Sementara itu, di kediaman Hafid Tampak pria parubaya itu begitu geram setelah mengetahui kalau kaki tanganya dipenjara akibat ketahuan berbuat curang pada perusahaan DYANA grup.
Semua barang-barang dalam ruang kerjanya sudah dia hampaskan ke lantai.
"Siapa sebenarnya Jhony itu! kenapa begitu cepat dia mengetahui kalau di dalam perusahaan itu ada seorang penyusup. Padahal, selama Hambali menjadi CEO disana, semuanya berjalan biasa-biasa saja tanpa ada kendala seperti ini." ucap Hafid yang duduk di kursi kerjanya saat itu sambil menopang dagunya menggunakan tangan kananya.
Tidak lama kemudian seorang perempuan parubaya muncul dari arah pintu. Matanya melotot ketika melihat ruangan itu bagaikan kapal pecah yang habis di hantam gelombang tsunami.
"Sayang apa-apan ini!.kenapa semua benda dalam ruangan ini berhamburan seperti ini!." ucap Perempuan parubaya itu mendekat kearah Hafid.
Lama Hafid terdiam.....
"Semua rencana kita untuk mengalahkan DYANA grup sudah di ketahui oleh CEO baru itu." Hafid dengan tatapan kosong menatap kearah depan dan tetap pada posisi semula dengan tangan menopang dagunya.
"Apa! masa secepat itu dia bisa membaca pergerakan kita!, padahal dengar-dengar baru hari ini dia masuk menggantikan Hambali yang sedang menjalani masa hukumanya di penjara" Shanty yang memplototkan matanya kearah Hafid yang saat itu sama sekali tidak melihatnya.
"Aku juga tidak tahu, cuman Aku dengar- dengar di kalangan pebisnis kalau dia memang disegani dan di takuti para pebisnis di kota ini saat dia menjabat sebagai sekertaris Tuan Aldo." Hafid menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi sambil mengusap wajahnya dengan kedua telapak tanganya.
"Apa yang yang kamu maksudkan itu Jhony?." tanya Shanty pada Hafid dengan sedikit menyondongkan kepalanya kedepan.
Hafid tiba-tiba mengalihkan pandanganya kearah Shanty ketika bibir perempuan parubaya itu menyebut nama Jhony.
"Iya benar.! Apa kamu mengenalnya?." tanya Hafid balik pada Shanty dengan tatapan tajam.
"A...ku sama sekali tidak mengenalnya. Cuma orang-orang sering menyebutnya dengan sebutan sekertaris Jhony." balas Shanty terbata-bata sambil mengalihkan pandanganya ke tempat lain.
"Apa yang di maksud Hafid tadi itu Jhony anak Babu yang dulu bekerja di rumah ini?. Kalau memang itu benar maka akan terjadi perang besar antara Ayah dan Anak. Wah ini benar-benar seruh dan tidak bisa di lewatkan." ucap Shanty dalam hati sambil tersenyum tipis.
Tidak lama kemudian Hafid bangkit dari tempat duduknya dan melangkah kearah Jendela. Mata pria parubaya itu menerawang keluar sana.
Tanpak hamparan tanah luas dan di tumbuhi rumput hijau seakan-akan memberi ketenagan hati pada Hafid.
Hafid sering memandangi tempat itu saat dirinya sedang ada masalah besar seperti sekarang ini.
"Sayang, bagaimana dengan peluncuran produk baru perusahaan kita!. Apa perusurahan DYANA grup juga sudah mengetahui kalau kita akan meluncurkan produk yang hampir sama dengan produk yang akan mereka lurcurkan juga." tanya Shanty sambil melangkah mendekat ke arah Hafid lalu memegangi pundaknya.
"Tentu saja mereka tahu. Bukan cuman itu, mereka juga sudah tahu kalau sebagian besar ide produk mereka sudah kita curi." jawab hafid yang masih menatap kearah luar.
"Terus bagaimana caranya supaya produk kita bisa laris di pasaran, sedangkan kita tahu bersaing dengan perusahaan DYANA grup sangat susah. Para konsumen mereka begitu percaya dengan semua produk yang mereka produksi. Sedangkan kita hanya mengcopy produk dari DYANA grup dengan cara curang!." tanya Shanty lagi pada Hafid.
"Itulah yang membuat Aku pusing. CEO baru ini membuatku gila. Hah......!" Hafid mengacak-acak rambutnya begitu kasar. Tampak pria parubaya itu sangat stres dengan kemunculan Jhony di DYANA grup.
