Kepantai
Tidak terasa sudah hampir seminggu Dinda dan Rendy bekerja di kota ini dengan jadwal yang padat dan melelahkan. Besok rencananya mereka akan pulang. Karena jadwal yang padat mereka belum sempat berkeliling dikota ini sekalian refreshing mencarger kekuatan untuk kembali keaktivitas sehari hari setelah pulang nanti.
Hari ini tidak ada jadwal kemana mana karena pekerjaan mereka sudah selesai kemarin. Hari ini hari bebas tugas.
Rencananya Rendy akan mengajak Dinda jalan jalan sekalian membeli oleh oleh pulang.
Mereka sudah berada didalam mobil. Hari ini Rendy sengaja tidak memakai jasa supir, dia akan menyetir sendiri. Mereka keluar dengan pakaian santai. Rendy memakai celana jeans dan kaos oblong warna hitam. Sedangkan Dinda memakai baju kemeja warna kream dengan rok yang agak kembang warna coklat tua dan jilbab coklat bercorak juga sepatu kets kulit. Manis sekali kalau dipandang. Mereka terlihat serasi.
Sebelum berangkat tadi Rendy sempat berpesan menyuruh Dinda membawa topi yang selalu dibawanya ke lokasi proyek.
Walau bingung dengan permintaan Bosnya tapi Dinda tetap mengikuti perintah. Dinda takut untuk melanggar perintah atasan selama masih dalam tahap wajar dan tidak merepotkan.
"Kita mau kemana hari ini Pak?" Tanya Dinda penasaran.
"Jalan jalan keliling kota. Kamu sudah pernah ke kota ini?" Rendy bertanya balik kepada Dinda.
"Belum Pak, saya baru kali ini ke kota ini"
"Sebelum kerja di perusahaan saya kamu kerja dimana?"
"Setelah saya tamat kuliah saya kerja di Perusahaan X Pak selama 2 tahun dibagian keuangan, tapi setelah Papa saya meninggal karena kecelakaan Mama sangat terkejut dan terkena stroke membuat dia harus dirawat intensif. Saya mengundurkan diri agar bisa fokus mengurus dan merawat Mama. Setelah berjuang selama 3 tahun akhirnya Mama kembali sehat walau masih harus tetap check up rutin ke dokter. Karena Mama saya sudah sembuh saya berniat mencari kerja kembali lagian Mama juga bisa dijaga kakak ipar saya dirumah. Maaf Pak saya kog jadi curhat tentang keluarga saya" Dinda merasa malu baru kali ini mereka bisa cerita panjang dan santai tidak membicarakan urusan kantor.
"Tidak apa apa Din, santai aja. Kita juga sedang bebas hari ini. Bukan sedang kerja. Trus mengapa kamu mau melamar jadi sekretaris?"
"Kemarin pas acara aqiqah anak Mas Rico dan Mbak Andin sepupu saya, saya sempat cerita sama Mbak Andin Pak kalau saya pengen kerja lagi. Trus Mbak Andin menawarkan saya kerja diperusahaan temannya Mas Rico. Rupanya Bapak temannya, saya gak nyangka bisa ketemu Bapak lagi"
Sebenarnya Rendy sudah mendengar sedikit cerita Dinda ini dari Rico dan Andin tapi kali ini dia ingin mendengarnya langsung dari Dinda. Yah hitung hitung untuk bisa lebih dekat lagi dengan Dinda dan Dinda bisa lebih santai berbicara dengannya.
"Ketemu saya lagi? Maksudnya" Rendy pura-pura bertanya maksud dari kata kata Dinda. Sebenarnya Dia juga ingat setahun yang lalu mereka pernah ketemu dipesta pernikahan Rico dan Andin.
"Mm... Bapak mungkin lupa, setahun yang lalu kita pernah gak sengaja ketemu di pesta pernikahan Mas Rico dan Mbak Andin. Waktu itu saya gak sengaja menabrak Bapak, dan sepertinya Bapak kesal atas kejadian itu"
"Saya gak ingat" Rendy masih pura pura lupa.
"Waktu itu wajah Bapak jutek banget Pak. Cemberut karena saya tabrak. Saya sampai takut melihatnya.
