Jamuan Makan
Dinda terbangun jam 5 sore, dia bergegas mandi dan shalat ashar yang sudah terlambat, Dinda masih memakai mukena jalan ke balkon kamar hotel menunggu waktu shalat maghrib dengan membawa alqur'an kecil. Kemudian Dinda duduk dibalkon dan mulai mengaji.
Rendy yang baru saja bertelephone dengan clientnya di balkon kamar sebelah kamar Dinda sayup-sayup mendengar suara orang mengaji. Dia mencari dari mana arah suara itu dan ternyata dari kamar Dinda.
Tiba-tiba Rendy merasa hatinya menghangat dan sadar bahwa dia sudah lama lupa akan Tuhan. Terlalu sibuk mengejar dunia dan terbuai akan godaan dunia, wanita, minuman beralkohol dan klub malam. Sudah lama dia meninggalkan shalat, apakah dia sudah lupa setiap bacaannya.
Rendy masuk kedalam kemudian dia mandi dan bersiap-siap untuk jamuan malam dengan clientnya malam ini.
Rendy mengirimkan pesan kepada Dinda.
Bos Beku
Siap-siap jam 7.30 aku tunggu didepan kamar kamu, kita akan menghadiri jamuan makan malam. Dandan yang bagus jangan membuat aku malu malam ini membawamu bersamaku.
Huuh dasar bos berhati dingin. Kalau kau malu membawaku ya gak usah diajak. Gitu aja kog repot. Mending aku dikamar aja bisa santai dan melanjutkan tidur agar besok aku bisa lebih fresh kerja dilapangan, batin Dinda. Tapi tentu saja tidak seperti itu jawabannya pada bos bekunya itu.
Dinda
Baik Pak, saya akan berdandan. Mudah-mudahan Bapak puas dengan penampilan saya nanti.
Emangnya dia alat pemuas? hanya melihat dandanannya aku sudah merasa puas. Aku jadi penasaran melihat penampilannya nanti.
Setelah shalat maghrib Dinda segera berdandan. Dia sudah membawa baju terbaik yang dia punya. Maklumlah dia bekerja baru seminggu dan belum menerima gaji jadi Dinda belum bisa membeli pakaian baru sementara keluarganya adalah keluarga yang sederhana dan pas-pasan. Dinda tidak mau memberatkan kakaknya lagi meminta ini itu.
Dengan sedikit polesan tipis diwajahnya dan lipstik yang senada dengan warna bibirnya menambah kesempurnaan tampilan Dinda malam ini.
Ting Tong...
Bel kamar Dinda berbunyi, pasti Bos bekunya itu yang memencet bel. Dinda mengambil hpnya dan memasukkannya kedalam tas tangan yang dia bawa untuk acara jamuan seperti ini.
Dinda membuka pintu kamarnya dan melihat Rendy sudah menunggu Dinda. Rendy memakai jas berwarna navi dengan dasi warna biru garis garis.
Kamu sangat tampan Bos.
Rendy melihat Dinda keluar dari kamarnya. Dinda menggunakan gaun berwarna lembut merah muda dipadu dengan jilbab bercorak bunga kecil kecil menambah kelembutan dan keanggunan wajah Dinda.
Sial.... aku bisa melihat gaun ini sangat sederhana tapi mengapa begitu pas dan manis dipakainya. Rendy menatap Dinda lama membuat Dinda salah tingkah.
"Ada yang salah Pak dengan penampilan saya?" Dinda bertanya.
"Mm.. Nggak, bagus kamu sangat cantik" ucap Rendy tapi kata-kata terakhir diucapkannya sangat pelan sehingga Dinda hampir tidak mendengarnya.
Apa aku gak salah dengar, dia bilang aku cantik. Diam-diam Dinda senyum dan ntah mengapa dia semakin percaya diri menemani Bosnya jamuan makam malam dengan clientnya malam ini.
"Ayo.. supir sudah menunggu kita dibawah"
Dinda dan Rendy berjalan berbarengan menuju lift, mereka masuk dan Rendy menekan angka 1 lantai tujuan mereka.
Mereka hanya berdua didalam lift, suasana kembali canggung dan mereka hanya saling diam.
Parfumnya sangat wangi, wangi maskulin membuat Bos ini terlihat sangat laki-laki. O...Ooo mengapa otakku jadi ngeres. Tolong aku Tuhan, hilangkan fikiran gila itu diotakku. Dinda tiba-tiba bergidik.
Ting....
Mereka sampai dilantai 1, Dinda bisa menarik nafas lega. Mereka melangkah keluar hotel menuju mobil yang dengan setia sudah menunggu dari tadi dan mengantarkan mereka kesebuah gedung. Rupanya ini bukan jamuan makan khusus untuk mereka. Ternyata ini sebuah pesta. Saat sampai digedung itu Dinda membaca dari papan bunga yang banyak berdiri dihalaman gedung. Ini adalah pesta ulang tahun pernikahan.
"Lho kita keacara pesta Pak, bukannya Bapak bilang jamuan makan dengan client?" Tanya Dinda.
"Ini memang salah satu client Dinda, mereka sedang merayakan ulang tahun pernikahan dan ketepatan aku sedang dikota ini maka aku hadir" Rendy dengan santai menjawab pertanyaan Dinda.
Untung saja aku membawa gaun ini kalau tidak bisa salah busana aku. Pantes si Beku ini kirim pesan takut malu membawaku rupanya bukan jamuan makan malam biasa.
Mereka memasuki gedung bersama-sama. Rendy bertemu beberapa kenalan dan rekan bisnis lainnya. Ada juga teman-teman kuliah Rendy yang datang ke acara itu.
