Satu tahun kemudian
"Selamat ya Mbak Andin atas kelahiran Putranya, semoga menjadi anak yang sholeh dan membanggakan kedua orantuanya" Ucap Dinda.
Hari ini adalah acara aqiqah sekaligus syukuran atas lahirnya putra pertama Rico dan Andin. Semua keluarga, tetangga, rekan kerja dan teman-teman mereka ramai datang ke acara pesta dirumah Rico dan Andin.
Dinda datang bersama Mama, kakaknya Nanda dan kakak iparnya Lila. 3 bulan yang lalu Nanda baru saja menikah dengan istrinya yang bernama Lila.
Kesehatan Mamanya juga sudah semakin membaik, sudah bisa berjalan seperti dulu lagi walau masih harus rutin therapy dan checkup kesehatannya.
"Makasih ya Din kamu udah datang. Kamu gimana kabarnya? Udah lama kita gak ketemu dan ngobrol" Tanya Andin yang saat ini sangat senang atas kehadiran putra pertamanya dalam pernikahannya.
"Alhamdulillah aku baik mbak. Mama juga sekarang kesehatannya sudah sangat pesat Mbak, sekarang sudah bisa berjalan" Dinda yang sudah lama tidak bertemu dengan kakak sepupunya itu sangat senang ngobrol seperti ini.
"Syukurlah tante sudah lebih sehat ya sekarang. Jadi apa kegiatan kamu sekarang? Tante kan udah sehat tidak perlu dijagain, lagian sekarang kan dah ada Mbak Lila yang menemani tante dirumah. Apa kamu gak pengen kerja lagi Din?" Andin dan Dinda ngobrol dikamar sambil Andin menyusui putranya.
"Pengen banget Mbak, kasian Mas Nanda yang terus-terusan jadi tulang punggung keluarga, membiayai semuanya. Apalagi sekarang diakan sudah menikah tentu perlu biaya untuk keluarganya sendiri Mbak. Aku jadi gak enak kalau harus selalu bergantung sama Mas Nanda" Dinda yang sudah lama memikirkan semua ini baru kali ini bisa mengutarakan isi hatinya kepada orang lain. Selama ini dia masih memendam keinginannya untuk bekerja kembali.
"Lagi cari-cari lowongan pekerjaan Mbak, kalau mbak denger ada lowongan pekerjaan tolong kabari aku ya mbak, siapa tau ada yang sesuai dengan basic pendidikan dan pengalaman kerjaku sebelumnya" Curhat Dinda kepada Andin.
"Nanti coba Mbak tanya sama Mas Rico ya Din, siapa tau dikantornya atau kantor teman-temannya ada lowongan pekerjaan" Andin kemudian meletakkan anaknya yang sudah tertidur kedalam box bayi.
"Yuk kita keluar Din, dari tadi Mbak belum menyapa para tamu undangan karena Putra rewel minta ASI" ajak Andin keluar dari kamar bayinya. Sebelum keluar Andin memanggil babysitter untuk menjaga anaknya yang sedang tidur dikamar.
Andin dan Dinda kemudian keluar kamar dan berbaur dengan keluarga dan para tamu undangan.
"Putra mana sayang?" Tanya Rico pada Andin yang keluar kamar tanpa anak mereka.
"Sudah tidur mas dikamar ditemani mbaknya" Ucap Andin pada suaminya kemudian dia menyapa teman-teman Rico yang sudah datang dari tadi.
"Duh padahal kami pengen lihat Rico junior lho dari tadi" Ucap Danu yang datang bersama istrinya Meli yang sedang hamil. Danu juga sudah hampir setahun menikah dan kini istrinya sedang hamil 7 bulan.
"Maaf Mel, Mas Danu, Putra dari tadi rewel mungkin gerah karena diluar banyak orang, jadi tadi dibawa ke kamar ngadem dan langsung tidur. Udah berapa bulan Mel hamilnya?" Andin mengelus perut Meli yang terlihat sudah besar.
"Udah 7 bulan An, kami juga udah gak sabar menyusul kalian. Menunggu kelahiran anak kami" Meli terlihat sangat bahagia atas kehamilan pertamanya.
"Aku sudah punya anak, Danu juga sebentar lagi nyusul. Kamu kapan lagi Ren? Jangan sibuk ngurus Perusahaan sampai lupa cari jodoh" Rico sengaja menyindir Rendy yang datang sendiri.
"Iya Bro, jangan berlarut dalam patah hati. Patah satu tumbuh seribu. Gak jadi sama Lisa masih banyak cewek-cewek lain diluar sana" Danu ikut menimpali kata-kata Rico.
