Seharian sudah Arina menghadap ke laptop miliknya dan bekerja, dia segera melirik jam dinding yang di hadapannya. Rupanya hari sudah menuju sore saatnya dia untuk berhenti bekerja.
Setelah keluar dari ruangan kerja dia sambut oleh bu Halimah, yang sedang membawa nampan berisi susu coklat dan kue.
Sambil merenggangkan otot dia berdiri di depan pintu ruang kerja, dan benar hari sudah sore.
"Sore nyonya muda, ini saya mau bawakan susu dan camilan," ucap bu Halimah sambil membawa nampan.
"Bawa ke bawah aja bu, nanti saya turun mau ambil ponsel dulu," dia sambil berjalan arah kamar tidur.
Setelah mengambil ponsel yang memang sedari tadi di tinggal di atas nakas kamarnya. Dia pun segera mengecek benda pipih tersebut benar notifikasi ponsel nya banyak termasuk dari sang asisten Rike.
Dia segera turun karna ingin menghabiskan makanan kecil yang di siapkan oleh bu Halimah. Tak lama dia duduk di ruang tv keluarga sambil menikmati makanan kecil, dia melihat suaminya yang muncul dan langsung memeluk dia.
"Mas ada apa sihh, kenapa wajahmu kok tegang," Arina sambil memandang wajah suaminya.
"Enggak, kamu tadi keluar rumah gak? Terus ada yang ikutin gakk?" Dia menyecar pertanyaan.
Arina yang heran dengan tingkah suaminya ini langsung berbalik, sambil mengeleng kepalanya.
"heran deh kenapa sih?" Arina bertanya penasaran.
Younga hanya menarik nafas kasar sambil membelai pucuk kepala istrinya pun langsung beranjak pergi. Arina yang heran hanya melanjutkan aktifitas makan dan kembali ke layar ponselnya.
Tadi siang Younga dikantor.
Siang ini dia memang sengaja berangkat siang karna ini sesuai yang di rencanakan waktu libur kemarin. Setelah sampai dia segera menuju ke ruangan kerja miliknya, dan mendapatkan surat kaleng yang entah siapa pengirim nya.
Setelah membaca ia membalakan mata, terus berteriak memanggil asistennya. Tak butuh waktu lama asisten Roy masuk ia segera menyodorkan surat tersebut.
"Jaga tingkahmu jika tidak kekasih mu akan ku lenyapkan"
Hanya itu yang di tuliskan tanpa ada apa-apa di dalam map coklat tersebut. Roy yang sigap langsung memerintahkan seseorang untuk mencari tau asal surat tersebut.
Kebetulan Ririn masuk ke dalam ruangan dia ingin menyampaikan berkas yang di tangannya. Asisten Roy yang bertanya asal surat tersebut, asisten Ririn puntak mengetahui asal surat itu. Karna dia hanya menerima semua berkas dari resepsionis.
Kembali kerumah.
Younga yang merenung di depan kaca kamar mandi sambil berfikir siapa yang tau jika ia memiliki wanita terdekat saat ini. Sambil mengepalkan tangan tak akan ku biarkan siapapun berani menyentuh istriku karna dia milikku. Iya Arina kamu milikku.
Emosinya mengendur setelah ia mendengar suara istrinya memanggil dia. Bahkan wajahnya yang tadi merah emosi kini telah reda karna mendengar suara istrinya.
"Mas kamu lagi mandi yaa?" Arina memangil seraya berjalan ke ruangan wardrobe untuk menyiapkan baju suaminya.
Younga yang memang telah selesai mandi langsung keluar dari kamar mandi, dan mencari sosok istrinya. Dia mengikuti ke arah ruangan ganti baju, langsung memeluk sang istri dari belakang.
Arina yang terkejut dan jantungnya berdegup kencang ini berusaha mengontrol suara agar tidak gugup. Dia yang berusaha menyibukkan tangannya ke arah kancing baju yang disiapkan untuk suaminya.
"Kamu, wangi banget aku tenang klo meluk kamu." Younga yang memeluk hanya menggunakan handuk melingkar di pinggang saja.
"udah cepet ganti baju ini, nanti masuk angin," ucap Arina sambil menyodorkan baju kemeja santai.
Younga gemas dengan tubuh mungil istrinya ini langsung mencium bibir dan **********, Arina yang kaget hanya diam tak membalas dengan ritme detak jantung yang cepat.
