Kembali kerutinitas
Minggu pagi jam 8 Rendy dan Dinda terbang ke Jakarta dan sampai jam 10.00 Pagi. Dibandara mereka dijemput Angga kemudian Dinda diantar kerumahnha setelah itu baru Rendy diantar kerumah.
Mobil sampai kepekarangan rumah Dinda.
"Terimakasih Ga. Mampir dulu Pak kerumah saya" Dinda menawarkan untuk masuk kerumahnya.
"Lain kali aja Din saya mau segera istirahat dirumah"
Rendy menolak ajakan Dinda, setelah itu mobil bergerak keluar area rumah Dinda menuju apartemennya. Sekilas Rendy menatap rumah keluarga Dinda. Sederhana memang tapi rumahnya sangat terawat, bunga tersusun rapi dipekarangan rumahnya menambah keasrian rumah itu.
Sesampainya dirumah Dinda langsung membawa kopernya ke kamar dan membongkar isinya. Dinda membagikan oleh oleh yang dia beli untuk keluarganya.
"Siapa yang ngantar kamu Din?" Tanya Mama
"Bos dan asistennya Ma" jawab Dinda.
"Bosmu yang duduk dibelakang tadi ya Din?" Selidik Mbak Lila penasaran.
"Iya Mbak"
"Waaah tampan dan gagah Din, awas lho jadi naksir tiap hari ketemu"Goda kakak iparnya itu.
"Nggaklah Mbak dia kan Bosku dikantor. Lagian aku sadar diriku kog mana mungkin dia mau sama orang biasa seperti kita" Dinda mengelak dan sekalian meyakinkan diri untuk tidak pernah sekalipun berharap.
"Cinta datang karena terbiasa dan kalau sudah cinta bisa buta Din, gak mandang kamu berasal dari keluarga sederhana atau tidak" Lila berkomentar.
"Akh... Mbak ini. Aku kan bekerja profesional Mbak gak bawa perasaan. Bahaya bisa rusak pekerjaan kalau bawa bawa masalah hati apalagi cinta"
"Makasih oleh oleh nya ya Nak, Mama suka kain ini. Bagus corak tenunannya" Mama Dinda membuka oleh oleh yang diberikan Dinda.
*****
Sesampainya diapartemen Rendy langsung ganti baju rumahan dan beristirahat dikamarnya. Fikirannya menerawang kembali ke peristiwa seminggu ini. Satu minggu membuat hubungan mereka semakin dekat karena pertemuan mereka yang setiap hari dari pagi sampai malam hari.
Perlahan Rendy juga lebih terbuka tentang kehidupannya dan keluarganya, biasanya dia tidak pernah membicarakannya dengan orang lain apalagi kepada seorang perempuan. Tapi dengan Dinda entah mengapa dia sangat nyaman bercerita semuanya. Dia percaya Dinda pasti dewasa menilai dan membatasi diri tentang masalah pribadi Rendy . Pasti Dinda bisa amanah menjaga cerita kehidupannya.
Mengapa tiba-tiba ada rasa rindu ingin bertemu dengannya, padahal baru saja kami berpisah. Akh... perasaan apa ini? Rendy mencoba mencari jawaban didalam hatinya.
*****
Dinda berangkat kekantor lebih awal. Dia diantar kakaknya dengan sepeda motor. Dinda sudah tidak sabar bertemu febri untuk memberikan oleh oleh yang dia bawa.
Dinda
Feb, nanti siang kita makan bareng ya dikantin. Aku mau ngasi sesuatu 😁
Febri
Boleh aku tebak, pasti oleh-oleh kan? 😉
Dinda
Ada deh... mau tau aja atau mau tau banget? 😋
Febri
Dinda..... aku tunggu dikantin ya, aku sudah gak sabar. Bukan nunggu oleh oleh kamu tapi gak sabar nunggu cerita kamu sama si Bos Beku itu 🤣
Dinda tersenyum membaca pesan dari Febri. Sahabat barunya itu memang selalu ceria, walaupun mereka baru kenal tapi sudah sangat dekat. Mereka sering curhat dan gosip sehat (emang ada ya gosip yang sehat hihihi).
Seperti biasa Dinda sudah membuat kopi dan meletakkannya di meja Bos nya. Saat Dinda hendak membuka pintu ruangan CEO tiba-tiba Bosnya itu sudah muncul dibalik pintu. Mereka sama sama terkejut tidak menyangka hampir bertabrakan.
"Pagi Pak, kopi Bapak sudah saya siapkan seperti biasa" Dinda tersenyum sopan kepada Rendy.
