Suasana dalam ruang rapak tampak riuh dengan suara para petinggi perusahaan DYANA grup.
Mereka saling melempar pertanyaan satu dengan yang lain mengenai rapat dadakan pagi ini.
Tidak lama kemudian, dari arah pintu, tampak Jhony muncul dari sana bersama Nina yang mengekorinya dari belakang samabil menenteng beberapa map di tanganya.
Melihat kedatangan Jhony, para petinggi DYANA grup lansung berdiri untuk menyambut kedatanganya.
Jhony langsung menuju kearah kursi yang khusus di peruntukkan untuk CEO perusahaan tersebut.
"Silahkan duduk." ucap Jhony pada para peserta rapat.
Setelah mereka semua duduk, Jhony juga ikut duduk.
"Pagi semua!.Pasti kalian semua bertanya-tanya kenapa tiba-tiba Aku mengadakan rapat mendadak pada pagi hari ini bukan?." ucap Jhony sambil menatap mereka satu persatu.
Para peserta rapat tidak menjawab, mereka hanya saling memandang satu dengan yang lain.
"Baiklah kalau kalian masih bingung! Nina tolong bagikan mereka kertas yang tadi sudah kuberi padamu." Jhony memandang kearah Nina lalu dianggukkan pelan oleh Nina.
Nina membagikan kertas kepada setiap peserta rapat. Satu lembar untuk satu orang peserta rapat.
Setelah masing-masing sudah mendapat kertas dari Nina, para peserta rapat mulai membaca, meneliti serta memperhatikan semua yang tercantum dalam isi kertas tersebut.
Grafik keuntungan dari tahun ke tahun menurun pesat padahal permintaan para konsumen meningkat tajam dari pertahunya kecuali tahun ini karna Hambali sudah tidak fokus lagi mengurus perusahaan tersebut.
Para peserta rapat saling memandang satu dengan yang lain, mereka tidak percaya dengan apa yang tertera pada lembaran kertas yang ada di tangan mereka.
"Kenapa bisa seperti ini!. Sedangkan kita semua tahu kalau setiap produk kecantikan yang kita luncurkan pasti laris di pasaran. Bahkan terkadang kita kewalahan menerima pesanan dari para konsumen." ucap David begitu heran setelah melihat grafik keuntungan perusahasn mereka.
"Benar sekali katamu david!. Atau jangan- jangan ada diantara kita yang memanipulasi semua data-data perusahaan ini?." balas Joko sambil memandang satu persatu pesarta rapat.
Kembali riuh suara para peserta rapat terdengar di dalam runangan itu. Mereka saling memandang, ada yang mengedikkan bahunya ada pula yang menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Jangan asal menuduh kalau tidak ada bukti!. ingat Joko kamu itu hanya orang baru di perusahaan ini jadi jangan kamu asal bicara." ucap seorang pria payubaya memukul meja kemudian berdiri dan menunjuk kearah Joko yang pas ada di depanya.
"Maaf sebelumnya pak Irwan. Bukanya Saya asal nuduh, tapi coba Bapak lihat dan teliti kembali berkas yang ada di hadapan Anda itu. Pasti Bapak tahu sendiri bukan! tahun demi tahun produk kita laris di pasaran walau tahun ini ada penurunan pesat tapi tidak begitu berpengaruh. Tapi ini, masa setiap tahun perusahaan ini rugi segitu besarnya. Sebesar apapun dan sekuat apapun suatu perusahan kalau ruginya seperti itu maka sudah di pastikan perusahaan itu sudah gulung tikar alis bangkrut. Saya heran dengan orang yang memanupulasi data perusahan, kenapa dia tidak mikir ya! kalau kecurangan seperti ini dengan muda dapat di baca." ucap Joko tersenyum sinis pada Irwan.
"Kau banyak bacot!. Ayo kesini kalau kamu berani!." ucap Irwan dengan begitu marah kepada Joko.
"Pak Irwan tenangkan dirimu, ini bukan arena tinju. Kita disini untuk mencari solusi bukan untuk bertinju atau saling memukul. Kalau Anda mau berkalahi silahkan Anda ke arena tinju. Sudahku pastikan disana, para atlit tinju akan dengan senang hati meladeni Anda." ucap Jhony masih dalam posisi tenang dan sekuat mungkin ia menahan emosinya.
Para peserta rapak tertawa mendengar ucapan Jhony yang langsung memberi skak mati pada Irwan.
