Perjalanan Luar Kota
"Bos ada sedikit masalah dikantor cabang kita, sementara besok kita harus terbang ke Provinsi A sesuai dengan agenda kita minggu lalu" Angga menyampaikan keadaan terbaru tentang perusahaan mereka.
"Urusan kantor cabang aku serahkan pada kamu, selesaikan secepatnya biar aku saja yang ke Provinsi A"
"Bos bisa pergi sendiri?" Angga menatap Bosnya itu.
"Aku akan mengajak Dinda ikut denganku biar nanti dia bisa membantuku disana, cepat kamu sampaikan pada Dinda agar dia bisa bersiap siap.
Rendy melangkah menuju meja Dinda dan menyampaikan apa yang diintruksikan pimpinan mereka.
Dinda masuk keruangan Rendy setelah mengetuk pintu. Sudah satu minggu Dinda bekerja disini dan dia sudah mulai terbiasa dengan suasana kantornya dan sudah bisa beradaptasi di perusahaan ini.
"Pak, tadi Angga menyampaikan kepada saya kalau besok saya yang akan menggantikan beliau menemani Bapak keluar kota" Dinda menatap Rendy.
"Iya, Angga ada urusan penting di kantor cabang jadi kamu yang akan menemani saya besok. Siapkan semua keperluan kita besok. Semua bahan-bahan rapat dan perlengkapan kamu juga. Oh iya disana kita juga akan survei lokasi jadi mungkin akan kelapangan. Kamu siapkan stamina dan perlengkapan kamu karena kita tidak kerja didalam kantor. Disana kita akan terjun langsung kelapangan. Kamu sanggup?" Tanya Rendy kepada Dinda.
"InsyaAllah saya sanggup Pak. Baiklah Pak saya akan menyiapkan semua yang kita butuhkan. Saya permisi" Dinda melangkah pergi meninggalkan Rendy.
Baskara Corp adalah perusahaan besar yang bergerak dibidang penyediaan alat berat. Jadi, perusaahan ini bisa bekerjasama dengan perusahaan apapun dan sering ikut tender perusahaan besar. Kali ini Baskara Corp bekerjasama dengan Perusahaan komunikasi. Perusahaan mereka yang membantu dalam pembangunan tower ke seluruh pelosok Indonesia. Jadi ini adalah proyek yang besar. Rendy tidak pernah main-main dengan pekerjaannya. Dia akan bekerja total dan tidak kenal kata gagal.
Dan dia akan terjun langsung memantau setiap proyek yang dia pegang sehingga semua proyek selesai dengan hasil yang memuaskan. Ini yang membuat perusahaan-perusahaan besar merasa puas bekerjasama dengan perusahaan yang di pimpin Rendy.
Perjalanan luar kota kali ini dijadwalkan seminggu karena mereka tidak hanya berkeliling di ibukota provinsi tapi mungkin mereka akan terjun langsung memeriksa sampai ke kota-kota kecil di provinsi tersebut. Perjalanan luar kota pertama bagi Dinda di perusahaan ini dan mungkin akan sangat melelahkan. Tapi ini sudah menjadi tugasnya menemani, membantu dan menyiapkan semua keperluan pimpinan tertinggi di Baskara Corp.
Dinda sudah memasukkan bajunya kedalam koper dan malam ini dia akan cepat tidur agar besok tidak terlambat berangkat ke bandara.
******
Pagi-pagi Angga sudah mengirim pesan kepada Dinda mengabarkan bahwa dia akan menjemput Dinda kerumahnya setelah itu mereka bersama sama menjemput Bos besar kemudian berangkat menuju Bandara.
Jam 7 Pagi Angga sudah sampai didepan rumah Dinda. Setelah berpamitan dengan Mama dan kakaknya Dinda pun berangkat bersama Angga menuju apartemen Rendy.
Sampailah mereka di sebuah gedung tinggi dimana ini merupakan apartemen elite yang terkenal di kota ini dengan fasilitas yang paling lengkap. Angga dan Dinda masuk kedalam lift menuju lantai 20, lantai teratas dimana dilantai ini hanya terdapat 2 apartemen dan 2 apartemen ini yang paling besar di gedung tersebut.
Ting... tong..
Angga menekan tombol bel kemudian pintu dibuka oleh Rendy.
"Pagi Bos, udah siap? kita langsung go?" Angga menyapa Bos nya dengan semangat dan senyum ceria. Dinda sudah mengerti dengan sifat Angga. Hanya didepannya Angga bisa terlihat akrab dengan Bos nya. Tidak seperti atasan pada bawahan tapi hubungan mereka lebih terlihat bersahabat dan bersaudara. Angga sering menggoda Bos nya itu dan bercanda. Tetapi kalau pada orang lain Angga sama persis seperti Bosnya dingin dan cuek.
Dinda pernah menanyakan hal itu pada Angga. Mengapa padanya Angga tidak menutupi sifat aslinya. Angga malah menjawabnya dengan kocak. Aku kan istri pertama Bos dan kamu istri kedua. Sesama madu dilarang saling menutupi. Dinda tertawa mendengar penjelasan Angga yang gak masuk akal.
"Saya sudah siap, kamu bawa koper saya dikamar" Perintah Rendy pada Angga.
"Siap Bos" Angga menaikkan tangannya ke kepala memberi hormat.
Wajah Rendy tetap datar menanggapi canda pagi Angga. Dasar Bos dingin mukanya beku seperti es.
Tapi pagi ini tampilan Rendy sangat santai menggunakan celana jeans dan kaos kerah. Aaah semakin tampan aja si Bos beku ini. Batin Dinda meronta.