"Lagian aku sangat bersyukur kamu gak jadi sama Lisa, dari awal aku sudah merasa ada yang salah dengan tuh cewek. Ntah mengapa sepertinya dia hanya memanfaatkan kekayaanmu saja Ren" Rico menyampaikan isi hatinya yang sudah lama dia pendam.
"Dulu aku pengen bilang sama kamu, tapi karena aku lihat kamu udah bucin banget sama dia aku jadi gak tega. Yah siapa tau felling aku salah dan dia adalah jodoh kamu. Syukurnya semua belum terlambat dan semua terbongkar. Walau ceritanya sedikit mengecewakan tapi aku harap kamu tidak terlalu bersedih akan kandasnya hubungan kalian" Rico menepuk bahu Rendy memberi semangat.
Rendy hanya diam mendengar semua omongan para sahabatnya.
"Aku masih ingin sendiri. Belum kefikiran sama wanita apalagi menikah. Masih enak sendiri" Rendy mencoba mengelak.
"Emang enak terus-terusan tidur sendiri bro? Gak bisa peluk guling hidup" Danu tersenyum menatap Rendy.
"Aseeem lo..." Rendy berusaha mengelak dari ledekan sahabatnya.
"Aku kedalam dulu ya Co, numpang kamar mandi" Rendy berjalan kedalam rumah mencari kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi Rendy tak sengaja melihat Dinda yang sedang menggendong anak bayi keluar dari kamar.
Eh itu gadis yang dulu pernah aku lihat saat pesta pernikahan Rico. Gadis dengan senyum lembutnya penuh kasih sayang. Senyum itu masih sama saat aku lihat dia sedang menggendong bayi. Bayi??
Apa dia sudah menikah dan sudah punya anak?
Mengapa aku merasa kecewa ya? Rendy berjalan keluar kembali menuju para sahabatnya berada.
Tak berapa lama setelah dia kembali berkumpul bersama para sahabatnya tiba-tiba dia melihat gadis yang membawa bayi tadi berjalan menuju kearah mereka.
"Mbak Andin, tadi Putra terbangun dan nangis, jadi aku kekamar dan bawa Putra keluar. Aku udah coba mendiamkannya tapi dia tetap nangis. Mungkin dia minta digendong mamanya kali mbak" Dinda menyerahkan bayi yang ada digendongannya kepada Andin.
"Cup...cup... anak Mama, sedih ya Mama tinggal dikamar" Andin menimang anaknya dan tidak berapa lama bayinya pun terdiam.
Meli yang sebentar lagi akan menjadi seorang Ibu merasa gemas ketika melihat bayi kecil itu terdiam kemudian dia mencubit halus pipi Putra yang imut-imut.
"Lucunya ya Mas, semoga anak kita juga lucu seperti ini" Meli menatap Putra dengan gemas.
"Iya sayang" Ucap Danu pada istrinya.
Dinda yang masih berada di sekeliling Andin dan teman-temannya terdiam dan sangat terkejut menatap Rendy.
Inikan lelaki yang tak sengaja aku tabrak dulu pas acara pesta pernikahannya Mbak Andin. Ternyata dia temannya Mbak Andin dan Mas Rico rupanya. Bisik Dinda dalam hati.
Rendy yang mengetahui bahwa bayi yang digendong Dinda adalah anak Rico, dia merasa lega. Akh... ternyata bukan anaknya.
Tak sengaja mata mereka saling pandang. Dinda langsung sadar dan membuang pandangannya kearah lain.
"Aku masuk dulu ya Mbak" Dinda pun pamit masuk kedalam berusaha menutupi kegugupannya.
Tampan sih, tapi tatapannya serem mana galak lagi. Dinda menggeleng gelengkan kepalanya mengingat pertemuan pertama mereka.
****
"Siapa cewek itu An?" Tanya Meli pada Andin setelah Dinda pergi dari depan mereka.
"Sepupuku Mel" Jawab Andin sambil menimang anaknya dalam gendongannya.
"Masih single An?" Kali ini Danu yang bertanya penasaran.
Rendy pura-pura cuek padahal dalam hatinya sangat menantikan jawaban Andin.
"Masih Dan, kenapa kog tiba-tiba kamu tanya itu. Ingat lho Dan istri kamu lagi hamil masak kamu mau melirik wanita lain. Lagian aku juga gak mau sepupuku kamu jadikan yang kedua" Andin menatap Danu penasaran.
