MELLY DAN JHONY
Disini dimulai kisah Melly (22 tahun) dan Jhony ( 30 tahun).Bagi para Readers yang masih baru mengikuti karya Author pasti banyak pertanyaan yang nantinya akan muncul di benak kalian dalam cerita ini. Jadi Author sarankan untuk para Readers yang baru mengikuti novel Author ini, baiknya terlebih dahulu membaca karya Author yang judulnya "ANAK TERBUANG DAN CEO DINGIN" trimah kasih.
Pagi Itu matahari mulai menampakkan wajahnya di ufuk timur, burung-burung saling bersautan menyambut cerah pagi ini.
Seseorang gadis belia masih asyik membungkus tubuhnya dengan selimut bulu. Rasa nyaman di dalam sana membuat gadis belia itu tak ingin cepat bangun walau matahari kini sudah mulai meninggi.
Tapi sayang bunyi alaram yang sudah ia atur waktunya membuatnya mau tak mau harus bangun dari tidur lelapnya.
"Brisik......." Melly bangkit dan membentaki alaram yang sedang menari-nari diatas nakas di samping tempat tidurnya.
Melly segera menekan tombol off hingga membuat alarm miliknya sontak terdiam.
"Na, diam kan loe" ucap Melly sedikit jengkel sambil merenggangkan otot-ototnya.
Melly membaringkan kembali tubuhnya diatas pembaringan tapi belum juga ia menutup mata, gadis itu bangun kembali dari tempat tidurnya.
"Astaga, sampai lupa kalau hari ini Aku harus ke makam Ibu untuk mengucapkan selamat ulang tahun padanya." Melly berlari kecil memasuki kamar mandi dan tidak lupa menyambar handuk yang sengaja ia gantung di depan pintu kamar mandi untuk mempermudah dirinya mengambilnya saat dirinya sedang kepepet seperti saat ini.
Tidak lama kemudian gemercik air dalam kamar mandi terdengar di dalam sana menandakan gadis itu sedang melakukan ritual mandinya.
Bukan namanya Melly kalau tidak sempat-sempatnya ia bernyanyi dalam kamar mandi dengan suara cemprengnya.
Lagu dangdut yang di polulerkan oleh Selfi LIDA asal kota soppeng mendayung indah didalam sana.
Tidak lama kemudia, Melly sudah keluar dari dalam kamar mandi dengan balutan handuk yang hanya menutup bagian dada sampai batas lutut kebawa.
Gadis itu melangkah kemeja rias sembari mengeringkan rambutnya dengan tuala kecil.
Melly kemudian melangkah mendekati sebuah lemari pakaian miliknya dan kemudian mengeluarkan satu buah baju dan sebuah celana jeans dari dalam sana lalu ia memakainya.
Kembali lagi Melly kedepan meja rias untuk memastikan penampilanya dari dalam cermin .
"Perfect" ucap Melly sambil membulatkan kedua jarinya membentuk hurhuf o besar.
Setelah Melly merasa pakaianya sudah pas di badan, Melly duduk dikursi depan meja rias lalu memulai memoles tipis wajahnya dengan bedak dan juga lipstip untuk menambah pesaona pada penampilanya pagi ini.
Melly tidak lupa menyomprotkan sedikit parfum pada tubunya hingga aroma bunga mawar tercium jelas di tempat itu.
Setelah semua sudah beres. Melly menyambar tas yang ada di meja rias lalu kemudian melangkah keluar dari kamar penuju pintu utama rumah yang terbilang cukup sederhana miliknya.
Uang hasil kerja keras selama menjadi Model di perusahaan A&J millik Aldo sengaja Melly sisihkan sebagian untuk membeli rumah yang ia tempati sekarang ini.
Melly sudah kapok diusir dari kos-kosan karna keseringan telat mumbayar uang bulanan.
Melly terus melangkah melewati halam kecil rumahnya menuju pintu pagar yang terbuat dari besi dilapisi cat berwarnah emas.
"Kenapa si cerewet itu lama sekali. Janjian kemarin jam tujuh pagi, Eee..ini sudah setengah delapan dianya belum muncul-muncul juga. Awas saja nanti kau dia datang akan kuomelin dia habis-habisan."
gerutu Melly sembari melihat jam kecil yang ada di pergelangan tangan kirinya.