Awal kerja di perusahaan Bapak saya fikir Bapak orangnya galak seperti pertemuan pertama kita tapi setelah saya kenal lebih jauh ternyata Bapak bisa santai juga walau masih jarang senyum sih" Dinda mengeluarkan penilaiannya terhadap Bos Beku nya itu.
"Maaf.. saya memang begitu pada orang yang belum atau masih baru saya kenal tapi kalau sudah terbiasa baru bisa santai dan biasanya saya juga pilih pilih juga gimana orangnya. Kalau saya merasa nyaman baru saya bisa menunjukkan sifat asli saya pada orang tersebut"
"Berarti Bapak nyaman donk bersama saya" Ups... refleks Dinda menutup mulutnya. Baru saja dia keceplosan ngomongnya. Wajah Dinda merah karena malu sama Bosnya itu.
Tibalah mobil disebuah pantai yang indah dan bersih. Dinda baru mengerti mengapa tadi Rendy berpesan padanya untuk membawa topi. Mereka menggunakan topinya masing masing berjalan dipinggiran pantai diatas pasir putih.
Tiba - tiba handphone Rendy berbunyi dan Rendy menghentikan langkahnya untum menerima telephone sementara Dinda tetap berjalan sendiri. Dia sangat senang diajak kesini karena Dinda seorang pecinta laut. Sayang Rendy tidak memberitahu sebelumnya mereka akan ke pantai kalau tidak dia akan bawa baju ganti untuk bermain main dipinggir pantai dan mandi air laut. Dinda bermain kejar kejaran dengan ombak yang menepi kepinggiran pantai dia tertawa sendiri.
Rendy sudah selesai bertelephone dan melihat tingkah laku Dinda yang seperti anak anak. Pemandangan yang indah, melihat senyumnya yang manis merekah. Rendy langsung mengabadikannya, dia mengambil foto Dinda diam diam.
Setelah lelah berjalan mereka melihat ada penjual kelapa muda tak jauh dari pantai. Karena haus mereka memesan es kelapa muda dan dudum di kursi yang disediakan.
"Penganten baru ya Mas? Banyak lho penganten baru yang bulan madunya ke sini. Pantai disini pemandangannya bagus Mas, bersih lagi. Dan disana ada paviliun yang bisa disewa untuk menginap tempatnya nyaman" Ucap pedagang kelapa muda sambil menunjuk arah paviliun yang dia maksud.
Rendy dan Dinda sangat terkejut dan malu mendengar kata kata abang penjual kelapa muda.
"Kami bukan..." ucap Dinda
"Iya Bang" Jawaban Dinda langsung disanggah Rendy.
"Sini Mas saya foto biar jadi kenang kenangan pernah minum es kelapa muda saya dipantai ini" ucap abang pedangan sambil tangannya maju kedepan.
Rendy langsung memberi hp nya kepada abang tersebut. Si abang bersiap untuk mengambil foto dan memberi aba-aba.
"Senyum donk biar mesra jangan seperti pasangan yang baru berantam gitu" ujar si abang
Rendy dan Dinda pun tersenyum sesuai dengan arahan si abang. Mereka sama sama salah tingkah dengan perlakuan si abang penjual es.
Setelah mereka selesai minum mereka pun berjalan menuju parkiran mobil.
"Mengapa Bapak mengiyakan omongan abang penjual es tadi? Dia kan jadi salah mengira kita sebagai pasutri" Dinda sudah menahan pertanyaan ini dari tadi dan sangat penasaran dengan jawaban Rendy.
"Kamu gak dengar tadi dia bilang banyak yang datang kesini untuk honeymoon. Kalau kita jawab kita bukan suami istri nanti dia akan bertanya apa hubungan kita, ngapain kita kesini dan panjang ceritanya. Saya malas menjelaskannya. Biarkan saja dia mengira seperti itu toh kita gak akan ketemu dia lagi"
Dinda terdiam mendengar penjelasan Rendy tapi hatinya berbunga bunga mendengar Rendy berkata iya tadi. Jantungnya berpacu kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Muawanah
asyik asyik...😄😄😄aku ksh bunga nieh kak 😊
2024-07-09
1
Mahrita Haryani
Lanjutttt Thor....
Asyikkk ,...🥰😘😘😘
2021-12-13
1
Asri
duh...duh suka banget ini mah alur ceritanya 😘😘😘
2021-07-13
7