Flashon......
Jhony bangkit dari tempat duduknya. Pria tampan itu membelai batu nizan ibunya yang berwarna perak kemudiam menciumnya.
"Ibu, Jhony sayang Ibu"
Sementara itu dibawa pohon kamboja. Melly terus saja menatap kearah Jhony, ada rasa ibah dalah hati wanita cantik itu melihat seorang pria menangis diatas makam.
Tiba-tiba handpone dalam saku celananya berbunyi membuatnya dan panik. Ia takut kalau sampai Jhony mendegarnya tamat sudah ruwatnyatnya.
Melly kemudian berbalik sambil tangannya mengeluarkan benda pipih miliknya tersebut dari dalam saku celananya.
"Iiii .., siapa si, gangguin aja." Melly menatap ke layar handphonya dan melihat sebuah nama yang sudah tidak asing lagi baginya sedang memanggil.
"Ah dia lagi!" Melly yang masih saja menatap layar handphonenya.
"Iya ada apa Lina bolong, kenapa kamu menghubungiku?." ucap Melly setelah mengangkat panggilan Lina.
"Jadi kamu selama ini menyamakan aku dengan bunga.hah!" bentak Lina di sudut hendphone. Lina yang tidak terima kalau Melly menyamakan dirinya dengan bunga yang lagi viral-viralnya itu karena harganya.
"Iya ...iya maaf! gitu aja ngambek. Ada apa kamu menghubungiku?." Melly sedikit berbisik ke arah handphone.
"Kamu dimana sekarang?." tanya Lina.
"Aku masih di di makam. Memangnya kenapa?." balas Melly yang masih dengan suara berbisik.
"Apa kamu mau Aku jemput!.Soalnya semua langgananku sudah Aku antar, jadi Aku bebas mau kemana saja hari ini." nada bicara Lina yang begitu bahagia.
Belum juga Melly menjawab, tiba-tiba terdengar suara bas dari arah belakangnya.
"Hem.......
Melly sontak membulatkan matanya, seketika itu juga Melly menutup lospeker handphonenya menggunakan telapak tanganya lalu ia berbalik.
Matanya terbelalak ketika melihat sosok berparas tampan sedang berdiri di depanyanya dengan kedua tangan di masukkan kedalam saku celanya.
"Melly kenapa kamu diam!" ucap Lina di dalam sana dengan sedikit berteriak.
"Nanti Aku hubungi lagi ya Lin!, bye." Melly memutuskan sambungan telponenya dengan Lina lalu tersenyum kuda kearah Jhony.
"Malah tersenyum ...! kamu kesini pasti ingin memata-mataiku Bukan?." Jhony memplototkan matanya kearah Melly.
"Enak saja kalau ngomong. Aku kesini untuk berziarah kemakam Ibuku kali."
"Kamu jangan bohong! Terus kalau kamu memang datang kesini ingin berziarah makam Ibumu coba tunjukkan mana makan Ibumu itu!." Jhony masih memplototkan matanya kearah Melly.
"Orang ini! Nanti Aku berdasi kali bari Iya percaya. Itu makam Ibuku yang ada bunga mawar merah diatasnya." Melly menunjuk sebuah bunga terbungkus rapi dengan plastik yang tergeletak diatas sebuah makam.
Jhony melihat sekilat kemudian mengalikahkan kembali pandanganya kearah Melly.
"Kalau makam Ibumu ada di sana! Kenapa kamu ziarahnya di pohon kamboja ini?." tanya Jhony sambil memegangi batang pohon kamboja yang ada di dekat mereka saat itu.
Melly tidak langsung menjawab ia malah merotasikan kedua bola matanya untuk mencari sebuah ide yang cocok agar Jhony tidak curiga kalau ia sedang mengintipnya tadi.
"A' ha........" ucap Melly dalam hati ketika menemukan sebuah ide konyol untuk menjawab pertanyaan Jhony.
"Aku sedang mencari anak kucing yang sedari tadi berkejar-kejaran disini. Apa kamu juga melihatnya?. Pusshh......" balas Melly pada Jhony kemudian pura-pura memalingkan kepalanya ke kiri dan ke kanan sambil memanggil seekor kucing dengan sebutan pushh.
"Kamu memang pandai sekali mencari alasan. Lagian mana ada induk Meong mencari anaknya dengan sebutan pussh.." ucap Jhony sedikit menarik ujung bibirnya keatas.
