Jawaban
Tak terasa sudah 4 hari berlalu, Dinda sudah menjalankan shalat istikharah selama 4 hari dan InsyaAllah dia sudah mendapatkan jawabannya.
Tadi sebelum pamit pulang Rendy berkata kalau jam 8 malam dia akan datang kerumah Dinda untuk bertemu dengan keluarga Dinda.
Dinda pulang seperti biasa dijemput Kakaknya Nanda mengenderai sepeda motor. Sampai dirumah Dinda langsung membersihkan diri dan bersiap-siap menunggu kedatangan Rendy. Setelah habis maghrib seperti biasanya Dinda dan keluarganya makan malam bersama. Dinda menyampaikan berita kepada keluarganya bahwa malam ini Rendy akan datang untuk berjumpa mereka.
"Ma, Kak Nanda dan Mbak Lila, nanti jam 8 Bos Dinda Pak Rendy mau datang kerumah. Beliau ingin bertemu kalian semua dan membicarakan sesuatu"
Semua mata menatap kearah Dinda.
"Mau ngapain sayang?" Tanya Mama Dinda lembut.
"Nanti Mama akan mendengar sendiri dari Pak Rendy, sepertinya Dinda harus bersiap-siap Ma sebentar lagi beliau pasti datang" Dinda membantu kakak iparnya membersihkan meja makan dan mencuci piring. Setelah itu dia kembali ke kamar dan berdandan tipis, dia mau terlihat cantik malam ini karena Dinda akan mengambil sebuah keputusan yang hebat dalam hidupnya. Semoga inj keputusan yang terbaik untuknya.
Tepat jam 8 mobil Rendy memasuki halaman rumah Dinda. Nanda yang saat itu sedang duduk santai menonton TV menyambut kedatangan Rendy seperti yang sudah dibicarakan Dinda sebelumnya.
"Assalamu'alaikum" Rendy mengucapkan salam.
"Wa'alaikumsalam" Jawab Nanda.
"Siapa ya?" Tanya Nanda. Nanda mempersilahkan Rendy masuk dan duduk diruang tamu.
"Perkenalkan saya Rendy Mas, atasannya Dinda dikantor"
"Ada perlu apa kemari Pak, mau mencari Dinda?"
"Panggil Rendy saja Mas. Saya mau bertemu Dinda dan keluarganya. Ada yang ingin saya sampaikan" Jawab Rendy, walau sebenarnya saat ini dia sangat gugup tapi sebisa mungkin dia menyembunyikannya dibalik wajah datarnya.
Nanda kemudian memanggil Dinda dan Mamanya kemudian meminta istrinya Lila membuatkan minuman untuk tamu mereka malam ini. Mereka sudah duduk bersama diruang tamu siap mendengar maksud dan tujuan Rendy datang kerumah mereka.
"Mmm... Bagini Bu, Mas, maksud dan tujuan saya datang kesini adalah untuk melamar Dinda, saya sudah menyampaikan niat saya ini kepada Dinda tapi Dinda bilang saya harus meminta izin keluarganya dulu" Semua yang ada diruang tamu selain Dinda pastinya merasa terkejut mendengar penjelasan tamu mereka.
"Apakah Ibu dan Mas memberi izin kepada saya untuk menikahi Dinda?" dengan sangat percaya diri Rendy mengutarakan maksudnya.
"Bagaimana Ma?" Tanya Nanda kepada Mamanya.
"Mama ikut apa kata kamu saja Nak, kamu kan kepala keluarga disini. Mama yakin kamu akan mengambil keputusan yang bijak" Ucap Bu Rini pada putra sulungnya.
Nanda menatap kearah adik bungsunya itu. Kemudian menarik nafas panjang, mencoba mencari jalan keluar yang baik malam ini.
"Saya sangat terkejut mendengar maksud kedatangan Pak eh maksud saya kedatangan Rendy kerumah kami ini. Dinda juga baru tadi saat makan malam menyampaikan berita bahwa kamu akan datang kesini ingin menyampaikan sesuatu. Ternyata ini yang akan kamu sampaikan" Nanda berbicara dengan sangat tenang dan bijaksana.
"Kalau kami pada dasarnya sangat menerima dengan baik maksud dan tujuan Rendy datang kerumah ini dan mengenai niat tulus kamu tadi yang ingin melamar Dinda, kami sepenuhnya menyerahkan keputusan ini pada Dinda. Ini hidup Dinda, kami tidak ingin memaksakan sesuatu yang tidak diinginkannya. Selama untuk kebahagiaan Dinda kami semua juga akan ikut bahagia" Saat ini semua mata menatal kearah Dinda.
