Efendi terdiam tapi hatinya begitu geram. Itu terlihat dari tatapanya yang masih tajam ke arah Jhony dan David.
Pelan-pelan pria parubaya kembali duduk pada kursinya semula.
"Nina! berikan selembar kertas juga untuknya." perintah Jhony pada Nina yang masih setia berdiri di sampingnya kala itu.
"Baik Tuan." balas Nina lalu melangkah mendekat kearah Efendy.
"Silahkan Pak Efendy." Nina meletakkan selembar kertas diatas meja lalu mendorongnya sedikit kedepan Efendy.
Efendy mengambil kertas yang ada di depanyanya lalu memperhatikanya dengan seksama.
"Apa-apaan ini! kenapa kamu memberiku kertas yang tidak ada guna sama sekali seperti ini." Efendi lalu mengepal kertas tersebut dan menghempasnya ke atas lantai.
"Sudah ketahuan bukan! orang yang bersalah pasti akan emosi melihat apa yang tertera di kertas itu." David dengan tersenyum tipis.
"Sudah Pak David, jangan menambah keruh suasana." ucap Jhony kepada David.
"Maafkan Saya Tuan." balas David sedikit mengangukkan kepalanya.
"Bagaimana Pak Efendy!, apa kamu mau mengaku?." Tanya Jhony menatap kearah Efendi.
"Me..me..ngakui apa maksudmu." balas Efendy dengan suara terbata-bata.
"Kamu padai sekali berkilah! cepat katakan, kamu kemanakan sebagian uang perusahaan selama ini!." tanya Jhony lagi dengan tatapan tanyam kearah Efendy.
"Kamu jangan menuduhku sembarangan!. kalau kamu ada bukti Aku menggelapkan uang perusahaan, tolong kamu tunjukkan!, Jangan seenaknya memfitnaku seperti ini. kalau kamu hanya bicara omong kosong akan kulaporkan dirimu ke pihak yang berwajib sebagai pencemaran nama baik.Paham." bentak Efendy kepada Jhony dengan nada lantang.
"Kamu memang tua bangka tidak tahu diri. Baiklah kalau kamu memang berkeras hati tidak mau mengakui kesalahanmu, maka jangan salahkan Aku bila aibmu Aku umbar di depan umum." ucap Jhony mulai tersulut e
mosinya.
"Apa maksudmu dengan Aibku." Efendy yang mulai terlihat panik.
"Lihat saja permainanku! nanti."
Plock...plock ...plock...
Jhony bertepuk tigakali untuk memberi kode pada seseorang.
Tidak lama kemudian dari arah pintu muncul Tyo membawa seorang perempuan muda, cantik dan tentunya seksi melangkah mendekat kearah Jhony.
Mata Efendy tiba-tiba terbelalak melihat siapa yang datang. Dengan sekuat hati pria parubaya itu mencoba menahan diri.
"Nona, perkenalkan dirimu sekarang." ucap Jhony tampa memandang perempuan cantik itu tetapi tatapanya fokus memandang kearah Efendy yang mulai terlihat gelisah.
"Nama Saya Angline Tuan."
"Terus apa hubunganmu dengan Pak Efendy?." tanya Jhony pada Angline.
"Pak Efendy adalah suamiku." Jawab Angline dengan mantap.
Suara para perserta rapat mulai terdengar lagi setelah beberapa waktu sempat vakum.
"Oh ..ternyata isri muda ya...." ucap Joko dan di sambut gelegar tawa oleh peserta lainya.
"Sudah tua sukanya sama rumput muda...! Emanya kuat berapa ronde Pak Efendynya Nona? ha ha ha.." sambung seorang peserta rapat terbahak-bahak sambil memukul-mukul meja.
"Paling-paling nafsu kuda tenaga Ayam! nafsunya besar sekali masuk langsung loyo ...ha ha .ha..." sambung yang lainya hingga membuat ruang rapat di penuhi dengan gelegar suara tawa.
"Cukup....." bentak Efendy sambil memukul meja rapat dengan sangat keras.
Sontak membuat suasana yang tadinya riuh kini hening seketika.
Efendy berdiri dari tempat duduknya dan melangkah mendekati Angline.
Efendy menarik kasar lengan Angline dan membawanya sedikit menjauh dari tempat itu.
"Kenapa kamu kemari?. tanya Efendy yang masih memegang kuat lengan perempuan cantik itu.
"Lepaskan Sayang!, sakit tahu." ucap Angline meringis dan mencoba melepaskan genggaman tangan Efendy pada lenganya.
"Jawab dulu pertanyaanku tadi!. kenapa bisa kamu sampai disini?." tanya Efendy pada Angeline untuk kedua kalinya.
