Jhony terpaksa membawa Melly ke rumahnya karna ia tidak tahu kemana ia harus membawa wanita itu.
Tidak lama kemudian, Mereka tiba di sebuah rumah yang terbilang mewah.
Jhony mengangkat tubuh Melly dari dalam mobil, kemudian membawanya masuk kedalam rumah.
Jhony terus Melangkah menuju ke sebuah kamar dan meletakkan tubuh Melly diatas pembaringan.
Setelah dirasa beres, Jhony melangkah keluar dari dalam kamar tersebut dan tak lupa menutupnya kembali.
Jhony kemudian melanjutkan langkahnya menuju kearah kamar pribadinya. Tak lama kemudian, Jhony keluar dari dalam sana sambil menenteng sebuah baju kaos dan celana Jogger yang biasa ia gunakan saat santai atau joging.
Jhony kembali melangkah menuju kearah dapur untuk menemui seseorang disana.
"Bi Joana ..!" panggil Jhony pada seorang perempuan parubaya yang sedang bergelut dengan alat dapur.
"Eee.. Tuang Jhony maaf-maaf." ucap Bi Joana sambil melap kedua tanganya pada celemek yang ia gunakan.
"Bi..! bisa Jhony minta tolong sebentar?." ucap Jhony pada Bi Joana.
"Minta tolong apa Tuan?." tanya Bi Joana sedikit heran.
"Tolong Bibi gantikan pakaian wanita yang ada dalam kamar tamu, dengan pakaian ini." ucap Jhony sambil menyodorkan sebuah baju kaos dan celana jogger kepada Bibi Joana kemudia berlalu pergi.
Bi Joana mengeryitkan dahinya. Perempuan parubaya itu baru mau bertanya lebih lanjut tapi sayang, Jhony sudah menjauh, bahkan sudah menghilang di antar dinding ruangan dapur dengan dinding ruangan lainya.
Mau tidak mau, terpaksa Bi Joana harus menghentikan aktifitasnya untuk sementara waktu di dapur dan mengikuti perintah majikanya tadi.
Bi Joana melangkah menuju arah kamar tamu sambil membawa baju serta celana yang di beri Jhony tadi padanya.
Setelah tiba di depan kamar tamu, Bi Joana memutar gagang pintu kamar tersebut dan sedikit mendorongnya.
Dari dalam sana, tampak seorang wanita muda sedang terbaring lemah diatas pembaringan.
Bi Joana kemudian mendekat kearah Melly, dan menatap wajah Melly untuk beberapa saat.
"Siapa sebenarnya wanita cantik ini! Kenapa Tuan begitu perhatian padanya!, sampai-sampai menyuruh Bibi mengganti pakaianya, menggunakan baju dan celana kesukaan Tuan." ucap Bi Joana yang masih terus memandangi wajah cantik Melly.
"Ah sudalah itu bukan urusanku."
Bi Joana kemudian mengganti pakaian Melly menggunakan pakaian yang diberikan Jhony tadi padanya. Walau sedikit kelihatan kedogoran tapi masih tetap bagus di pandang mata.
Bi Joana kemudian mengambil baju milik Melly untuk ia cuci. Tapi belum juga Bi Joana melangkah keluar dari kamar itu, Bi Joana kembali berbalik dan memperhatikan wajah Melly untuk sesaat.
"Gadis ini tidur apa pingsang ya?." kalau tidur pasti ia sudah bangun saat Bibi mengganti pakaianya. Terus kalau pingsang! pingsang karna apa? mustahilkan Tuan Jhony memberinya obat bius atau obat perangsang. Ah sudalah itu bukan urusan Bibi." ucap Bi Joana melangkah keluar dari kamar itu dan tak lupa menutupnya kembali.
Sebenarnya Melly tidak tidur tapi lebih tepatnya ia pingsan. mungkin lantaran kecapean atau karna pukulan yang diberikan para preman-preman tadi baru ia rasa. Jhony tidak menyadarinya ia hanya menganggap kalau Melly itu hanya tertidur pulas.
Sementara itu di sebuah ruangan. Jhony sedang memandang kearah layar laptop kerja yang biasa ia gunakan.
Pria tampan itu sesekali mengeryitkan dahinya, melihat grafik keuangan perusahaan Dyana grup yang sebelumnya bernama Hambali grup.
