"wanita hebat, sangat hebat jujur aku mengagumi mu Arina kamu sangat mahir berbisnis."
Apa yang Arina ucapkan seolah dia tahu betul arahnya kemana, bahkan ia sempat melihat ke arah wajah Arina lama sekali.
Yahh itulah mengapa dia sedikit ragu menikah dengan orang yang belum ia kenal, karna kegagalan orang tuanya dulu dan kini kini menjadi tolak ukur Arina.
"tapi menurut ku percuma kita saling menolak, karena percayalah nenek ku pasti akan mencari cara menyatukan kita berdua." Younga menjawab dan menjelaskan dengan santai.
"menurut mas sendiri pandangan tentang pernikahan ehh perjodohan kita ini bagaimana?" Arina yang bertanya dengan sesama.
"Saya pribadi, percuma menolak karna nenek ku orang yang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau," dia menjelaskan kembali sifatbsang nenek.
"entahlah, aku belum tau." Arina frustrasi.
"ehh, baru pertama kali saya di panggil mas, kepada perempuan. Dan percayalah saya melihat kamu kedua kalinya," dia sambil menjelaskan memakan kacang.
"Yang bener mas? memang dari sekian banyak perempuan yang bertemu dengan mas belum ada sama sekali yang panggil mas? kok saya gak paham pernah ketemu mas," tutur Arina yang juga sedang menjapit salmon dengan sumpit di tangan dia.
Pembicaraan ini sepertinya akan menghasilkan sebuah pernikahan, sudah pasti dan di pastikan ini akan ada karna percayalah ini semua tidak bisa ditolak dengan sepihak.
Arina yang belum mengenal siapa Younga sama sekali, entah dia siapa? bagaimana sifatnya, perlakuan, dan apakah ia masih sendiri. Entah lah itu semua mampir di pikiran Arina saat ini.
Pertemuan hari ini pun akhirnya usai setelah Arina dan Younga saling berbicara tanpa menemui titik terang dan nenek Widia pun ingin mereka berdua bersatu dengan alasan kakek Arina lah yang jadi jembatan. Seperti apa kedepannya entah mungkin nanti akan merka pikirkan lebih dulu, untuk saat ini mungkin mereka butuh menjernihkan segalanya pikirannya.
🌿
Setelah dua hari pertemuan itu Arina tidak ada komunikasi lagi dengan Young hanya saja sang nenek lah yang kerap bertukar kabar dengan Arina. Arina sendiri belum tau kapan hari H itu ada dan datang, kini dia sedikit menyingkirkan pikiran itu.
Pekerjaannya saja kini sudah membuat nya pusing, siang ini dia hanya ada di kantor tak ada jadwal bertemu atau membahas Kerja sama dengan orang lain.
Tok...
Tok...
Tok..
"masuk..", perintah Arina.
"bu ada yang mau bertemu dengan ibu," Linda memberi tahu Arina.
"hemmm, Linda saya gak ada bertemu orang kan hari ini , kok ada yang mau bertemu saya siapa?" Arina memincingkan mata.
"katanya beliau ibu pasti tau siapa dia," dia memberikan Arina clue lagi.
"ouh, suruh masuk deh. Ohya Linda saya mau makan siang nasi liwet ya?" nada lapar Arina telah datang.
Setelah tamu itu di persilahkan masuk Arina terkejut siapa yang datang, Younga? Matanya membalak sebesar mungkin. Pertanyaan timbul demi pertanyaan entah apa tujuannya datang.
"ehhh, mas udah lama?" Arina sedikut basa basi yang tak karuan.
"baru, dateng kok. Wah interior kantor mu membuat ku betah sepertinya Naa!" dia berbicara sambil memutar pandangan ke seluruh sudut ruangan.
"aku suka yang simple tapi cenderung modern American style bisa jadi reference kok," Arina yang sambil beranjak dari kursi dan mempersilahkan duduk Younga.
"mau makan siang bareng saya?"
"aku barusan pesen makan Mas!" Arina menjawab santai.
"telat dong saya?" dia mengusap wajahnya.
"belum, atau mau makan siang bareng di sini sama saya. Mau makan apa nasi, steak, makanan ringan, makanan berat, atau makanan sehat," tawar Arina kepada Younga.
"hadeuhhh apa aja, ada sepertinya!" dia tersenyum puas.
"ee jangan salah," Arina tersenyum simpul. Dia bersifat welcome untuk siapa saja termasuk orang baru sekalipun.
"ya udah deh apa saja," dia berserah.
Tak berapa lama makanan yang di pesan telah datang, untung saja tadi Arina memesan porsi besar niat hati dia ingin mengajak Rike makan tapi Younga datang.