"Pria itu memaksaku dan juga membohongiku! kanya kamu akan di angkat menjadi CEO dan kamu ingin Aku mendampingimu." Jawan Angeline sambil menunjuk keara Tyo.
Tyo yang mendapat tunjuk dari Angeline segera mengangkat kedua tanganya membentu hurup V lalu tersenyum kerbau memperlihatkan sederetan gigi putihnya.
"Terus kamu membuka semua kedok kita di depan dia!." bentak Efendy pada gadis cantik itu.
" Tentu saja! kenapa harus menyembunyikan kalau kenyataanya memang seperti itu." Jawab Angeline dengan santai walau orang yang ada di hadapanya sudah di penuhi api kemarahan
"Bodoh, dasar perempuan sial." Efendy begitu geram dan mengankat tangan kananya sedikit tinggi ingin menampar wajah Angeline.
Tapi belum juga tangan Efendy menyentuh wajah mulus itu, seorang perempuan parubaya masuk di temani dua remaja. Satu cewek dan satunya lagi cowok.
Perumpuan parubaya itu masuk sambil bertepuk tangan dan tersenyum sinis memandang kearah Efendy dan Angeline.
Plock ...plock ..plock .....
Kembali untuk kedua kalinya mata Efendy melotot melihat siapa yang datang menghampirinya.
"Oh ternyata kamu menipu kami selama ini!. kamu curang di belakang kami dengan berbagai alasan yang kamu buat-buat. katamu sibuk di kantorlah, inilah, itulah, ternyata kamu kawin diam-diam di belakang kami. Sungguh kamu padai sekali menyembunyikan kebusukanmu sampai-sampai kami menganggapmu sebagai malaikat pelindung ternyata, kamu cuma rubah yang bersembunyi di topeng kebenaran." ucap Perempuan parubaya itu mencoba tegar tapi tetap saja air matanya tidak bisa berbohong.
Butiran-butiran keristas membasahi wajah perempuan itu yang sudah mulai kelihatan garis keriput pada kulitnya.
"Ini istri kamu ya sayang! ternyata benar katamu, dia sudah terlihat lusuh dan sudah Expire," ucap Angelina mengayut manja pada lengan Efendy.
"Diamlah Angeline!." bentak Efendy.
"Oh ..ternyata selama kamu mengataiku lusuh dan Expire setelah mendapat wanita yang lebih muda!.ingat Efendy, Aku yang ada disaat kamu susah bukan dia!. Setelah kamu memiliki jabatan bagus kamu menggantikanku dengan perempuan lain. Aku ini bukan baju yang bisa sesuka hatimu menggantiku dengan yang baru setelah Aku lusuh.
Baiklah Efendy kalau itu maumu. Mulai sekarang Aku bukan istrimu lagi dan kamu bukan suamiku lagi. Kita berdua sudah bebas dari ikatan pernikahan itu. Soal surat cerainya nanti Aku kirimkan padamu. jadi mulai hari ini kita menentukan jalan kita masing'masing. Soal anak-anak biarkan mereka menuntukan sendiri kemana mereka akan ikut. Ke Aku atau ke kamu!." ucap Perempuan parubaya itu dengan sangat yakin tapi kita tidak tahu bagaimana dengan hati yang dia miliki. Apakah sekuat ucapanya atau rapuh serapuh-rapuhnya seperti dahan kering.
"Tapi....Nia!" ucap Efendy sedikit maju untuk menyentuh Nia, tapi segera terhenti karna anak laki laki yang bersama Nia tadi maju menghadangnya.
"Sudah jangan sentuh Ibuku lagi. Cukup sudah derita yang Anda tanam dalam hatinya. mulai hari ini jangan datang menemui kami lagi. Anggaplah kami sudah mati dan kami pun menganggapmu juga sudah mati. Ayo bu kita pulang." ucap bocah labil itu menarik pergelangan tangan Ibunya dan juga pergelangan tangan adik perempuanya keluar dari tempat itu.
Efendy begitu hancur, semua dunianya terasa gelap pernikahanya selama bertahun-tahun hancur sekelip mata dengan ulahnya sendiri.
👉 terus bagi like, coment, vote nya ya trimah kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Supartini
hahaha tenaga kuda setelahnya ayam
2022-12-26
0
Berdo'a saja
mau setelah bangkrut apa wanita itu masih mau dg mu
2022-10-16
0
Rita Solang Taju
Tua tua si tua keladi.
Semain tua semakin menjadi.
Muda muda di daun muda.
Semakin meraup uang dan harta.
Hadeeeuu🙄🙄
2021-12-26
1