Lampu merah berganti kuning. kembali Lina menjalankan motornya menuju tempat pemakaman Ibu Melly.
"Mell, Kiri apa kanan nich!.soalnya Aku rada-rada lupa jalananya."
"Belok kiri Lin. Dasar pikun." ucap Melly sambil menunjuk kearah kiri.
"Apaan si namanya juga lupa."
Tapi belum juga Lina membelokkan motor miliknya ke arah kiri sebuah mobil sudah menghadang mereka di depan.
Sehingga Lina seketika itu juga merem mendadak kendaraanya.
"Woe.....Emang ini jalan milik Nenek moyong loe. Seenak jidadmu menghalangi jalan pengguna kendaraan lain." Teriak Lina dengan suara bassnya.
"Tenang Lin, kayaknya mereka ada niat jahat pada kita."
"Rasa-rasa begitu deh. Tapi dalam sejarah per ojekan Aku gak pernah tu ada masalah dengan penumpangku. Mungkin mereka ada urusan dengan kamu kali Mell.?"
"Aku rasa Aku juga tidak ada masalah selama ini. kita lihat saja apa yang akan mereka lakukan pada kita." ucap Melly memegangi kedua pundak Lina.
Tampak dari arah mobil keluar dua pria berbadan besar, berambut gonrong dan memakai jaket kulit.
Keduanya melangkah mendekat kearah Melly dan Lina yang saat itu masih berada diatas motor.
"Turun kamu!" bentak pria berbadan kekar itu sambil menunjuk kearah Melly.
"Untuk apa aku turun!, memangnya ini kendaraan milik nenek moyan loe!."
"Kau benar-benar perempuan yang tidak ada takutnya sama sekali. Apa kamu masih ingat peristiwa tujuh tahun silam di termil tua itu." ucap Preman tadi sambil memplototkan matanya kearah Melly.
Melly mencoba mengingat kembali peristiwa tujuh tahun silam dimana dia saat itu di kejar oleh beberapa orang preman masuk kesebuah terminal tua.
"Oh ..! Aku ingat dan tidak akan pernah melupakan kejadian yang hampir merengguk nyawa dan kehormatanku itu. Kenapa kalian hanya berdua dimana yang lain biar Aku bereskan kaian satu-persatu." Melly turun dari atas motor.
"Melly hati-hati mereka terlalu kuat untuk menjadi lawan kamu." Lina mencoba menghalangi Melly dengan menarik tanganya.
"Jangan takut selagi kita di jalan benar, Allah pasti melindungi kita. Nyawa kita satu begitupun dengan nyawa mereka." Melly sedikit maju kearah kedua preman itu.
"Lancang sekali mulutmu betina. Ayo tangkap dia." ajak Preman tadi kepada temanya.
Kedua preman itu mulai melancarkan aksinya kearah Melly.
Dengan cekatan Melly menghindar dari terjangan dan pukulan kedua preman itu.
Beberapa pukulun dan tendangan dari kedua preman itu dengan mudah Melly bisa hindari walau dengan susah payah.
Dua lawan satu, pria berotot dua dan lawannya satu perempuan yang terlihat sangat gemulai. Sungguh pertarungan yang sangat tidak seimbang.
Pertarungan sengit pun tidak berlangsung lama.
Tiba-tiba Melly terlempar ke belakan karena mendapat pukulan dan tendangan dari kedua preman itu.
"Kenna loe." ucap preman tadi sembari tersenyum menatap kearah Melly.
Lina yang melihat Melly mendapat tendangan dan pukulan dari kedua preman itu dengan sigap menangkap tubuh Melly.
"Mell, Kamu tidak apa-apa!." Lina yang menopang tubuh Melly menggunakan tubuhnya.
"Aku tidak apa-apa Lin." Melly berdiri tegak seperti semula.
"Tapi Mell, Mulut kamu berdarah."
"Ini hanya luka kecil bagiku, jadi tenanglah. Tolong pegangkan handponeku, biar Aku membereskan kedua b4jingan ini." Melly mengeluarkan handponenya dalam saku celana lalu menyerahkan kepada Lina.
Lina mengambil benda pipih itu dan menyimpan kedalam tas milik Melly yang sedari tadi tergantung di stir motornya.
"Rupanya nyalimu besar juga, sudah terluka kamu masih belum mau menyerah juga." si preman dengan nada mengejek.
