Syukuran Rumah Baru
"Din.... kamu dan Mama sudah selesai? Taxinya udah datang tu" Teriak Nanda pada adiknya.
"Sudah Mas, sebentar ya aku bawa Mama keluar" Dinda keluar dari kamar sambil mendorong kursi roda Mamanya kemudian mereka berangkat kerumah Andin sepupunya yang sedang melangsungkan acara syukuran memasuki rumah baru.
"Selamat ya Andin, semoga kamu dan suami bahagia tinggal dirumah ini, mudah-mudahan segera mendapat momongan ya" Rini mengenggam lemah tangan Andin ponakan satu-satunya anak dari kakak kandung Rini.
"Terimakasih tante udah datang. Yang nyaman ya Tante dirumah Andin. Kalau Tante mau istirahat masuk aja kekamar tamu". Andin memeluk adik papanya penuh dengan rasa sayang.
"Kamu kog gak bilang mau kemari Rin, Mas kan bisa suruh supir menjemput kamu dan anak-anak." Pak Pramono Papanya Andin menatap adik tersayangnya dengan lembut. Adiknya ini dari dulu sangat mandiri, tidak pernah mau diberi bantuan ataupun meminta pertolongan padahal Papa Andin sudah bulak balik memberikan tawaran bantuan kepada keluarganya. Walau hidupnya sederhana dia lebih memilih tinggal dirumahnya yang kecil dari pada harus tinggal bersama kakaknya padahal sudah sering mereka mengajak Rini dan anak-anaknya tinggal bersama mereka sejak Rini kehilangan suaminya karena kecelakaan.
"Gak apa-apa Mas, Rini dan anak-anak bisa naik taxi kog" Rini mengulurkan tangannya untuk sungkem kepada kakak nya itu.
"Kalau kamu butuh sesuatu jangan sungkan memintanya pada Mas, apapun itu Mas akan membantumu"
"Terimakasih Mas, kalau saya butuh nanti saya akan bilang sama Mas" Rini menolak halus bantuan dari kakaknya.
"Bawa Mamamu kedalam Dinda, cari tempat yang nyaman agar Mama kamu bisa bersantai" Ucap Papa Andin kepada ponakannya.
"Iya Paman, Dinda kedalam dulu ya bawa Mama" Dinda membawa Mamanya kedalam rumah sementara Nanda masih asik ngobrol dengan Rico suami Andin.
Rumah Andin sangat nyaman. Rumah dengan gaya minimalis memiliki dua lantai. Lantai dasar terdapat 2 kamar. Kamar utama dan kamar tamu. Lantai dua juga terdapat 2 kamar yang masing-masing kamar memiliki kamar mandi didalamnya.
dilantai dasar terdapat ruang keluarga yang besar terhubung dengan ruang makan dan dapur. Sementara dibelakang rumah terdapat kolam ikan dan gazebo untuk tempat duduk santai.
Dinda mendorong kursi roda Mamanya menuju gazebo agar Mamanya bisa bersantai sambil memandang ikan yang ada didalam kolam.
******
Diruang tamu....
"Selamat ya Ric atas rumah barunya, semoga kamu dan istri betah tinggal disini" Rendy datang bersama Danu sahabatnya. Mereka bertiga sudah berteman sejak dari SMU sampai sekarang persahabatan mereka sudah seperti saudara kandung.
"Masuk yuk Ren, Danu kedalam. Acara ini cuma untuk sahabat dan keluarga terdekat aku aja, jadi kalian jangan sungkan ya makan dirumahku" Rico mengajak teman-temannya masuk keruangan keluarga.
Setelah selesai makan Rico, Rendy dan Danu duduk diteras belakang yang mengahap taman, dipojok ada gazebo yang dibawahnya terdapat kolam ikan yang menambah kenyamanan rumah ini.
"Rumah kamu bagus Ric, aku suka melihatnya apalagi taman belakang rumah kamu ini sepertinya ini yang paling favorite menurut aku" ucap Danu.
"Iya Dan, aku sengaja membuat taman ini terlihat lebih asri biar bisa bersantai dirumah setelah lelah seharian dikantor" Jawab Rico.
Rendy menatap sekeliling, halaman belakang rumah Rico memang sangat nyaman. Mata Rendy terhenti di gazebo, saat melihat dua orang wanita yang sedang bersantai di dekat kolam ikan.
"Wanita itu lagi, wanita yang aku lihat di pesta pernikahan Rico, wanita dengan tatapan dan senyuman lembutnya. Sangat nyaman dan betah berlama-lama memandang wajahnya" Bisik batin Rendy, akh... mengapa setiap memandang wajah wanita itu ada sesuatu yang hangat mengalir didadanya. Aku kan memiliki pacar, masak aku bisa tergoda wanita lain. Rendy segera menghapus perasaannya.