"Baik. Terimakasih" Rendy meletakkan tasnya dan mulai memeriksa berkas berkas diatas meja yang telah disiapkan Angga selama Rendy dan Dinda tidak ada dikantor.
"Hari ini apa saja jadwal saya Din?" Tanya Rendy.
"Hari ini ada meeting dengan PT. ABC Pak jam makan siang, tapi belum reserpasi tempat Pak. Bapak mau dimana, agar segera saya pesan kemudian saya akan menghubungi PT. ABC untuk tempatnya"
"Di Restaurant Lembah Hijau aja, tempatnya nyaman untuk pertemuan dan agak santai, biar lebih santai"
"Iya Pak"
"Oh iya, Siapkan semua berkas yang diperlukan dan kamu yang temani saya meeting hari ini diluar, Angga tadi kirim pesan langgung ke kantor cabang"
"Baik, Permisi Pak" Dinda melangkah keluar dan segera mengatur jadwal dan tempat meeting hari ini setelah itu dia menghubungi klient untuk informasi tempatnya.
Dinda baru ingat janji dia tadi pagj dengan Febri, Dinda segera mengirim pesan.
Dinda
Say maaf... makan siang kita batal. Aku harus menemani Bos meeting diluar jam makan siang nanti.
Febri
Cie.... makin sering aja ya dibawa bawa Bos. Makin betah ni kayaknya doi ngajak kamu. Awas jangan sampai ketularan bekunya 😀
Dinda
😋😋😋
Dinda
Besok aja kita ketemu ya Feb, aku gak tau meetingnya selesai jam berapa. Kalau lewat jam kantor aku langsung pulang kerumah.
Febri
Ok Din
Dinda menyiapkan bahan untuk meeting dengan klientnya siang ini tiba-tiba datang seorang pria yang mirip dengan Rendy menghampirinya.
"Pagi Pak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Dinda.
"Saya mau ketemu Bapak Rendy, Dia ada diruangannya?"
"Ada Pak. tunggu sebentar. Maaf dengan Bapak siapa ya?"
"Bilang saja Ronald" Pria itu menunggu didepan meja Dinda.
Dinda masuk kedalam ruangan Bos menyampaikan pesan pria tersebut.
"Pak ada tamu datang mencari Bapak, namanya Pak Ronald"
Mimik wajah Rendy terlihat terkejut namun langsung kembali datar.
"Suruh aja masuk Din, itu kakak saya"
Pantesan wajahnya mirip, rupanya kakaknya. Tapi kog gak nelphone atau kabari adiknya dulu ya. Akh... keluarga yang ribet, ngapain aku urusin masalah keluarga mereka. Dinda melangkah keluar dan mempersilahkan pria tersebut masuk.
"Silahkan masuk Pak, Pak Rendy sudah menunggu di dalam"
Pria tersebut melangkah menuju ruangan CEO yang tak lain adalah adik kandungnya.
"Sulit sekali menghubungi kamu? Dari kemarin aku sudah bulak balik menelphone tapi selalu tidak aktif"
Tanya Pria itu pada Rendy
"Aku keluar kota kak selama seminggu. Ada apa kak tumben kamu sempat meluangkan waktu kekantorku ini. Apakah kakak punya banyak waktu luang diperusahaan sampai bisa main main kemari?" Tanya Rendy.
Dari dulu hubungan Rendy dengan Ronald sang kakak selalu baik. Ronald yang selalu menjadi penengah diantara ketegangan Papa mereka dan Rendy. Ronald juga yang memberi izin dan semangat pada Rendy untuk keluar dari perusahaan Papanya dan membangun perusahaannya sendiri sampai sukses seperti sekarang ini. Dan Ronald juga yang membuat Rendy dengan lega meninggalkan perusahaan Papanya karena kakaknya itu sangat bijaksana dan baik mengelola perusahaan papanya.
Sebenarnya Rendy sudah tidak terlalu membenci dan membrontak pada Papanya. Buktinya nama perusahaan yang dia bangun saja diambil dari nama keluarganya Baskara Corp. Hanya saja Rendy masih ingin bebas dan tidak mau lagi ikut aturan keluarganya yang menurut dia terlalu mengekang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Ety Nadhif
betah bacanya,,,ceritanya ringan ,mengalir begitu saja ga terlalu mengada Ngada👍
2021-04-02
7
Sri Mulyana
betah bacanya.. ceritanya bagus dan menarik.. alur nya jg bagus... 😘😘😘😘😘
2021-03-24
6
Conny Radiansyah
bukan mengekang Rendy...
2021-01-05
2