"Eits... Jangan negatif thinking dulu donk. Aku menanyakannya bukan untukku tapi untuk cowok yang disebelahku ini lho. Jones alias Jomblo Ngenes" Danu tertawa sambil menyindir Rendy.
"Asem lo, aku masih sendiri sampai sekarang bukan karena gak ada yang mau ya, tapi karena aku belum nemu aja yang sesuai kriteriaku" Rendy refleks menjitak kepala Danu.
Danu meringis sakit sambil menggaruk kepalanya.
"Ya siapa tau aja cewek tadi sesuai dengan kriteria kamu. Pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang. Kalau kamu gak kenal dia, gimana kamu tau dia sesuai kriteria kamu atau tidak" Danu berusaha menyemangati sahabatnya itu.
"Dinda itu wanita yang sangat penyabar lho Ren, aku rasa sifatnya itu bisa menandingi dinginnya hati kamu" Rico menimpali ucapan Danu.
"Bener Mas Rendy, bukannya aku mau promosiin sepupuku ya. Aku cuma mau buka jalan supaya kamu bisa lebih mengenalnya. Sepupuku itu sangat penyabar dan penyayang 3 tahun Mamanya sakit stroke. Dia bersedia berhenti kerja demi untuk mengurus Mamanya sendiri dan dia berhasil dengan kesabaran dan ketekunannya tanteku sekarang sudah sembuh, oh iya yank aku lupa tadi Dinda cerita karena Mamanya sekarang sudah sembuh dan sudah ada istrinya Mas Nanda yang jaga, Dinda mau kerja kembali. Jadi dia lagi nyari lowongan pekerjaan" Andin bercerita sedikit tentang Dinda pada Rendy setelah itu menatap suaminya Rico.
Jadi namanya Dinda. Bisik Rendy setelah dia menyimak pembicaraannya Rico dan Andin barusan.
"Ren bukannya kemarin kamu mencari seorang sekretaris. Kamu tanya padaku apakah ada orang yang bisa bertanggung jawab dan dapat dipercaya?" Rico ingat pembicaraannya dengan Rico 2 hari yang lalu, Rendy sedang pusing mencari pengganti sekretarisnya yang sudah mengundurkan diri setelah melahirkan anaknya yang ketiga.
"Nah apalagi Ren, pas banget kan. Pucuk dicinta ulampun tiba. Kalau kata nenekku jodoh siapa yang tau. Kalau jodoh gak akan lari gunung dikejar" Danu semakin menggoda Rendy.
"Gak nyambung tauk" wajah Rendy terlihat kesal mendengar ocehan Danu tapi dalam hatinya berbung-bunga tuh hehehe..
"Kalau tentang sekretaris aku memang sedang mencarinya Ric, tapi kalau jodoh aku belum kefikiran" Rendy berusaha datar menutupi perasaannya padahal ngarep banget Dinda bisa segera kerja dikantornya, setiap hari bisa ketemu Dinda, duuh.. jadi gak sabar.
"Yaudah sayang besok suruh aja Dinda antar surat lamaran kekantor Rendy" Rico menyuruh istrinya memberitahu berita ini pada Dinda.
"Bener ya Mas Ren, ntar aku suruh Dinda kirim lamaran ke kantor kamu. Tapi pasti ya sepupu aku diterima dan kamu jangan siksa sepupuku itu ya. Udah cukup cobaan hidup yang dia jalani sekarang jangan kamu tambahi lagi beban fikirannya?" Andin mengancam Rendy. Walaupun Danu dan Rendy adalah sahabat istrinya tapi mereka sudah sangat akrab sehingga Andin tak segan-segan bercanda dengan sahabat suaminya itu.
"Yah tergantung cara kerja dia An. Aku gak suka ribet, yang penting dia bisa mengikuti cara kerjaku. Aku gak suka kerja lambat dan banyak salah". Rendy tidak berani berjanji pada Andin walau itu sepupu Andin sendiri.
"Aku yakin dia bisa diandalkan Ren, ngurus Mamanya yang sakit aja dia bisa apalagi ngurus kamu yang sehat tapi ngeselin gini" Rico tersenyum sambil menepuk bahu Rendy.
"Iya, udah ngeselin, dingin, sok wibawa, hidup lagi" Danu menimpali sambil tertawa.
"sompr** lo" Mereka yang ada disitupun tertawa melihat tingkah Danu dan Rendy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Sri Mulyana
makin seruuu ceritanyaa.... ❤❤❤❤❤
2021-03-24
4
💚 Heppy Frenika 💚
lanjut
2021-03-22
2
Tinie Mam Haqqi
semangat kak
2021-01-01
1