis itu, semua hal tentang Zita selalu menarik perhatian nya. Dia tidak pernah tertarik dengan lawan jenis secepat ini, namun Zita telah mengubah semuanya.

...****************...

''Kok kita kesini?'' tanya Rizky karena Zita malah pergi ke lapangan basket.

''Gue males di rumah'' Zita turun dari motornya dan mengambil bola di tepi lapangan.

''Lo ada masalah?''

''Enggak''

''Biasanya orang menutup diri sama lingkungan itu, punya luka serius yang nggak mau mereka bagi sama orang lain''

Mendengar penuturan Rizky membuat Zita menghentikan kegiatannya mendribble bola, ''Lo tahu apa soal gue, hm?''

''Lo emang enggak pernah cerita, tapi sikap dan perilaku lo itu udah nunjukin sendiri'' Zita mendribble bola nya kembali kemudian memasukkan nya ke ring. Setelah itu melangkah santai dan duduk di pinggir lapangan.

''Lo pernah nggak, kehilangan seseorang yang berarti banget di hidup lo?'' kini Rizky menatap Zita serius.

''Kakak gue udah meninggal, dia orang yang paling berarti dibanding orang tua gue sekalipun. Dia dibunuh tepat di depan mata gue, dan lo tahu?! waktu itu gue nggak bisa ngelakuin apa-apa buat nolongin dia. Itu adalah penyesalan terbesar dalam hidup gue!''

Rizky tertegun mendengar ucapan Zita. Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah ia dengar dari mulut Zita.

''Gue emang nggak ngerasain apa yang lo rasain, tapi kalau lo jadi kayak gini, apa bisa ngerubah keadaan? enggak kan? lo cuma nyiksa diri sendiri Zi''

Zita hanya diam menatap lurus ke depan dengan wajah datarnya namun terlihat sendu itu.

''Kalau lo butuh orang buat dengerin cerita lo, gue siap Zi! lo jangan pernah ngerasa sendiri, gue yakin kok kalau lo aslinya nggak dingin dan jutek gini--''

''Menurut lo gue jutek?!'' Zita beralih menatap Rizky tajam.

''Eh---tegas maksud gue! tadi aja lo ngelawan lima preman dalam sekejap, wahh gue salut sama lo!'' Rizky tersenyum manis sambil mengacungkan jempol nya.

Zita mendengus, bangkit dari duduknya dan memainkan bola kembali. Sedangkan Rizky masih di tempat melihat Zita bermain basket.

...****************...

...----------------...

Terpopuler

Comments

My

My

seru

2021-03-23

1

Ezrahi

Ezrahi

semangat

2021-02-21

1

Alisya Putri

Alisya Putri

semangat up nya Thor 👍😄💪

a world full of zombies hadir lagi menceritakan tentang Teen Romantis dan petualangan 👍👍

2021-02-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!