Pada saat ini Arina yang sudah duduk di sebuah restoran Jepang dan sambil menunggu pesanan datang. Diruangan ini. Hanya ada dia dan nenek Widia saja. Setelah beberapa menit menu makanan yang kami pesan datang, kami segera menikmati menu makan siang ini.
Setelah selesai makan siang kami menikmati makanan penutup dan nenek Widia baru mengutarakan niat ia bertemu dengan Arina saat ini.
"Maaf kan saya jika saya mungkin sedikit mengejutkan kamu nak," sambil meraih tangan Arina.
" Tidak apa ibu, ada maksud apa ibu dan tujuan apa ibu datang dengan saya?" tanya Arina dengan sopan.
"Jangan panggil ibu, panggil saya nenek saja sayang aduhhh kamu cantik sekali yaaa?" minta dia dengan nada lembut.
"Nenek? Kok nenek?" Arina yang terheran
"iya nak kamu nantinya akan menjadi cucu ku, karna maksud saya bertemu dengan kamu adalah ingin menjodohkanmu dengan cucuku. Kamu saya pilih karna kamu memiliki pribadi yang sangat ayu dan cerdas!" terang nenek Widia
Arina yang terheran dan mematung, sekaligus membeku karna mendengar ibu yang ada di hadapannya ini berbicara. Dia hanya bisa tersenyum. "apa maksudnya ini aku bingung" batin Arina.
Dan kenapa pilihannya jatuh pada Arina itu yang dia tidak habis fikir, sedangkan ia baru berada di Indonesia baru beberapa minggu. Ddia yang diam hanya terheran saja, bahkan dia tak mengenal siapa wanita di hadapannya ini.
Setalah mereka selesai makan, nyonya Widia segera memegang tangan Arina. Bahkan kali ini aura ruangan ini yang semula hangat berubah menjadi dingin dan tegang
"kamu mau kan menikah dengan cucu nenek? nenek telah tau kamu ini siapa Arina, kamu adalah wanita pilihanku yang terbaik nak," ujar sang nenek
Jantung ku seolah berhenti bahkan aku terkaget, apa ini? Ternyata ini bukan mimpi atau candaan di siang bolong tapi memang ini kenyataan dia mematung bak tersambar petir.
"A... A.. Aku bagai mana bisa?" aku penuh tanya.
Nenek Widia menceritakan bagaimana bisa Arina yang di pilih untuk calon istri cucunya itu, dan nenek ini mulai bercerita awal dia tau tentang Arina.
Flashback Dua Hari Lalu
Dua hari lalu setelah nyonya Widia melihat Arina di taman ia segera memberi tugas Rosa, untuk segera mencari tau siapa Arina bahkan jangan ada informasi yang tertinggal.
Sejak pertama kali nyonya Widia melihat Arina dia sudah sangat suka bahkan, dia memperhatikan betul Arina dari ke jauhan.
"Rosa lihatlah disana itu ada perempuan yang sangat cantik bukan?" sambil menunjuk ke arah dua gadis yang duduk menikmati es krim.
Rosa hanya mengangguk tanda setuju dan tau apa yang di tunjuk di depan sana. Bahkan Rosa mengakui jika pihan nyonyanya itu tak pernah salah jika memilih dia untuk tuan mudanya.
"coba kau cari tau siapa dia, siapa gadis cantik itu," minta sang nyonya
"baik nyonya akan saya cari tau siapa nona tersebut." Rosa dengan sigap mengiyakan dan mengambil foto dari kejauhan.
Setelah dua jam mencari data diri nona yang di maksud Rosa telah lengkap dan segera dia melapor ke nyonya Widia.
"sudah ketemu nyonya data diri nona Arina," sambil menyodorkan berkas di dalam map.
Dengan sigap nyonya Widia membuka map itu dan membaca dengan cermat begitu terkejutnya dia nama belakang yang di pakai Arina adalah orang yang ia kenal dulu. Arina Sukma Zaelani cucu Zaelani rupanya dia.
Dahulu kakek Arian merupakan orang yang di kenal di keluarga Dhiningrat sangat akrap dengan suami nyonya Widia. Namun entah kenapa kakek Arian memutuskan pindah ke kampung halaman hanya dengan alasan lebih nyaman di desa.