Kembali untuk kedua kalinya Melly memplototkan matanya kearah Jhony.
"Berani-beraninya kamu mengganti namaku dengan sebutan Induk kucing." Melly membunyikan rahangnya sakin jengkelnya kepada Jhony.
Bukanya menjawab Jhony malah berbalik dan melangkah meninggalkan Melly yang saat itu sedang menghentak-hentakkan kakinya diatas tanah.
"Cepatlah, Biar Aku mengantarmu pulang, mumpung hari ini Aku mau berbaik hati pada induk kucung pekuburan sepertimu." Jhony tersenyum lebar tanpa terlihat oleh Melly.
Mau tidak mau Melly harus ikut Jhony, karena selain aman dari incaran para preman juga untuk menghemat biaya trasportasi alis free.
Melly mempercepat langkahnya mengikuti langkah Jhony yang telah terlebih dulu meninggalkanya.
Tidak butuh waktu yang lama, kini keduanya sudah berada tepat di depan sebuah mobil mewah.
"Waw.....keren bangat." Melly dengan tatapan takjub melihat mobil mewah milik Jhony.
Jhony mengerutkan dahinya mendengar ucap koyol Melly yang memuja-muja mobil miliknya yang ia sendiri anggak biasa- biasa saja bila di banding dengan mobil sport milik Aldo.
"Dasar kampungan". ucap Jhony datar tapi hatinya geli memandang kearah Melly.
"Apa katamu kampungan! baguslah Aku kampungan berarti Aku masih punya kampung dari pada kamu, tidak punya kampung. Orang-orang pada mudik na, kamu entah mau pulang kemana...Ha ..ha ..ha." tawa Melly begitu bahagia bisa memberi ejekan pada Jhony.
"Kamu......" Jhony memplototkan matanya kearah Melly karna tidak terima kalau di sebut tidak punya kampung.
Bukanya takut Melly malah terbahak-bahak sakin senangnya bisa mengalahkan Jhony berdebat.
"Sudahlah berdebat denganmu sama halnya berdebat dengan Nyonya Gisel. Ada-ada saja Alasan yang bisa kalian temukan walau tidak logik. Cepat masuk!." ucap Jhony melangkah kearah pintu depan dekat stir mobil.
Belum juga Jhony membuka pintu mobilnya, Jhony kembali melangkah mendekati Melly yang saat itu sedang berniat membuka pintu mobil bagian belakang.
"Hay ....bukan disini tempatmu." Jhony menahan daun pintu mobil yang sudah sedikit terbuka.
"Lah terus di mana dong?." balas Melly heran.
"Di bagasi!. Cepat masuk, Aku ini bukan supirmu." Jhony membuka pintu mobil bagian depan dan menyuruh Melly untuk segera masuk kedalam sana.
Melly kembali pasrah dan mengikuti ucapan Jhony.
Tidak lama kemudian mobil yang mereka tumpangi melaju meninggalkan tempat itu.
Suasana dalam mobil terasa hening. Hanya sesekali suara klakson dan deru mesin mobil terdengar di daun telinga mereka berdua.
"Apa mobil semewah ini tidak di lengkapi dengan alat pemutar Mp3?." tanya Melly yang mulai boring sepanjang perjalanan mereka.
Jhony tidak menjawab, tapi dengan cekatan tanganya menekan salah satu tombol yang ada di sampin stir mobil. Dan seketika itu juga terdengar sebuah lagu yang di populerkan oleh bunda Rita sugiarto denga judul "SIKECIL" mendayu indah dalam sana.
Kapankah dia besar
Kapankah dia bahagia
Kapankah dunia jadi miliknya
Banyak orang berkata
Sikecil indah dimanja
Wahai tangan lembut mulia angkatlah dirinya
Hanya dihadapan Tuhan
Semua tiada perbedaan
Tinggikanlah keimanan
Insya allah.
Melly sedikit bergoyang ria mendengar Alunan musik dangdut dan suara indah dari Bunda Rita sugiarto hingga membuat Jhony hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus fokus mengendarai mobilnya.
👉Terus bagi like, coment, vote, Favorite dan rate bintang limanya ...trima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Supartini
oa pecinta dangdut juga to
2022-12-26
0
Berdo'a saja
👍👍👍👍
2022-10-16
0
Vanda Saderyana
keren ceritanya thor
2022-01-05
0