Irwan begitu malu dengan perkataan Jhony, ingin rasanya dia marah kepada Jhony seperti yang di lakukanya pada Joko tadi, tapi sayang dia tak berani karna Jhony atasanya. Sekali irwan macam-macam dengan Bos barunya itu, maka tamatlah riwatnyanya.
Suasana rapat sesaat hening setelah adu mulut antara Irwan dan Joko.
Tidak lama kemudian dari arah pintu masuk tampak seorang pria barubaya masuk dengan tergesa-gesa sambil marah-marah.
"Kenapa tidak ada yang memberiku informasi kalau pagi ini ada rapat penting. Ingat Aku disini sebagai bendahara perusahaan, jadi perananku disini juga sangat penting." ucap Efendy yang langsung duduk pada kursi kosong dan memukul meja rapat.
"Siapa suruh Bapak terlambat masuk kantor! coba lihat, sudah pukul berapa sekarang! dan kantor mulai pukul berapa!." Jhony masih begitu santai walau orang yang ada di hadapanya sudah begitu marah.
Efendy mengankat sedikit tanga kirinya dan menarik sedikit baju yang menutupi jam tanganya menggunakan tangan kananya.
Tampak di jam mewah yang Efendy kenaka menunjukkan jam sembilan empat tujuh sedangkan kantor mulai jam tujuh tiga puluh.
Ada rasa malu dalam hati pria parubaya itu setelah melihat kearah jam tangan yang ia kenakan. Tapi tetap saja egonya mengalahkan semuanya. Ia tidak mau kalau dirinya di persalahkan bahkan di tertawakan dengan staf lain.
"Sejak Tuan Hambali jadi CEO di perusaan ini Beliau santai-santai saja bila melihat kami terlambat, jelas-jelas Beliau pemilik perusahan ini. Nah, kamu siapa!, cuman orang yang beruntung dan di percaya putri Tuan Hambali untuk mengelolah perusahan ini. Baru satu hari saja kamu bekerja di sini kamu sudah berani menekan para senior-senior perusahaan apa lagi kalau sudah bertahun-tahun pasti kamu akan memecat kami satu-satu bukan!." ucap Efendy menatap sinis kearah Jhony.
"Tutup mulutmu Efendy kenapa kata-katamu kasar seperti orang yang tidak berpendidikan. Seharunya kamu malu dan berterima kasih karna Tuan Jhony masih memberi kesempatan kepadamu untuk bekerja di perusahaan ini." bentak David yang tidak terimah kalau Efendy berkata kasar pada atasanya.
"Apa maksud dari ucapanmu itu David!. kenapa kamu juga ikut memojokkanku di depan para petinggi perusahaan ini. Oh Aku tahu pasti kamu ingin menjilat Bos bukan? supaya dia mengangkatmu menjadi bendahara menggantikan Aku, seperti yang kamu idam-idamkan selama ini bukan?." ucap Efendy yang masih saja di penuhi rasa marah dalam hatinya.
"Ha ..ha..ha.. Fendy, Fendy Aku ini bukan dirimu yang haus dengan jabatan. Bagiku biar sedikit asal halal dari pada banyak tapi haram!." balas David sambil tertawa lepas.
Semua peserta rapar ingin sekali ikut tertawa riang tapi sayang, mereka takut dengan tatapan tajam Efendy yang menatap mereka satu-persatu.
"Apa katamu........" Efendy bangkit dan berencana ingin memukul David.
Tetapi belum juga Efendy melanjutkan niatnya, Jhony sudah memikul meja rapat begitu keras hingga sontak membuat Efendy terdiam.
"Sekali lagi kamu mengacaukan rapat ini akan kubuang kamu dari lantai atas." Jhony lalu bangkit dari tempat duduknya dan menunjuk kearah Efendy.
Efendy langsung terdiam, ancaman Jhony benar-benar membuatnya mati nyali.
👉terus beri like , coment, serta vote agar author makin semangat nulis ...trima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Supartini
tu kandah ketahuan siapa dalangnya
2022-12-26
0
Berdo'a saja
😀😀😀😀😀😀hap
2022-10-16
0
Rita Solang Taju
Mantap thor, Joni hrs tegas.
Lain Ceo dulu dan sekarang.
CEO Hambali, gonta ganti perempuan. Mamanya Gisel aja dibunuh oleh sekretarisnya dgn cara didorong dr lantai atas. 😖😖😖😖
2021-12-26
1