"Din, bagaimana keputusan kamu, apa jawabannya kamu atas niat yang telah disampaikan Rendy kepada keluarga kita?" Nanda bertanya pada adik semata wayangnya itu. Ternyata adiknya sudah dewasa, sudah ada seorang pria yang datang melamarnya kerumah. Nanda terharu karena bahagia.
Dinda menarik nafas panjang mencoba untuk menenangkan diri dan menjawab pertanyaan kakaknya yang sangat ditunggu semua orang yang ada dirumah ini.
"Bismillah, Dinda terima Mas" Dinda tertunduk dan sangat malu menatap wajah wajah yang ada dihadapannya.
"Alhamdulillah" Semua yang ada diruangan itu menarik nafas lega mendengar jawaban Dinda.
"Kamu dengar Rendy, Dinda menerima lamaran kamu, itu artinya kami juga menerimanya. Kami sangat menghargai keputusan yang Dinda ambil. Kami bahagia kalau Dinda juga bahagia. Tapi saya mohon, Dinda adalah adik saya satu-satunya, hanya dia keluarga dan harta yang paling berharga. Tolong jangan kamu sakiti dia, tolong bahagia kan dia" Mata Nanda berkaca-kaca menatap kearah Rendy terasa berat melepaskan tanggungjawab atas adik tersayangnya kepada laki-laki lain.
"InsyaAllah akan saya jaga amanah yang kakak beri" Rendy menjawab perkataan Nanda dengan sangat tegas. Dalam hati dia tak henti-hentinya bersyukur mendengar jawaban Dinda barusan.
Setelah itu mereka mengobrol ringan tentang keluarga Rendy dan tentang keluarga Dinda. Mencoba mulai membuka diri dan saling mengenal dua keluarga yang akan bersatu dalam hubungan suci.
Waktu sudah menujukkan pukul 10 malam, Rendy pamit pulang kepada semua keluarga Dinda. Dinda mengantar Rendy menuju mobilnya. Sebelum pulang Rendy menyampaikan pesannya.
"Din besok saya jemput kamu jam 10 pagi, saya akan mengajak kamu kerumah orangtua saya menemui keluarga saya" Rendy menatap dalam wajah Dinda. Wajah yang akan dia mimpikan malam ini.
"Baik Pak" Jawab Dinda.
Mobil Rendy berjala keluar pekarangaan rumah Dinda meninggalkan Dinda yang terpaku menatap kepergian Rendy. Mudah-mudahan ini awal yang baik dan semoga keputusan yang dia ambil juga jawaban terbaik.
Dinda mengunci pagar rumahnya kemudian masuk kedalam rumah. Keluarganya yang masih berkumpul diruang tv mencoba menyala dan menggoda Dinda.
"Cie.... adik Mas udah besar rupanya, sudah datang seorang pria melamarnya Ma" Nanda menatap kearah Mamanya.
"Sini sayang, kamu duduk disebelah Mama" Dinda pun duduk disamping Mamanya dan kemudian memeluknya.
"Kamu yakin atas keputusan kamu tadi?" Tanya Rini kepada anaknya.
"InsyaAllah Ma, sebenarnya sudah hampir seminggu Pak Rendy menyampaikan niatnya pada Dinda tapi Dinda meminta waktu untuk berfikir. Dinda yang memintanya datang kemari untuk meminta izin kepada Mama dan kakak Nanda. Beberapa hari ini Dinda sudah menjalankan shalat istikharah, InsyaAllah Allah meridhoi keputusan Dinda ini"
"Amin" ucap mereka semua.
"Kamu kog gak pernah cerita sama Mbak Din?" Tanya Lila kakak iparnya.
"Dinda gak nyangka Mbak Pak Rendy akan melamar Dinda seperti ini dan Dinda belum cerita karena sebelumnya Dinda belum yakin akan keputusan yang Dinda ambil" Dinda mencoba mengelak dari tatapan penasaran kakak iparnya.
"Benar kan kata-kata Mbak kemarin saat kamu diantar Bos kamu itu pulang dari dinas luar kota? Kamu pasti akan tertarik dengan Bos kamu itu. Wong tampangnya bagus begitu"
"Ehm...." Nanda berdehem
"Ups... bagiku tetap kamu yang nomer satu Mas" Lila menggoda suaminya yang pura-pura cemburu itu. Dan semua yang ada disitu tertawa bahagia malam ini. Keluarga mereka baru saja mendapat kabar gembira, Dinda akan segera menikah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
DewiAffan
alhamdulilah
2021-06-22
4
Ety Nadhif
alhamdulilah,,,aku inget seneng
2021-04-02
6
Fitriani
bang rendy the best 👍👍
2021-03-26
5