"Pacar baru Ren, ternyata selera kamu sudah berubah sekarang ya" Tanya salah satu teman Rendy. Laki-laki itu terkenal playboy dan suka memainkan hati wanita. Pancaran matanya menyiratkan mata tergoda dengan Dinda dan Rendy tidak suka dengan tatapannya.
"Bukan, ini sekretaris aku. Ketepan kami ada proyek dikota ini dan aku membawanya dalam tugas luar kota jadi sekalian aku ajak kesini" wajah Rendy terlihat tetap datar, Dinda lebih banyak menundukkan wajahnya tidak terbiasa dalam keadaan seperti ini.
"Manis juga, masih single? boleh dunk aku berkenalan" Tanya pria itu lagi.
"Kamu jangan macam-macam, dia tidak seperti wanita wanita yang selalu kamu mau" Rendy berusaha melindungi Dinda dari godaan temannya.
"Maaf Pak, saya permisi ke toilet dulu" Dinda pamit pada Rendy dan keluar dari ruangan pesta tersebut mencari toilet.
Setelah keluar dari toilet dan saat ingin kembali masuk kedalam ruang pesta disamping ruangan tersebut ada sebuah taman. Dinda duduk dipinggir taman. Dinda tidak nyaman berada didalam. Biarlah dia duduk menunggu Rendy disini. Nanti kalau mau balik ke hotel Rendy pasti mencari dan menghubunginya.
"Hai manis, masih ingat aku. Aku Frengky teman Rendy yang tadi" Dia adalah pria yang bersama Rendy didalam tadi.
Duh mengapa dia bisa menemukanku disini. Perasaanku tidak enak setiap dia memandangku, tatapannya seperti ingin menerkamku. Dinda merasa sedikit menggigil.
"Eh iya Pak saya ingat, Bapak teman kuliahnya Pak Rendy kan. Saya Dinda" Dinda menerima uluran tangan Frengky tanpa berani menatap wajah pria itu.
Mereka bersalaman lama karena Frengky menahan tangan Dinda dan menggenggamnya erat. Padahal Dinda sudah berusaha ingin melepaskan tangannya.
"Senang bertemu kamu, bolehkah aku mengenal kamu lebih jauh?" Pria itu berusaha menggoda Dinda dengan sedikit intimidasi.
Dinda semakin berkeringat, sangat tidak nyaman berada dalam situasi seperti ini.
"Maaf Pak saya mau masuk kedalam, saya rasa Pak Rendy sudah mencari saya dari tadi" Dinda harus menjauh dari pria ini.
"Kamu jangan sok jual mahal nona. Jangan berlindung pada jilbab kamu. Aku tau kamu tak sesuci itu"
Dinda terkejut mendengar kata kata pria itu.
"Aa..pa maksud Bapak?" tanya Dinda.
"Ayolah... kita sama-sama tau, kamu seorang sekretaris kan pasti kamu sudah biasa menggoda Bos kamu dikantor"
Astaghfirullah... Dinda berucap dalam hati, dadanya bergemuruh. Tiba-tiba dia merasa sesak mendengat tuduhan pria hidung belang yang ada dihadapannya ini.
"Saya tidak mengerti apa maksud Bapak. Permisi Pak saya harus segera masuk kedalam. Pak Rendy menunggu saya" Dinda berusaha secepatnya meninggalkan pria itu tapi tiba tiba tangannya dicekal dan dia terhenti.
"Wanita sombong tak tau diri" Pria itu terlihat sangat marah karena merasa ditolak. Saat amarahnya mau meledak tiba tiba ada sebuah tangan yang melepaskan genggaman tangan pria itu pada lengan Dinda.
"Apa yang kamu lakukan Frengky, aku sudah memperingatkan kamu dia bukan seperti wanita wanita murahan yang kamu punya dan bisa kamu ajak bersenang senang. Dia berbeda! Jangan coba-coba kamu mengganggunya"
Wajah Rendy terlihat sangat marah pada temannya itu tatapan matanya mengintimidasi Frengky membuat Frengky merasa takut.
Rendy menarik tangan Dinda dan mengajaknya keluar dari gedung itu.
Dinda yang merasa shock tanpa sadar mengeluarkan airmata. Dia tidak merasa mendapat perlakuan seperti ini, seorang laki-laki yang menganggal dia wanita murahan. Dinda segera menghapus airmatanya dan berjalan mengikut Rendy.
"Ki..kita mau kemana Pak" tanyanya pasrah.
"Kita pulang balik ke hotel" masih terlihat jelas amarah diwajah Rendy.
"Tapi kita baru datang Pak dan Bapak belum sempat bertemu dangan tuan rumah" Dinda merasa bersalah telah mengganggu acara Rendy malam ini.
"Tadi aku sudah bertemu dengan mereka saat kamu pergi ke toilet, mengapa ke toilet saja kamu sangat lama?"
"Sa...ya merasa gak nyaman Pak didalam jadi setelah dari toilet saya duduk sebentar ditaman menunggu Bapak didalam"
"Lain kali kamu tetap disamping saya jangan kemana mana, saya tidak mau terjadi lagi hal seperti tadi".
"Maafkan saya Pak" Dinda semakin tertunduk.
Mereka masuk kedalam mobil dan pulang menuju hotel. Tapi singgah dulu kesuatu tempat.
"Kita mau kemana lagi Pak?" Tanya Dinda penasaran.
"Makan. Tadi kita belum sempat makan kan disana. Saya tidak mau mati kelaparan"
Mobil berhenti disebuah restoran dan mereka makan malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Asri
saya tidak mau mati sekarang 🤤😂
2021-07-13
4
DewiAffan
emank u pikir semua cewe kya gitu apa,,jngn kan sekertaris,,yg kerja spg aja dipandsng seperti itu..padahal gak semua orng kya gitu
2021-06-21
2
@azma@
diam2 perhatian
2021-04-25
3