Dua bulan kemudian....
Suasana pagi itu, di perusahaan DYANA grup tampak mulai ramai.
Para model mulai berdatangan untuk mengikuti perlombaan yang diadakan perusahaan besar tersebut.
Jhony tak tanggung-tanggung mengeluarkan dana perusahaan untuk mencari model yang benar-benar sesuai dengan karakter yang akan membintangi produk baru mereka, yang rencananya akan di luncurkan bulan ini juga.
Ratusan wanita cantik dari berbagai daerah datang untuk merebut hati para juri yang akan menilai penampilan mereka.
Ada yang memakai gaun dengan harga fantastis serta glamour ada pula yang berpakaian pakaian kurang bahan alias seksi.
Hadiahnya pun tidak tanggung-tanggung. Satu buah rumah dan kontrak selama beberapa bulan di janjikan oleh pihak perusahaan bagi pemenang pertama, membuat para peserta relah berbondong-bondong datang untuk memenangkan 'eveny' bergensi tersebut.
Sementara itu, di kediaman Melly tampak gadis cantik itu sedang berdiri di depan pintu sambil memainkan handponenya.
Beberapa kali Melly menghubungi Lina tapi tetap saja Lina tidak mengangkat panggilan dari Melly.
"Niat gak si, si cerewet itu nganterin Aku ke tempat perlombaan." ucap Melly sambil memukul- mukulkan handponenya di telapak tangan kirinya.
Tampak dari wajah Melly begitu kuatir kalau-kalau dia tidak bisa mengikuti 'event' besar seperti yang diadakan oleh DYANA grup kali ini.
Tidak lama kemudian suara klakson berasal dari motor Lina terdengar begitu nyaring di luar pagar, hingga membuat para pengendara yang lalu lalang disana sempat menutup sebelah telinga mereka sakin nyaringnya bunyi klakson yang di timbulkan oleh motor milik Lina itu.
"Woy ...brisik." ucap seorang pria pejalan kaki yang kebetulan lewat di depan rumah Melly.
"Santai aja kalie gak usah pake urat ntar kolesterolnya kumat lo." balas Lina santai seolah-olah dia tidak takut sama sekali dengan orang yang menegurnya kala itu.
"Tukan ojek aneh!." ucap Pria tersebut samar-samar tapi masih terdengar jelas di telinga Lina.
"Loe yang aneh! apa lihat-lihat kesini kalau kamu berani!." Lina turun dari motornya dan mengambil helm penumpang yang sedari tadi dia gantun di depan lalu memukul-mukulnya di telapak tanganya.
Sang pria tidak menjawab, dia malah mempercepat langkah kakinya menjauh dari Lina.
Tidak lama kemudian Melly keluar lalu menghampiri Lina yang masih saja melihatin kepergian sang pria tadi.
"Woy ...kenapa kamu terlambat?." tanya Melly sambil menepuk punggung Lina yang saat itu sedang membelakanginya.
Lina tidak langsung menjawab.Ia berbalik terlebih dulu. Tapi, belum juga sempat dia menjawab pertanyaan dari Melly matanya sudah terbelalak ketika melihat penampilan Melly yang tidak seperti biasanya.
"Jessica melly!." ucap Lina sambil mengelilingi Melly beberapa kali.
"Ihh...Lebay..!." balas Melly sedikit malu-malu.
"Beneran Mell kamu tu mirip banget dengan Jesica Melly." Lina yang masih saja terus mengelilingi Melly yang berdiri sambil menenteng tas kecil miliknya.
"Jesica mila on ..on..! kebanyakan makan angin si jadinya seperti ini. Ayo cepatan kita udah terlambat nich." Melly menarik tangan Lina mendekat kearah motor.
"Ah....Kita! Loe aja kalie. Ni pake helmnya nanti di tilang polisi lo baru tahu rasa." Lina menyodorkan helm pada Melly yang sedari tadi di pegangnya.
Tidak lama kemudian setelah mereka sudah berada di atas motor. Lina mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang menuju ke arah perusahaan DYANA grup.
Hanya butuh beberapa menit saja kini motor yang mereka tumpangi sudah memasuki halaman sebuah perusahaan besar yang berdiri kokoh di tengah-tengah pusat kota.
Setelah memarkirkan motornya di area yang telah di sediakan oleh pihak perusahaan.
Melly dan Lina melangkah menuju kearah pintu masuk.
Tampak di dalam gedung perusahaan megah itu, di penuhi dengan beberapa perempuan cantik yang sudah benar-benar siap untuk mengikuti 'event' bergensi tersebut.
