Bertemu keluarganya
Pukul 10 pagi mobil Rendy sudah sampai dihalaman rumah Dinda. Hari ini Rendy akan membawa Dinda bertemu dengan keluarganya.
Dinda menyambutnya dengan sangat cantik hari ini. Dinda memakai gaun berwarna tosca dengan jilbab motif bunga-bunga yang senada.
Kamu sangat cantik Dinda. Rendy mengagumi penampilan Dinda.
Setelah mereka pamit pada Mama, kakak dan kakak ipar Dinda. Rendy dan Dinda masuk kedalam mobil dan bergerak menuju kerumah keluarga Rendy.
"Pak kita singgah dulu ke supermarket ya sebentar" Pinta Dinda.
"Kamu ingin membeli sesuatu?" Tanya Rendi.
"Iya, saya mau membeli buah tangan. Masak iya datang pertama kerumah seseorang tidak membawa oleh-oleh" Dinda tersenyum kearah Dinda.
"Akh iya aku lupa" Rendy membelokkan mobilnya keparkiran supermarket yang mereka lewati menuju arah kerumah orangtuanya.
"Oh iya Din, kamu jangan panggil saya dengan sebutan Bapak lagi donk, saya merasa ketuaan. Masak saya mau nikah dengan anak-anak, panggil Mas aja sepertinya cocok" ujar Rendy.
"Iya Pak eh Mas" Dinda mengucap malu-malu.
Mereka turun dari mobil dan masuk kedalam supermarket memilih dan membeli buah tangan yang akan dibawa kerumah orangtua Rendy. Setelah itu melanjutkan perjalanan.
Tidak memakan waktu lama, karena hari ini hari libur jalanan tidak begitu ramai, mereka sampai dirumah orang tua Rendy setelah 1 jam perjalanan.
Mobil Rendy masuk kepekarangan rumah yang luas dengan tatanan taman yang cantik dihalaman rumahnya. Dinda melihat bangunan rumah yang besar didepannya. Seketika dia merasa ragu masuk kedalam rumah ini. Apakah dia pantas menjadi anggota keluarga ini. Tiba-tiba bayang masa lalu datang mengingatkan Dinda akan status keluarganya.
Apakah keluarga ini akan menerima dia dengan baik, melihat keluarganya hanya keluarga sederhana. Dinda sangat takut tanggapan keluarga Rendy akan sama denga keluarga Ivan dulum Mereka memandang orang hanya dari status dan harta kekayaannya.
"Ayok masuk Din, semua keluargaku sudah menunggu didalam" Ajak Rendy.
"Iya Mas" Dinda mengikuti Rendy dari belakang.
"Uncle datang" Teriak gadia kecil yang sangat terkejut melihat kedatangan Rendy. Gadis itu lari menuju kearah Rendy.
Rendy merentangkan tangannya menyambut kedatangan gadis kecil itu kemudian dia menggendongnya.
"Bela sayang, udah mandi?" Tanya Rendy.
"Udah uncle" Jawab gadis itu dan menatap Dinda malu-malu karena itu pertemuan pertama mereka. Dinda tersenyum gemaa melihat gadis kecil itu.
Aksa sang kakak juga menyamperi Rendy dan Dinda kemudian menyium tangan mereka.
"Assalamu'alaikum Pa, Ma" Rendy menyapa keluarganya yang sedang berkumpul diruang keluarga.
"Wa'alaikumsalam" jawab mereka bersamaan.
Rendy menyium dan memeluk mereka satu persatu.
"Ada tamu baru rupanya" Jawab Mama pada anaknya dan tersenyum lembut kearah Dinda.
"Eh iya kenalkan Ma, Pa, ini Dinda" ucap Rendy mengenalkan Dinda.
Dinda mengulurkan tangannya menyalam Mama Rendy dan Papanya yang sedang duduk dikursi roda.
Kemudian tampak kakak Rendy yang berjalan dari belakang.
"Ini lho Pak yang kemarin aku cerita, gadis cantik yang aku jumpai dikantor Rendy. Akhirnya dibawa juga kerumah kita" sapa kak Ronald kepada semuanya.
Dinda pun menyalam kakak Rendy beserta istrinya. Semua tersenyum melihat kedatangan Rendy hari ini yang membawa wanita cantik kerumah.
Dinda memberikan buah tangan yang mereka bawa kepada istri Ronald dan istrinya menyambutnya dengan ramah. Keluarga yang baik fikir Dinda.
"Gimana kabar Papa, sudah semakin sehat?" Tanya Rendy.
"Harus donk, kan Papa ingin melihat kamu mengabulkan permintaan Papa kemarin" Pak Baskara mengedipka matanya pada Rendy.