Tidak lama kemudian, dari arah pintu masuk, muncul seorang pria kira-kira berumur dua puluh sembilan tahun berjalanya sempoyongan dan bahkan dia beberapa kali hampir terjatuh mendekat kearah Hafid dan Shanty.
Hafid dan Shanty yang melihat anak semata wayangnya itu berjalang oleng segera berlari dan menangkap tubuhnya.
"Raka kenapa kamu Nak." tanya Hafid dengan wajah begitu panik.
"Raka lagi 'play' Pa " jawab Raka tersedak sambil mengelus wajah Hafid yang di tumbuhi dengan bulu-bulu halus.
"Raka kamu mabuk lagi!." tanya Shanty lalu menjepit hidungnya menggunakan kedua jarinya karna bau alkohol dari mulut Raka sangat menyegat di hidungnya.
"Raka tidak mabuk mam! Raka hanya terbang melayang di udara lepas." jawab Raka masih tersedak akibat terlalu banyak minum minuman beralkohol.
"Sayang, kita bawa Raka ke kamarnya! kasihan dia, pasti kepalanya begitu pusing." ucap Hafid yang masih begitu menguatirkan keadaan putranya itu.
Shanty hanya mengangguk pelan tanda mengiyakan ucapan suaminya.
Hafid dan Shanty membopong tubuh Raka keluar dari ruangan itu kemudian menuju kearah kamar milik Raka.
Setelah mereka tiba di kamar milik Raka mereka membaringkan tubuh raka diatas pembaringan dan menyelimutinya.
"Sayang kenapa anak kita bisa seperti ini!. sejak pulang dari luar negeri kelakuannya makin menjadi! kalau sampai dia begini terus maka penerus H&S grup akan hilang di telan bumi." ucap Hafid memandangi Raka yang sudah terbawa dalam mimpi indahnya.
"Jangan bicara seperti itu. Suatu saat putra kita pasti akan sadar. Dan bila saat itu tiba, maka yakinlah perusahaan kita pasti akan besar di tangan putra semata wayang kita ini." balas Shanty sambil mengelus pundak suaminya.
"Semoga saja!." ucap Hafid sambil menganggukkan kepalanya.
Hampir sudah sepuluh menit Hafid dan Shanty dalam kamar Raka, hingga akhirnya mereka mereka memutuskan untuk keluar dari dalam sana.
Kedua pasangan suami istri itu melangkah menuju kearah ruang tamu.
Tapi belum juga mereka mendudukkan tubuh mereka diatas sofa, tiba-tiba handpone dalam saku celana Hafid berbunyi lalu bergetar.
Hafid meregoh saku celananya dan mengeluarkan handponenya dari dalam sana.
Hafid menatap layar benda pipih miliknya tersebut dan mendapati Elsa sekertarisnya sedang memanggil.
"Iya ada apa Elsa!." tanya Hafid
"Maaf sebelumnya Tuan kalau Saya mengganggu waktu dan juga ketenangan Anda!, Saya cuman ingin menyampaikan kalau perusahaan DYANA grup sedang gencar-gencarnya mencari model untuk produk terbaru mereka." balas Elsa dari dalam sana.
"Mencari model!., jadi mereka ingin mengiklankan besar-besaran produk kecantikan yang hampir mirip dengan produk baru kita itu?." tanya Hafid lagi pada Elsa.
"Benar sekali Tuan! bahkan mereka sedikit membating harga dari harga yang mereka patok sebelumnya. Itu artinya produk kita pasti akan kalah bersaing mulai dari kualitas dan juga harga." Balas Elsa.
"Kuarang ajar! Jhony benar-benar ingin mengajakku berperang!. kalau begitu kamu pantau terus perusahaan DYANA grup dan kita pikirkan lagi nanti bagaimana caranya untuk mengancurkan setiap rencana mereka." ucap Hafid sambil mematikan sambungan teleponenya dengan Elsa.
Sementara itu Shanty yang mendengar pembicaraan antara Hafid dan Elsa hanya tersenyum-senyum. Entah ada rencana terselubung apa di pikiran perempuan parubaya itu.
👉terus beri like, coment, votenya ya ....terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Supartini
pembalasan dimulai
2022-12-26
0
Berdo'a saja
kalian sendiri yang akan hancur
2022-10-16
0
Nurul Azizah
si raka bukannya ayahnya dirga suaminya rika ya..oq namanya sama dg anak ny hafid...
2022-06-28
0