Tidak lama kemudian, sebuah kendaraan motor mendekati mendekat kearahnya.
Dengan pakaian yang dia gunakan oleh pengendara motor tersebut maka, kita sudah bisa menebak kalau dia itu adalah penyedia jasa penumpang yang bisa di pesan melalui aplikasi online.
"selamat pagi ...Agnes mo." ucap Si pengendara motor yang tak lain dan tak bukan adalah Lina langganan ojek Gisel dan Melly.
"Pagi kepalamu. Ini sudah hampir jam delapan. Kamu sudah telat hampir satu jam lamanya. Jadi sebagai gantinya karna kamu telah menelantarkan penumpangmu maka, hari ini discountnya lima puluh persen." omel melly pada Lina.
"Enak saja discount- discount. Kalau kamu tidak mau ya tinggal cancel saja selesai urusan. Lagian ya, bukan cuman kamu saja penumpangku seorang yang ada di kota ini. Semua istri pejabat dan istri pengusaha berlomba-lomba untuk menaiki motor mewahku ini. Paham!." Lina yang tidak mau kalah dengan Melly.
"Oh baiklah kalau begitu akan kuberi bintang satu untukmu." ucap Melly sambil membuka tas kecil meliknya dan mengeluarkan handponenya dari dalam sana.
Mata Lina seketika terbelalak memandang kearah Melly yang menyambutnya dengan senyuman manis.
"Jangan dong Mell, Kamu itu pelangganku yang paling baik diantara yang lain. Iya untuk hari ini Aku kasih discount tiga puluh persen ya hitung-hitung sebagai perminta maafku kepadamu." Lina sedikit memelas pada Melly.
"Na, nyerahkan loe. Makanya jangan macam macam dengan model papan atas ini." Melly yang sedikit puas dapat mengerjai Lina.
"Iya kali ini kamu menang tapi, lain kali jangan harap. Ayo cepat naik soalnya masih banyak istri pengusaha yang nunggu giliran untuk aku antar." ajak Lina pada Melly sambil memukul sadel motor miliknya.
"Mana ada Istri pengusaha yang mau menaiki motor buntutmu ini." Melly sambil menaiki motor milik Lina.
"Upss jangan salah! Apa kamu lupa, teman kamu yang menikah dengan pengusaha tersohor di kota ini, itu adalah langganan tetap Aku loh" Lina sedikit membalikkan tubuhnya kearah Melly yang duduk di belakangnya saat itu.
"Maksud kamu Gisel!." balas Melly sembari memakai helm.
"Betul sekali. Dia itu langgananku sejak dulu sampai sekarang." balas Lina lagi sembari memutar mengunci motornya.
"Palamu peyang sampe sekarang!. Mana mungkin Tuan Aldo mengizinkanya menaiki motor butut seperti ini sekarang. Ah, sudalah berdebat dengan surat kabar berjalan sepertimu ini tidak akan ada habis-habisnya. Cepat antar Aku ke tempat pemakaman umum yang dulu perna kita kunjungi itu." Melly yang sudah tidak mau lagi berdebat dengan Lina.
"Baiklah kalau begitu. Berpegangan yang kencang. Brangkat." Lina menjalankan motornya meninggalkan tempat itu.
Motor mereka melaju dengan kecepatan sedang menjauh dari pusat kota.
Lina tiba-tiba menghentikan kendaraanya karna mereka terjebak dalam lampu merah.
Tanpa mereka sadari, tiga pasang bola mata mengawasi gerak-gerik mereka dalam mobil.
"Sekarang lukai dia, jangan sampai dia lolos seperti waktu itu." ucap seorang perempuan memakai kacamata hitam pada kedua preman yang ada dalam mobil itu.
"Baik Nyonya, kali ini perempuan bar-bar itu tidak akan kami biarkan lolos seperti waktu itu." balas pria berambut gondrong dengan perawakan tubuh yang cukup besar.
👉Beri coment, vote , serta like ya...trima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Supartini
derira melly di mulai ya
2022-12-25
0
Berdo'a saja
bagus itu artis Indonesia jangan interlokal Mulu hargai warga negara sendiri
2022-10-16
0
Tampu Bolon
lanjut
2022-02-08
0