"Kalian jangan banyak omong. Majulah!." Melly memasang kuda- kuda sambil mengepalkan kedua tangannya.
Kembali kedua preman itu mengelilingi Melly.
"Rasakan ini....." preman yang memiliki postur tubuh tinggi besar lalu mendaratkan pukulannya kearah Melly. Dengan cekatan Melly memutar tubuhnya dan memberi sebuah tendangan keras kearah perut pereman tersebut hingga terjunggal diatas aspal.
Melly tersenyum sinis melihat kearah preman itu yang sedang mencium tanah air.
"Sekarang giliran kamu." ucap Melly sambil menggoyangkan jari-jarinya untuk memberi isyarat kepada pereman yang satunya untuk segera maju.
Tanpa aba-aba preman itu maju dan kembali mencoba mendaratkan pukulanya kewajah Melly. Tapi naas belum juga ia mengangkat tanganya ke udara sebuah benda padat sudah terlebih dulu mendarat tepat di wajahnya hingga membuatnya tersungkur diatas trotoar.
Puck.........
" Enak bukan! makanya jangan macam- macam dengan Mantili." ucap Lina sambil memukul-mukul helm di telapak tangan kirinya.
Melly mengangkat ke dua jempol kearah Lina sembari tersenyum.
"Ayo kalian berdua bangun, jangan jadi pengecut. Badan saja mirip badak tapi nyali kalian seperti kupu-kupu." Melly sembari melipat kedua tanganya di depan dada.
Preman pertama mencoba bangun dari atas aspal sambil memegangi perut yang terasa sakit lalu mendekat kearah Melly.
"Kau benar betina kurang ajar." Kembali preman tadi mendaratkan pukulannya kearah Melly tapi dengan cekatan Melly menangkap tangan preman tersebut dan berteriak.
"Lina giliranmu.......
Pluck........
Dengan cekatan Lina mendaratkan helmnya ke wajah preman itu dengan sangat keras hingga tak hayal lagi darah segar pun keluar dari kedua lobang hidung preman tersebut.
"Aooo........" preman itu ringis sambil memegangi hidungnya yang penuh dengan darah.
"Apa kalian berdua masih mau lagi." ucap Lina yang lagi- lagi memukul- mukulkan helm ke telapan tangan kirinya.
Kedua preman tersebut sudah tidak sanggup berbuat apa-apa lagi, keduanya merangkak pergi menuju mobil yang mereka tumpangi tadi.
"Hu......." Teriak Lina kearah kedua preman itu sambil menendangkan kakinya kearah mereka.
Tidak lama kemudian mobil sang preman melaju dengan kecepatan tingggi meninggalkan tempat itu.
"Melly kemarilah biar lukamu Aku obati." Lina mengeluarkan obat merah dari dalam bagasi motornya.
Melly mendekat kearah Lina sambil duduk diatas trotoar pinggir jalan.
Lina dengan telaten mengonati bekas luka dan lebam yang ada di wajah dan mulut Melly.
Setelah dirasa cukup Lina memasukkan kembali obat dan kapas kedalam bagasi motor lalu menutupnya.
"Trimah kasih Lin." Melly dengan nada lirih.
Lina hanya tersenyum membalas ucapan Melly.
"Melly sebenarna mereka itu siapa?.Kenapa mereka mengincarmu !." ucap Lina duduk di samping Melly.
"Aku juga tidak tau siapa sebenarnya mereka itu. Yang Aku tahu mereka itu mencoba membunuhku dan juga memperkosaku. Entah apa salahku pada mereka." Melly dengan tatapan kosong memandang ke arah jalan yang saat itu sunyi oleh pengendara mobil maupun motor.
Lama mereka terdiam disana hingga Melly bangkit dari duduknya.
"Ayo Lin, antar Aku ke makam ibuku." Melly menarik tangan Lina.
Tidak lama kemudian mereka berdua meningalkan tempat itu menuju tempat dimana Ibu Melly di kebumikan.
👉Beri like, coment, vote , favorite dan rate bintang lima ya ...trima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Supartini
melly melly jadi mantili ya tp hebat buatmumelly
2022-12-26
0
Berdo'a saja
siapa mereka yaa
2022-10-16
0
Zainab MamaZelly
Alhamdulillah,Usai baca kisah Gisel dan Aldo mummy sambung terus bab Melly...
2022-05-08
0