"Zaelani rupanya kita akan berbesan nanti, aku memang tak pernah salah menilai"
"Rosa aturan aku bertemu dengan nona ini?" minta nyonya Widia
Rosa segera sigap menghubungi perusahaan milik Arina, dia membuatkan janji untuk nyonya Widia.
FLASHBACK OFF
"nak nenek sudah tau kamu nak, nenek akan segera menemui orang tua mu tidak lebih tepatnya ibumu. Dan akan meminta izin melamar mu untuk cucu ku," nenek Widia sambil menggengam tangan Arina.
"Maaf nek, aku belum tau cucu nenek bahkan aku sendiri juga tidak mengenal dia, bahkan ku tak tau dia setuju atau tidak," Arina berusaha mencerna kata-kata nenek.
"Itu pasti dia akan setuju dan kamu tau ternyata kamu adalah cucu pertama Zaelani bukan? Aku sangat lah mengenal kakek mu dulu, dia adalah orang bijak sana dan sangat baik terutama kepada keluarga ku. Betapa bahagia sekali nenek bisa bertemu dan melihat mu karna nenek juga ingin membalas budi kakek mu yang dulu banyak membantu ku dan suamiku! " nenek Widia berusaha meyakinkan ku.
" oh tuhan dari mana dia tau kakek, dan siapa keluarga Dhiningrat? Apakah ibuku mengenal dia? "
"Nenek mengenal mendiang kakek ku? Dan benar sekali aku cucuc pertama kakek, untuk menikah d gan the cucu nenek berikan saya waktu dan akan mencoba mengenal cucu nenek" Arina yang menyetujui setelah sang nenek mengenal mendiang kakeknya.
"Terima kasih nak, nanti akan ku beri tahu cucuku untuk bertemu dengan mu seminggu lagi ya nak?" sambil menepuk pundak Arina.
Entahlah ada rahasia masalalu apa yang tersembunyi antara kakek dan nenek ini, dia hanya mencoba menghormati nenek Widia.
Jam makan siang sudah usai merka saling berpisah, tak lupa nenek Widia memeluk dan mencium Arina mungkin memang dia sangatlah akrab dan baik terhadap sesama atau bahkan dia sangat humble tidak membedakan status sosial.
Arina kembali ke kantor dengan langkah mantap, tapi tidak membawa beban tadi seolah dia melupakan perjodohan secara tiba-tiba dan kata-kata nenek Widia tadi.
YOUNGA OFFICE 🏢
Dia sedang duduk di meja kebesaranya dengan suasana meja penuh tumpukan berkas dan komputer yang menyala serta laptop yang disamping dia ikut menyala itu tanda dia sangat banyak kerjaan.
Maklumlah sebagai Presdir di perusahaan besar ini, yang sudah memiliki cabang. Di dalam maupun luarnegti wajr saja jika dia disibukan dengan pekerjaan yang tak kunjung putus, bahkan terkadang ia lupa akan makan siang.
Suara ponsel disamping nya kini membuyarkan sedikit pikiran dia yang masih terfokus dengan berkas di depannya, terlihat di layar ponsel pintar miliknya nama sang nenek yang menelfon.
"halo nek, bagaimana hari ini?" Younga bertanya dengan sopan.
"Dasar anak nakal jangan coba merayuk! aku telah bertemu dengan calon istrimu betapa cantiknya dia bahkan pribadi yang sopan dan sangat pandai mengelola bisnis." nenek bercerita antusias
"bagaimana apakah dia setuju dengan perjodohan itu nek?" Younga bertanya
"tadi dia hanya mengiyakan, karna belum ada jawaban mau atau tidak, tapi jika dia tidak mau nenek mu ini akan membuat ia mau. Aku punya senjata ampuh untuk itu!" sang nenek mengeluarkan jati diri aslinya.
"baiklah nek aku akan menunggu kabar selanjutnya," Younga menarik nafas, karna ia tau tak akan menang jika melawan neneknya.
Sore telah datang pekerjaan yang nemumouk kini telah berlalu menipis, tak terasa pekerjaan hari ini menengelamkan harinya yang hanya sibuk untuk terus bekerja.
Younga ingin segera pulang, dan seperti biasa di buntuti oleh sang asisten yang selalu setia di belakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Dirah Guak Kui
belum tau aja siapa tuh Arina, sdh mau pikiran utk kerjain si Arina
2021-11-30
0
Asri Devi
Semangat thor!
Jangan lupa feedback ke No Digas Adiós ku ya 🙏🏻
2021-01-31
0