Penentuan hari nikah

Jalanan terasa macet sekali di ibukota di sore ini, bahkan waktu pun akan segera malam. Arina memainkan jari di atas setir mobilnya yang sedari tadi hanya bisa jalan 2-3 meter saja.

"akan telat sepertinya aku, karna jalanan ini begitu macet" gerutu Arina di dalam mobil.

🌿

"masih lama Roy kita sampai?" Younga bertanya sambil melirik jam tangannya.

"sekitar dua puluh atau dua puluh lima menit kita akan sampai tuan", jawab asisten Roy penuh yakin.

"mati aku terlambat nenek bisa marah padaku ini," batin Younga. Dia melihat lihat jalanan yang padat ini entah sampai kapan kemacetan ini usai.

Namun matanya tertuju pada mobil BMW merah dan di kendarai oleh Arina yang sengaja membuka cap mobilnya sehingga terlihat jelas.

Bahkan para pengendara lainpun melihat ke arah Arina tapi, itu semua tak di gubris bahkan Arina terlihat cuek sekali dengan mereka yang melihat pasif kearahnya.

Wanita cantik mengendarai mobil mewah dengan penampilan formal blezer dan kaca mata hitam siapun yang melihat pasti akan tertegun dan takjub.

Younga yang melihat Arina pun tak ambil pusing segera ia memanfaatkan keadaan, supaya nanti jika dia terlambat dang nenek tak memarahi nya.

"Roy aku turun di sini, kamu lanjutkan jalan ke restaurant," pesan Younga seraya membuka pintu mobilnya, dan memakai kaca mata hitam miliknya. Roy yang kebingungan hanya mengiyakan bos nya itu tanpa berbicara karna Younga sudah melangkah keluar dan sudah menutup pintu mobil.

Secara tiba tiba Younga datang dang langsung naik.

" Macet, " Younga tiba tiba melompat ke dalam mobil Arina. Dan di sambut kaget dengan Arina, dan bahkan hanya memandang saja.

"Mas nekat, banget diketuk juga di bukain kok pintu mobilnya." Arina berkata sambil kaget dari mana asalnya dia ini.

"mau membantu calon suamimu ini?" tanya Younga.

"hahhh, yaaa akupun sedang buru-buru mas," Arina yang tiba tiba bingung.

"nanti apapun kesulitan mu aku akan bantu kembali?" tegas Younga.

"bukan begitu, akupun sedang penting ini," aku menyampaikan dengan lirih.

"aku tau nanti bilang padaku jika salah satu lawan bisnis mu di batalkan bilang padaku. Akan ku buat dia menyesal telah mengabaikan mu!" Younga berbicara dengan serius sambil menutup kap mobil Arina.

"hehh kok di tutup, dan lagi aku lagi gak ketemu sama calon investor atau kolega," decak Arina yang kesal karna tiba-tiba cap mobil nya di tutup oleh Younga.

"banyak orang memperhatikan kamu, berarti bisa membantu. Betul kan calon istri?" sambil tersenyum ke arah Arina.

"udara nya lagi seger, ganggu aja orang hirup udara sore," dengkus Arina.

"tidak baik bagi orang yang ingin di per istri orang tapi banyak yang memandang!" goda Younga.

"terserah deh mau bantuan apa ini, cepet udah mulai jalan ini?" Arina pasrah dan mengiyakan. Arina pun membatin apa mungkin dia ini suka berbuat semuanya bahkan memaksa.

Akhirnya kemacetan kini sudah terurai, dan telah lancar kembali . Arina menjalankan mobilnya ke arah restaurant Jepang yang di minta ibunya. Tak sampai 15 menit kini telah sampai, karna Arina mengendarai mobil degan kecepatan yang lumayan.

Mobil pun berhenti di depan restaurant Jepang dan Arina turun. Sebelum turun ia pun berbicara dengan Younga "aku akan kembali setelah meminta izin ibuku," tetaplah di sini

Tapi Younga malah ikut turun. "mungkin tujuan kita sama," menunjuk ke arah dua wanita yang masuk ke pintu restaurant.