Rendy yang mengerti maksud Papanya tersenyum. Papanya tampak bahagia hari ini.
"Sini sayang duduk disini" ajak Mama Rendy pada Dinda. Dinda pun duduk disamping Mama Rendy.
"Benar kata Ronald, kamu sekretaris baru dikantor Rendy?" tanya Mama Rendy dengan lembut dan ramah.
"Iya Tante" Jawab Dinda.
"Sekarang sudah naik pangkat Ma, baru tadi malam aku promosiin" Rendy menimpali jawaban Dinda.
"Naik pangkat jadi apa?" Tanya Mama bingung.
"Jadi calon istri Ma" Celetuk Ronald Kakaknya Rendy.
Semua tertawa dan tersenyum menatap Rendy seolah meminta penjelasan.
"Iya Ma" Jawab Rendy.
Dinda hanya bisa tersenyum dan tertunduk salah tingkah. Wajahnya sudah merah dari tadi karena menahan malu.
"Kalau begitu jangan panggil tante lagi donk, panggil Mama" Ibu Renata yang tak lain adalah Mama Rendy kemudian memeluk lembut Dinda.
"Mama sangat senang mendengar kabar ini" ujarnya.
Pak Baskara berbisik kearah Rendy.
"Kali ini Papa setuju dengan pilihan kamu" Rendy tersenyum mendengar pengakuan dari Papanya.
"Jangan lama-lama lagi Ren, Papa takut gak sempat melihatnya" ucap Pak Baskara.
"Papa pasti sempat kog melihatnya. Rendy yakin Papa masih kuat, jangankan melihat Rendy menikah melihat anak Rendy lahir pun Rendy yakin Papa masih kuat" Rendy memberi semangat pada Papanya.
"Benar kata Papa kamu sayang, jangan lama lama lagi. Niat baik harus disegerakan jangan ditunda tunda" Mama Rendy yang bersuara kali ini.
"Bagaimana kalau besok kita bertemu keluarga Dinda Ma, kita bicarakan rencana ini secepatnya" Istri Ronald memberi ide.
"Boleh juga ide kamu itu sayang" Ronald memeluk istrinya penuh kasih sayang.
"Bagaimana Dinda, kamu setuju?" Tanya Pak Baskara kepada Dinda calon menantunya.
"Terserah Bapak saja" jawab Dinda.
"Lho kog masih panggil Bapak? Papa donk sayang" Mama Rendy membetulkan kekeliruan ucalan Dinda.
"Eh iya bagaimana baiknya aja Pa" Dinda menatap Rendy malu.
Rendy tersenyum melihat wajah Dinda yang sudah seperti kepiting rebus merahnya karena malu.
"Baiklab kalau begitu besok malam kita berkunjung kerumah Dinda, melamar Dinda secara resmi pada keluarganya" Papa Rendy memutuskan percakapan mereka.
"Sudah waktunya makan, mari kita makan yuk sayang" Ajak Mama Rendy. Seluruh kelurga berjalan menuju ruang makan untuk menyantal makan siang bersama hari ini. Semua tampak bahagia dengan berita dan rencana masa depan Rendy.
"Besok aku ikut ya Ma, aku gak mau kalian tinggal dirumah" Tiba-tiba Pak Baskara bicara seperti anak-anak yang sedang ngambek.
"Iya sayang, asal Papa janji Papa gak boleh kelelahan" Sang istri menggenggam tangan suaminya dengan penuh kasih sayang dan cinta.
"Aku cuma duduk dimobil kog dan tidak banyak jalan. Besok aku cukup duduk dikursi roda saja. Kalian tinggal mendorong kursiku" Jawab suaminya.
"Iya Pa, besok Papa akan ikut kog. Kami tidak akan tega meninggalkan Papa disini sendiri" Ronald berusaha menghibur Papanya.
Rendy tersenyum melihat Papanya. Laki-laki ini benar benar telah berubah, semua keras dan garangnya sudah hilang hanya menyisakan gurat lemah dan garis garis tanda tua diwajahnya.
Rasa benci dan kesal yang dia simpan dulu pada Papanya sudah hilang. Dia sudah memaafkan sikap keras Papanya dulu.
Mereka pun melanjutkan acara makan siangnya bersama deselingi canda dan tawa sambil mengobrol ringan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Ety Nadhif
duh senangnya Dinda dpt camer yg baik
2021-04-02
8
Syifa Altafunnisa
masih terharu Thor 😢😢🥰🥰🥰
2021-03-18
4
Conny Radiansyah
senangnya
2021-01-05
4