"Melly ternyata ramai bangat!." ucap Lina sambil menatap orang-orang sedang berlalu lalang di dalam gedung perusahaan itu.
"Iyalah namanya juga perusahaan besar pasti ramai! kalau kamu mau lihat sepi ya kesana no di kuburan." balas Melly
"Apaan si, namanya juga baru masuk ke perusahan besar seperti ini." ucap Lina tidak mau kalah.
"Pengumuman-pengumuman semua peserta lomba yang berkasnya sudah lolos seleksi online mohon ke ruangan Aulau yang ada di disebelah kanan bangunan ini, karna sebentar lagi perlombaan akan segera dimulai. Atas perhatianya kami selaku panitia mengucapkan banyak terimah kasih." suara seorang wanita dalam lospeker yang terpasang di setiap sudut ruangan yang mereka tempati saat itu.
"Oh ..ruang aulanya disebelah kanan to!, kenapa tidak bilang dari tadi!." riuh suara peserta lalu mereka berbondong-bondong menuju ruang yang telah di beri tahu oleh pihak panitia lomba.
Setelah semuanya berkumpul di gedung Aula satu-persatu nama mereka di panggil...
Ada yang keluar dengan wajah berseri-seri karena lolos ke babak berikutnya, ada pula yang bermuka masam karena harus tereliminasi karna tidak memenuhi persyaratan yang di butuhkan oleh para dewan juri.
"Melly anastasia silahkan masuk! sekarang giliran anda menunjukkan kebolehan Anda di depan para dewan Juri." panggi seorang perempuan cantik yang berdiri di depan pintu sambil memegang map.
"Mell ..Mell giliran kamu tu!" ucap Lina dengan girang sambil menepuk pundak Melly.
"Iya....iya bawel. Ni pegangin tas Aku dan doain ya semoga Aku berhasil." ucap Melly sambil meletakkan tasnya diatas pangkuan Lina.
"Aamiin." Lina mengusap wajahnya menggunakan kedua buah telapak tanganya.
Melly melangkah dengan sangat yakin menuju ruangan dimana dewan juri sudah menungguinya disana.
Cukup lama Melly dalam ruangan itu hingga Lina yang sedari tadi menungguinya tampak begitu gelisah.
Entah sudah beberapa banyak doa yang keluar dari mulut perempuan cantik itu untuk mendoakan ke berhasilan sahabatnya.
Tidak lama kemudian pintu ruang yang di masuki Melly tadi terbuka.
Melly keluar dari dalam sana dengan wajah masam lalu melangkah mendekat kearah Lina yang masih setia duduk di tempatnya sebelum dia masuk ke ruangan tadi.
Melly lalu duduk di samping kiri Lina dengan wajah begitu sedih.
Lina yang melihat sahabatnya seperti itu langsung mengelus-elus pundak Melly dengan sangat lembut.
"Melly kamu jangan bersedih seperti ini dong. Mungkin ini bukan rezeky kamu. Tapi Aku yakin, suatu saat kamu pasti bisa menang di 'event' yang tak kalah besarnya dengan 'event' yang di selenggarakan perusahaan ini." Lina terus mengusap punggung Melly serta memberinya dorongan mental agar Melly tidak'down'.
"Aku tidak mau ikut'event' lagi Lin! " ucap Melly dengan nada parau.
"Melly kamu jangan seperti itu dong!. Mana Melly yang ku kenal dulu, periang dan tak pantang menyerah!." ucap Lina memegangi kedua pundak Melly yang saat itu tertunduk lesuh.
"Apaan si Lin....Gue lolos tahu ke babak berikutnya..ha ..ha ha..." ucap Melly berdiri sambil terbahak-bahak lalu menjauh dari Lina karna dia sudah tahu kalau Lina tidak akan membiarkanya lolos setelah dia mengerjainya.
"Awas kamu melon musuk." Lina bangkit dari tempat duduknya dan mengejar Melly yang sudah sedari tadi berlari meniggalkanya.
Beberapa kali tas kecil miliknnya di pukulkan Lina kearahnya.
Bukanyanya merasa sakit, Melly malah terbahak- bahak dan terus berlari mengelilingi kursi yang ada di ruangan itu.
Orang- orang yang melihat kelakuan kedua wanita cantik itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
👉bantu dengan like, vote , serta coment ya ..agar Authornya lebih semangat lagi nulisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Supartini
dua sahabat sama sama somplak ya
2022-12-26
0
Linda Linda
tukang ojek cantik juga tu coba ikut lomba 😄😀🥰
2021-08-22
0
Nani Triani
Melly jodohnya Jhony cuuy
2021-06-21
0