"Siapa wanita yang duduk dikursi roda itu Ric?" Tanya Rendy, padahal maksud hatinya ingin bertanya tentang gadis yang dia jumpai di pesta tapi dia takut teman-temannya salah mengartikan pertanyaannya akhirnya dia menanyakan tentang wanita separuh baya yang duduk dikursi roda.
"Oh itu tantenya Andin, adik papanya Andin dan yang disebelahnya anaknya. Tante Rini sakit stroke saat beliau mendengar kabar kematian suaminya karena kecelakaan" Rico menjawab pertanyaan Rendy.
Berarti gadis itu sepupunya Andin. Mengapa hatiku sangat senang ya bisa melihatnya lagi. Selalu tak pernah bosan melihat senyum lembutnya dan sepertinya gadis itu sangat sabar mengurus mamanya yang sedang sakit. Pasti bahagia punya istri yang penyabar seperti itu. Duh ada apa dengan otakku, bisa-bisanya berfikir tentang gadis lain padahal aku sudah punya pacar. Rendy menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
×××××
Saat menemani mamanya yang sedang istirahat duduk santai di gazebo sambil memandang ikan yang ada dikolam, Dinda tak sengaja melihat kearah Riko dan temannya.
Duh cowok itu lagi, cowok dingin yang tak sengaja kutabrak saat pesta pernikahannya mbak Andin. Ternyata dia temannya Mas Riko.
Diam-diam Dinda mencuri pandang kearah Rendy. Ntah mengapa ada perasaan bahagia bisa melihat wajah Rendy lagi tapi Dinda tau diri, melihat dari tampilannya laki-laki itu hampir sama seperti Riko. Dinda menebak pasti lelaki itu adalah orang kaya. Seketika nyalinya ciut, Dinda sadar dia tak pantas berdiri sejajar dengan laki-laki itu.
Dinda menarik nafas panjang seperti ingin meringankan dadanya yang sesak. Belum saatnya dia memikirkan perasaan. Saat ini hanya fokus terhadap kesehatan Mamanya. Hanya itu yang Dinda dan kakaknya Nanda perjuangkan saat ini. Mereka hanya memiliki seorang Mama setelah kepergian Papanya.
"Din, tadi Andin nyariin kamu di dalam. Sana pergi samperin Mbakmu biar Paman yang jaga Mama kamu sekalian Paman kangen mau ngobrol sama Mama kamu udah lama kami tidak ngobrol-ngobrol berdua" Tiba-tiba Pak Pramono datang mengampiri Dinda dan Mamanya.
"Titip Mama sebentar ya Paman, kalau Mama butuh sesuatu panggil aja Dinda" Pak Pramono mengganggukkan kepalanya kemudian Dinda pergi meninggalkan Mama bersama Pamannya, dia pun berjalan kedalan menuju ruang keluarga.
"Mbak Andin tadi cariin Dinda? Ada apa Mbak?" Tanya Dinda pada Andin.
"Eh iya Din, ini Mbak mau minta tolong anak-anak yatim mau balik ke panti asuhan, tolong kamu bagikan bekal ke mereka ya" Ucap Andin sambil menyodorkan dua kotak besar yang berisikan bingkisan didalamnya.
Dinda kemudian membagi bingkisan itu kepada anak-anak yatim yang sengaja Riko undang dari panti asuhan. Satu persatu anak-anak panti mengambil bingkisan dan menyalam Dinda secara bergantian.
Sambil menerima uluran tangan anak-anak saat bersalaman Dinda membelai kepala anak-anak yatim tersebut dengan lembut dan tersenyum.
Lagi-lagi Rendy memperhatikan peristiwa itu dari jauh dan dia sangat terpesona dengan apa yang sedang dilihatnya. Sama orang tua gadis itu sangat sopan, sama anak-anak juga dia sepertinya sayang. Ketulusan hati gadis itu sangat terlihat dari pancaran wajahnya. Waaah istri yang ideal ni. Ups.... lagi-lagi Rendy bingung dengan apa yang sedang dia fikirkan.
Gadis itu sangat sederhana, penampilannya, wajahnya yang hanya dipoles dengan make up tipis tapi terlihat manis. Beda dengan Lisa pacarnya yang selalu tampil sangat gelamor dengan kehidupan sosialitanya.
Duuh... mengapa aku jadi membandingkan mereka berdua ya??? Bisik Rendy dalam hatinya. Rendy segera menepis fikiran yang sedang berkecamuk dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Chu Shoyanie
Itulah jodoh Rendi...semenor apapun pacarmu gk bisa membuatmu merasa nyaman kan....
2022-11-04
1
cantiq
lanjut rend
2021-06-30
3
DewiAffan
seruh nih
2021-06-21
2