YOUNGA PART
Di kantor siang ini tak banyak pekerjaan, dia melihat jam tangan sudah waktunya makan siang. Tapi ada rencana lain di otak dia yang sedang di rencanakan.
"Roy, antar aku ke kantor Arina siang ini!" di berjalan melewati Roy
"iya pak, ada keperluan apa bapak menemui Nona Arina?" bertanya seraya memencet tombol lift khusus direktur.
"antar saja aku, kau tau alamat nya kan? Lalu kemarin aku suruh mencari tau tentang dia sudah lengkap bukan informasi tentang nona Arina?"pertanyaan yang meberondong asistennya.
" Sudah lengkap semua tuan tidak ada yang terlewat. Sepertinya nona Arina memang orang yang mandiri dan tidak butuh uang mengingat uang dia juga banyak bahkan saham yang ia miliki di beberapa perusahaan besar mampu menghidupi keluarga tujuh turunan." asisten Roy menjelaskan.
Younga tampak tersenyum tipis, selama ini dia selalu berhubungan dengan wanita yang selalu di sodori uang olehnya. Belum pernah berhubungan dengan wanita normal pada umumnya. Normal disini adalah wanita pekerja kantor atau sejenisnya dan wanita pemilik prestasi.
Karna semua wanita yang berhubungan dengan Younga hanya pekerja club, artis, model panas dan mungkin wanita malam biasa.
"Tuan sudah sampai." asisten Roy membangunkan lamunannya
"iya, wah rupanya dia memiliki gedung juga di bilangan ini?" terheran dia melihat.
"benar tuan, dia memiliki gedung kantor non sewa alias milik pribadi. Dan juga banyak anak usaha yang ia miliki," asisten Roy kembali memerincikan.
Mereka berdua turun dari mobil dan, benar bangun milik Arina ini sangat besar meski tak Sebesar milik Younga.
"wanita hebat, sangat hebat jujur aku mengagumi mu Arina kamu sangat mahir berbisnis.
" permisi bisa bertemu dengan nona Arina?" tanya Roy dengan resepsionis
" bisa pak, kebetulan ibu hari ini memiliki jadwal kosong, "balas resepsionis dengan sopan.
Resepsionis segera menelepon sekretaris Arina dan mereka menyetujui dan mempersilahkan Younga naik ke atas, ditemenin oleh sang reseprionis.
Setelah sampai di atas Younga melihat benar benar luar biasa ruangan ini, banyak buku-buku bacaan tentang bisnis.
Younga menghampiri meja sekretaris dan di sambut baik oleh Linda sekertaris pribadi Arina.
"selamat siang pak Younga," Rike sedikit terkejut dengan kedatangan Younga. Hanya melirik dan kembali ke tujuan dia ke arah lantai bawah. Sekertaris Arina yang sedang diruangan Arina untuk memberi tahu kedatangan tamu.
"bu ada yang mau bertemu, beliau bilang jika janda bertemu pasti tau orangnya," terang Linda.
"ouh, suruh masuk deh. Ohya Linda aku mau makan siang nasi liwet ya?" wanita ini mengizinkan
Akupun masuk dan benar ruangan Arina sangat bagus dengan gaya American style yang cozy membuat siapa saja tenang bekerja.
"ehhh, mas udah lama?" sapa wanita cantik ini.
"baru, dateng kok. Wah interior kantor mu membuat ku betah sepertinya Naa!" perkataan jujur dari mulut Younga.
"aku suka yang simple tapi cenderung modern American style bisa jadi reference kok," dia menuju ke arahku.
"mau makan siang bareng saya?" ku menawari dia makan siang, padahal ini hanya alasan. Karna sejujurnya aku ingin melihat perusahaan miliknya.
"aku barusan pesen makan Mas!" dia berkata membuatku sedikit terlambat.
"telat dong saya?" ku berbicara masih dengan fokus melihat isi ruangan kerja miliknya.
Entah dia adalah wanita yang membuat Younga menurunkan egonya, dan dia juga merupakan sosok wanita yang tak memamerkan kemewahan. Yahh meskipun memakai barang mahal tapi Arina tetap terlihat sederhana. Ini yang membuatnya mau mengenal dia, toh mungkin perjodohan ini tidak bisa di tolak atau di elak oleh siapapun aku atau dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Dirah Guak Kui
siapa yg tdk suka dgn perempuan yg mandiri, cantik, cerdas tdk natre
2021-11-30
0
Yadi
wow 😁😁😁
ternyata Ariana punya saham yg banyak dan nggak habis tujuh turunan, pantes Ariana nggak "matre" ketika bertemu dengan Younga 😁
Pasti dah Younga suka pada Ariana yg nggak matre, nggak genit dan akhirnya Younga jadi bucin akut pada Ariana 😁🤣😂
2021-03-25
0