Gisel sengaja mengganti nama perusahan Hambali grup menjadi Dyana grup untuk mengenang Almarhuma Ibunya.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan perusahaan itu?. Kenapa lebih besar pasak dari pada tiang. Apa Tuan Hambali menggunakan uang perusahaan tanpa memikirkan dampak buruknya pada perusahan itu!. Ataukah ada staf di perusahaan itu yang mencoba menggelapkan uang perusahaan tanpa sepengetahuan Tuan Hambali?." ucap Jhony sambil menyandarkan tubuhnya di punghung kursi kerjanya.
Jhony menatapi lagit-langit kamar. Pertanya demi pertanya silih berganti muncul dalam pikiranya.
Tidak lama kemudian, tiga suara ketukan pada daun pintu ruangan itu terdengar jelas di telinga Jhony.
Tock...tock....tock.
"Tuan! Makan malam sudah siap." ucap Bi Joana sedikit berteriak dari luar sana.
"Iya Bi, tunggu sebentar." balas Jhony sembari menutup layar laptopnya kemudian berdiri dan melangkah kearah pintu.
Jhony menarik gagang pintu tersebut dan menariknya. Tampak di luar sana Bi Joana senang berdiri sembari tersenyum padanya.
"Maaf Tuan, Saya mengganggu Anda. Bibi hanya mau kasih tahu kalau makan malam sudah Bibi siap."
"Terima kasih Bi! ngomong-ngomong apa gadis itu sudah bangun?." Tanya Jhony pada Bi Joana.
"Bibi juga tidak tahu Tuan, soalnya Bibi tadi sibuk di dapur. Kalau Tuan mau, biar nanti Bibi ke kamarnya dan mencoba mengajaknya untuk menemani Tuan makan malam." jawab Bi Joana.
"Tidak usah Bi! biar Aku yang kesana, sekalian mengajaknya untuk makan malam. Bibi istirahat saja, pasti Bibi sangat capek mengurus semua kebutuhan Aku, mulai pagi sampai malam." ucap Jhony menepuk pundak perempuan parubaya itu dan melangkah menuju kamar dimana Melly kini sedang berada.
"Terimah kasih Tuan." balas Bi Joana sambil mentup pintu ruang kerja yang di tinggalkan Jhony begitu saja.
Jhony terus melangkah menuju kamar tamu. Tidak begitu lama kemudian, kini ia sudah tiba di depan kamar tersebut.
Jhony mengetuk daun pintu kamar untuk beberapa kali. Karna tidak mendapat jawaban, Jhony kemudian memutar gagang pintu tersebut dan sedikit mendorong hingga daun pintu terbuka dan mendapati Melly masih tergeletak diatas pembaringan.
Jhony melangkah masuk kedalam kamar itu, kemudian duduk di kursi tepat di samping tempat tidur.
Jhony menatap lekat kearah wajah Melly yang masih terlihat lebam bekas pukulan para preman tadi.
"Kasihan juga gadis ini. Walau orang-orang melihatnya begitu tegar tapi sebenarnya hidupnya begitu menderita. Ayahnya memaksanya menikah untuk meraut keuntungan besar darinya." ucap Jhony sambil menyingirkan beberapa helai ramput yang menutupi wajah Melly.
Karna mendapat sentuhan lembut dari sesorang, Melly tiba tiba tersadar dan langsung menagkap tangan Jhony yang masih asyik menyingkirkan beberapa halai ramput dari wajahnya.
"Apa yang kamu lakukan padaku." ucap Melly sambil mencoba duduk diatas pembaringan.
"A..ku hanya menyingkirkan kecoa yang tadi menempel di bajahmu." ucap Jhony sedikit gagap dan mencoba mencari alasan agar Melly tidak marah padanya.
"Apa?, kecoa...!" Melly sedikit berteriak dan tak hayal lagi, gadis itu segera melompat di pangkuan Jhony sakin takutnya mendengar binatang menjijikkan itu.
Melly terus meronta di atas pangkuan Jhony. Sementara kedua tanganya memegang kuat pada leher pria itu.
"Mana kecoanya ...mana kecoanya! cepat usir dari sini." ucap Melly yang terus saja meronta sambil menendang-nendangkan kakinya.
Jhony terbahak-bahak melihat tingkah Melly yang seperti anak kecil
👉terus dukung author dengan memberi like,comen,vote dan rate bintang lima ya terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Supartini
😄😄😄😄😄😄😄
2022-12-26
0
Berdo'a saja
waah pingsan tidak tau
2022-10-16
0
Alfa El_Vina
hahaha.... jagoan takut kecoak Mel.... Mel.... 😂😂😂😂
2022-03-21
0