Segera Arina mengusap wajahnya dengan kasar, pertemuan keluarga rupanya batin Arina.

"Ayo masuk mau tunggu apa Naa," Younga membangunkan nya dari lamunan.

Kami pun berjalan beriringan, dan benar saja kali ini adalah pertemuan keluarga sekaligus makan malam bersama. Arina hanya bisa menganguk tanpa ada yang berbicara, sampai seorang pelayan mempersilahkan pun ia lewati dengan lengah.

"loh kok kalian sampai dengan barengan," sapa nenek Younga.

"iya nenek kan kita seruangan, masak tidak sama-sama," Younga menyapa sang nenek

"bukan maksud ku apa kalian satu mobil kemari," terang si nenek

"bener nek kami satu mobil, karna tadi pria ini memaksa ku untuk membantu dia jadi dia memaksa ku mengantar ke mari, benar tuan Younga?" ku seraya melirik

"kau menjelaskan atau megejek rupanya,," Younga tertawa kecil.

"tidak hanya berbicara," sautku hanya melirik.

Dan semua orang pun, duduk dengan menikmati makanan yang telah di hidangkan. Setelah santapan selesai mulailah nenek membuka omongan dengan melirik kami berdua dulu.

"Younga Arina nenek akan memulai, berbicara kepada kalian berdua." nada nenek sedang serius.

"dengarkan nenek berbicara Arina Younga tadi siang ibu sudah membicarakan ini. Kami akan menanyakan ini kepada kalian," lagi-lagi ibu dengan nada sedikit tegas.

"baiklah akan kami dengarkan," Younga mewakili.

"nenek ingin menikah kan kalian minggu depan, jadi tentukan tanggal nikah kalian." nenek mengejutkan kami berdua.

Hahhhhh serem pak mereka berdua.

"nek minggu depan aku sangat padat sekali," ucap Younga

"aku pun, ada rapat saham full satu minggu," Arina mengangkat tangan satu.

"kalian menikah secara agama, hukum dan negara terlebih dahulu. Selanjutnya soal resepsi dan sebagainya bisa di lihat dari kekosongan kerja kalian," jelas nenek Widia.

Arina dan Younga saling bertatapan dan, mereka segera memandang ke arah nenek Widia. Bingung sudah pasti di hati mereka bertanya sebenarnya mengapa cepat sekali. Dan hari pernikahan sudah di putuskan di hari jumat dan memang hari itu adalah hari baik sekaligus jadwal yang sedang longgar.

Sementara minggu depan hanya butuh 6 hari dari sekarang dan ini sangat lah singkat bukan. Tak banyak di siapkan sebenarnya karna hanya keluarga dan orang terdekat saja yang hadir.

Arina dan Younga hanya pasrah dan sejenak Arina mengigat perkataan Younga di siang tadi di ka Arina. Dia berkata "hubungan ini, mungkin akan sulit kedepannya tapi berjanjilah setelah menikah nanti jalani saja selayaknya pasangan dalam pernikahan pada umumnya, karna pernikahan ini sah secara agama dan negara"

Arina terbangun sari lamunanya seketika ketika ibunya memanggil namanya, dan sang ibu kembali memberikan nasihat kepada anak perempuan nya ini tentang pernihakan.

Begitupun dengan Younga dia berpesan agar bisa menjadi pendamping dan pemimpin untuk Arina. Bahkan nasihat dari mertuanya ini ia dengar dengan baik, dan dia juga mendengar apa yang neneknya sampaikan.

Pernikahan yang tergolong sangat cepat ini akan sulit menyatukan orang awam untuk bersatu tapi itu semua akan berubah baik jika mereka saling terbuka dan saling memiliki komunikasi dengan baik.

Semua orang tua telah menyetujui keputusan pernikahan yang telah di tentukan, dan disetujui oleh kedua calon pengantin ih sendiri. Younga dan Arina yang masih setia bertatap ini pun hanya bisa terdiam dan harus siap untuk kedepannya.

Terpopuler

Comments

Bibit Iriati

Bibit Iriati

mereka berdua menerima segala keputusannya...

2021-02-04

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 71 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!