Arina hanya tersipu sampai Younga berhenti mencium bibirnya dan mengusap bibir merona merah jambu tanpa lipstik seraya mengecup kening istrinya.
Sambil memgang pundak istrinya dan berbisik "jangan kaku kamu, nanti ada saatnya kita sama-sama melihat luar dalam," sambil meraih baju yang di tangan Arina.
"ya ampun, kamu itu selain punya kebiasaan semau sendiri dan ternyata mesum apa ada lagi yang bakal aku tau dari kamu," pertanyaan mengintimidasi Arina sembari menyipitkan matanya.
"nanti juga kamu tau kalo kita sudah terbiasa." Younga yang sambil mengancingkan bajunya.
"aku turun duluan mas, kamu cepetan pake bajunya!" Arina berbicara sambil meninggalkan Younga.
Younga yang melihat tingkah gemas istrinya hanya bisa tersenyum puas, karna berhasil mencuri ciuman dari sang istri. Younga tau jika menikah sudah selayaknya istrinya melayani batinnya tapi ia tak mau gegabah dan menunggu kesiapan dari Arina sendiri.
Dia yang telah rapi menggunakan baju berniat ingin turun tapi mendengar suara ponselnya berdering segera ia urung kan dan menghampiri ponsel. Sebuah notifikasi dari asisten nya membuat ia membalakan mata benar dugaan dia bahwa si tua Bangka itu yang mengancam dia.
Seolah dia sudah tau betul mau diapakan musuhnya itu, ia pun turun ke bawah menyusul sang istri untuk makan malam.
Sambil menyusuri anak tangga ia turun perlahan, sambil melihat punggung istrinya yang sibuk di dapur di temani beberapa pelayan.
Dia langsung menuju ke arah istrinya itu, pelayan yang melihat tuannya itu menunduk seraya pergi karna melihat intrusksi tangan Younga. Dia melihat istrinya yang sibuk dengan blender dan beberapa potong buah hanya bisa melihat sambil berguman. Ternyata bener kata nenek wanita di dapur itu terlihat seksi.
Arina yang melihat suaminya yang berdiri di samping hanya bisa mengeleng kan kepala. Setelah selesai memblender ia segera menuangkan jus ke gelas dan menyodorkan ke suaminya itu.
DI KEDIAMAN SUROJO
"Apakah young sudah menerima surat kaleng yang kau kirimkan,"
"saya pribadi sudah pastikan dia menerima surat itu tuan," seorang berbaju hitam ini mengangguk.
"Bagus kau boleh pergi dan kembali bekerja."
"Younga aku tak akan membuat hidupmu tenang, selam kamu masih memiliki sifat yang sama seperti ayahmu aku akan mengiringmu ke pintu neraka" batin Surojo sambil meremas kertas.
"Daddy apakah deddy ada di dalam?" suara seorang gadis terdengar dari luar.
"ada, deddy di dalam masuk lah nak," perintah ayah ini.
"Deddy aku kemarin kekantor Younga tapi dia acuh sekali makanya aku kesal." decak manja anak gadis ini dan juga dia berbohong padahal ia belum sama sekali mengunjungi perusahaan milik Younga.
"biarkan saja dulu dia nanti dia pun datang ke daddy meminta ampun," lelaki tua ini berkata yakin.
"baiklah deddy, atur saja dan besok aku akan mulai bekerja di kantor memulai dengan jabatan yang kau berikan," seraja memegang lengan daddynya.
Memang anak dan bapak ini tak bisa di pungkiri bila memiliki keinginan harus tercapai tanpa melihat siapa yang jadi musuhnya.
🌿
Author mau kasih visual tapi berbentuk kartun ya gaessss, karna menurut ku lebih enak aja gitu. Maaf ya klo ceritanya agak lambat dan membosankan. Kalian boleh kok kasih kritik dan saran buat aku author anyaran 😄.
kira kira begini gaessss gambaran Arina dan Younga. Maafkan juga yang author kadang kadang upload lagi sibuk kerja juga 😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Yadi
hmmm.. Ariana setinggi apa Thor? apa setinggi bahu Younga atau setinggi hidung Younga?
2021-03-25
0
Bibit Iriati
akyu syuka visualnya Thor g harus Korea🥰🥰🥰
2021-02-04
2
Rita Sugiarto
ko kartun visualnya ga seru tau
2021-02-02
0