Di sini lah Zita sekarang. Yogyakarta. Kota yang di juluki daerah istimewa ini entah bisa membuat hidup nya lebih istimewa atau tidak Zita tidak tahu.
Yang jelas hari ini Zita sudah meninggalkan Jakarta dan semua yang ada di sana. Kakak nya, kenangan nya, kebersamaan nya, dan kejadian buruk itu terus membelenggu di ingatan gadis itu.
Mereka sedang makan malam bertiga di rumah baru mereka di sini. ''Zii---Zita sayang?!''
Zita tersentak saat mama nya memanggil.
''Kamu melamun lagi kan? Zi mama mohon kamu harus bisa ikhlas nak--semua memang sudah takdir nya-- mama minta kamu bisa membuka lembaran baru lagi ya sayang?'' Naya mengusap tangan Zita dengan lembut.
''Iya Zii Papa ngerti--''
''Ngerti apa ha?! mana tahu kalian gimana rasanya kehilangan Kakak! kalian nggak pernah ada waktu buat kami! kak Tito yang selalu ada buat Zita!! kalian mana pernah?! Harusnya Zita nyusul Kakak aja waktu itu!!'' Potong Zita berteriak dengan
wajah memerah menahan emosi dan tangisnya bersamaan.
''Jaga ucapanmu Zita!!'' bentak Papa nya.
''Kenapa?! emang bener kan yang aku omongin. Zita kecewa sama kalian!!'' Zita bangkit dari duduknya berjalan keluar.
''Zii! Zitaa!!'' ucap Naya mencegah Zita keluar.
''Sudah lah Mah biarkan dia dulu. Biarkan dia tenang.'' Malik menghentikan Naya agar tak mengejar Zita.
''Tapi gimana kalo dia kenapa-kenapa Pah? Mamah khawatir banget--''
'' Dia memang selalu begitu kan kamu tenang saja.'' Istrinya pun mengalah.
...****************...
'' Totalnya berapa? mbak nya cantik deh.'' ujar seorang cowok mengedipkan sebelah matanya.
''Emm--- semuanya ja jadi 500 rb mas.'' Jawab kasir gugup karena ditatap oleh cowok luar biasa ganteng di depan nya.
''Oke--nih'' sambil menyodorkan kartu debit. Saat hendak mengambilnya tiba-tiba ditarik lagi oleh pemilik nya.
''Eitss tunggu--tapi besok temenin saya jalan, oke?'' Kasir nya pun hanya tertunduk malu kemudian mengangguk cepat.
''Oke kalo gitu makasih cantik'' Dia pun melangkah keluar sambil mengedipkan sebelah matanya membuat wanita mana pun akan lemas dibuat nya.
Dia memasukkan belanjaan nya ke dalam mobil kemudian mulai menjalankan mobil nya pulang ke rumah. Saat ia hendak masuk gerbang, ia tak sengaja melihat seorang cewek sendirian di taman perumahan dekat rumah nya.
'loh itu siapa malem-malem gini disana? jangan-jangan kuntilanak lagi! tapi itu kakinya napak kok!'
Dia pun menghampiri wanita tersebut dan memang itu manusia bukan hantu. ''Hai!! mbak nya ngapain di sini sendiri?''
Akhirnya yang ditanya pun mengangkat wajah nya menatap seseorang yang tengah berdiri di samping nya. Hanya sebatas melirik tanpa ada niatan untuk menanggapi.
''Kenalin nama gue Abizal! Panggil aja Abi atau Bizal.'' menjulurkan tangan kepada nya.
''....''
Satu menit. Dua menit. Bizal pun menurunkan tangan nya lalu duduk di samping wanita tadi.
''Rumah gue di san----'' belum sempat Bizal bicara tapi wanita itu sudah beranjak dan meninggalkan nya tanpa sepatah kata pun.
''---na!!! gilak gue nggak di anggep dari tadi ngomong! dah lah orang stres kalik!'' Ia pun pergi meninggalkan taman.
...****************...
Hari ini adalah hari pertama Zita masuk ke sekolah.
SMA Nusa Bangsa, itu lah nama SMA baru nya.
''Zi! sarapan dulu yuk sayang sebelum berangkat.''
Kedatangan nya di ruang tamu disambut oleh suara lembut ciri khas Naya. Dia hanya diam kemudian duduk di samping Papa nya.
''Kamu nanti Papa anter ya Zi! Kamu kan belum tahu sekolahan nya.'' Zita hanya membalas dengan deheman kecil.
Selesai sarapan mereka pun berangkat.
''Ayo Zi kamu naik mobil bareng kami kan?''
''Enggak Zita naik motor sendiri aja, Zita nurutin di belakang.'' jawabnya sambil memakai jaket dan helm fullface nya. Keduanya pun mengangguk dan memasuki mobil.
Sesampainya di sekolah mereka menjadi bahan tontonan para murid disana karena kedatangan seorang pengusaha sukses yang terkenal se antero negeri. Malik Noto Abdullah. Dia adalah seorang pembisnis besar yang bahkan sudah merambak hingga ke pasar Asia.
'' Eh itu kan Malik Noto Abdullah mau ngapain dia kesini?!''
'' Denger-denger anaknya mau sekolah di sini ternyata bener?!''
'' Wah! yang bener lo?!''
'' Tapi kok gue nggak lihat ada anak nya?''
'' Iya sama!'' para siswa siswi pun ramai membicarakan tentang mereka.
Sementara Zita tengah berjalan dari arah parkiran karena harus memarkirkan motor nya dulu. Dia melewati koridor berjalan memasang wajah datar nan dingin ciri khas nya satu setengah tahun belakangan ini.
Ia diamati oleh banyak siswa siswi disana yang terus menggunjing nya entah apa. Ia hanya menatap lurus mencari ruang kepala sekolah. Ia pun membuka pintu, di dapati nya Papa dan Mama nya sedang berbincang dengan lelaki paruh baya ber name tag 'Yudho Prawiro' yang ia yakini adalah Kepala Sekolah SMA ini.
'' Kamu Zita kan? sini duduk dulu ada beberapa hal yang harus saya jelaskan'' ucap lelaki paruh baya tersebut Zita pun menurut.
''Kamu ada di kelas 11 IPA 1, hari ini kamu bisa langsung mengikuti pembelajaran saja agar bisa mengikuti teman-teman yang lain. Saya harap kamu bisa nyaman belajar di sini.'' ujarnya menyunggingkan senyum ramah.
''Saya titip Zita ya di sini, tolong awasi dia agar dia mau belajar lagi.'' Naya mengangguki ucapan suaminya ''Iya kami minta tolong ya?''
'' Tenang saja Malik, pasti saya akan memberikan yang terbaik untuk Zita'' Malik dan Naya tersenyum lega mendengar perkataan Yudho. Zita hanya diam memainkan ponsel nya tanpa menghiraukan obrolan mereka.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
My
suka
2021-03-23
1
anotherbyl
Like mendarat dari ELEGI NADA NADIA❤
Mangatsss!!
2021-03-12
1
🌻Ruby Kejora
❤️❤️❤️
2021-03-11
1