Tak menunggu lama lagi mereka bertiga berangkat menuju bandara. Angga hanya mengantarkan mereka saja, setelah itu dia kembali bergerak menuju kantor cabang yang bermasalah, dia akan sesegera mungkin menyelesaikan permasalahan yang ada.
Di pesawat Dinda dan Rendy duduk bersebelahan. Rendy tetap dengan setelan dingin dan cueknya. Membuka majalah bisnis tanpa memperhatikan sekelilingnya seolah olah dia larut dengan fikirannya sendiri. Dinda menutupi kegugupannya saat bersama Rendy. Sudah seminggu bekerja baru kali ini Dinda berada sangat dekat dengan Bosnya itu. Jantungnya seperti mau copot karena dag dig dug. Untuk mengatasi kegugupannya Dinda memasang headset ditelinganya dan dia mulai memutar lagu kesayangannya yang ada tersimpan di memory hp nya tanpa terasa Dinda tertidur dan tanpa dia sadari kepalanya menempel dibahu Rendy seperti mencari kenyamanan.
Rendy terkejut dan melirik kearah Dinda. Dinda sudah tidur dengan nyenyaknya. Baru kali ini Rendy bisa melihat wajah Dinda dengan sangat dekat.
Dinda memiliki warna kulit tidak putih tapi sawo matang, hidungnya mancung wajahnya ayu dan manis sekali. Dibawah bibirnya ada tahi lalat kecil membuat bibirnya terlihat semakin sexy. Tubuhnya langsing dengan tinggi 165 cm sebenarnya tubuhnya jg sexy tapi dia tidak pernah memperlihatkannya karena dia selalu membungkus tubuhnya dengan pakaian yang sopan dan jilbab. Yaaah Rendy sangat senang melihatnya. Ntah mengapa sudah seminggu ini Rendy sering memperhatikan wajah dan penampilan Dinda dikantor dan diam-diam dia mengaguminya.
Padahal sebelumnya pacar-pacar rendy dari golongan sosialita. Wanita-wanita yang cantik dan sexy, kalau tidak dia tidak akan melirik wanita tersebut. Ntah mengapa Dinda berbeda, apa yang ada didiri Dinda meruntuhkan semua penilaian Rendy terhadap wanita.
Wanita ini bisa menjaga dirinya agar terlihat dihargai didepan pria. Wajahnya ceria tapi tidak murahan setiap bertemu dengan pria sikapnya selalu sopan dan tidak ada kesan genit. Rendy sering melihat saat meeting dengan client para pria banyak yang meliriknya tapi Dinda tidak pernah mengambil kesempatan dan terkesan merayu. Dia bekerja secara profesional. Satu lagi Dinda sangat alim menurut Rendy. Pada waktu-waktu shalat dia selalu pergi ke mushala. Rendy yang selama ini sudah sangat jauh dari Tuhan merasa sejuk hatinya setiap melihat Dinda selesai shalat. Wajahnya teduh dan manis.
Akh.... apakah aku mulai tertarik padanya? Batin Rendy. Tiba-tiba Rendy mulai ngantuk karena kepala Dinda yang bersender dibahunya membuat hatinya menghangat dan nyaman. Akhirnya mereka berdua tertidur dipesawat dengan kepala yang saling bertaut.
Dinda terbangun dari tidurnya merasa berat dikepalanya, ternyata Dinda tidur dibahu Rendy dan Rendy juga saat ini sedang tertidur, kepalanya menimpa kepala Dinda. Pelan-pelan Dinda membetulkan letak kepala Rendy agar tegak. Rendy tidur dengan tenang. Pada saat ini Dinda bisa lebih leluasa melihat wajah Rendy saat tidur.
Kamu sangat tampan Bos. Dengan hidung mancung, alis mata yang tebal dan mata kamu yang tajam membuat Dinda salah tingkah jika Rendy sedang memandangnya. Sangat sulit menutupi kegugupanku setiap kau melihatku. Rendy jarang sekali terlihat tersenyum biasanya wajahnya selalu datar tanpa ekspresi sesekali kalau sedang bersama client, baru Rendy tersenyum dan tertawa saat berkelakar dan Dinda melihat ada lesung pipi saat dia tersenyum dan jambang yang terawat menutupi rahang pipinya yang tegas menambah ketampanan wajah Rendy. Kau terlihat sangat jantan Bos.
Duh... jaga pandangan Dinda, ingat dirimu ada di level mana jangankan untuk menyukainya untuk mengaguminya pun Dinda sangat takut, takut terjerat dengan hatinya sendiri. Dinda menghapus angan-angan itu kemudian mengalihkan pandangannya ke jendela pesawat.
"Kita sudah sampai?" Tanya Rendy kepada Dinda.
"Sebentar lagi Pak" Mereka kembali merasa canggung saat seperti ini.
Pesawat mendarat di Provinsi A. Rendy dan Dinda dijemput oleh perwakitan dari client mereka dan diantar ke hotel termewah dikota itu. Kamar mereka terletak bersebelahan. Mereka masuk kekamar masing-masing dan istirahat karena nanti malam akan ada jamuan makan malam sambil membahas agenda mereka selama di Provinsi ini.
Dinda mengelilingi setiap sudut kamar hotel ini. Kamar ini besar sekali dibandingkan dengan kamarku, kamar ini sangat sejuk dan nyaman. Walau ini dinas luar kota anggap kau sedang berpiknik Dinda. Nikmatilah semua fasilitasnya. Dinda tersenyum sendiri dikamar dan rebahan diatas tempat tidur dan matanya terpejam perlahan nafasnya teratur, Dinda tidur kembali karena lelah diperjalanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Febri Ana
llanjuuttt
2022-09-04
1
Keysha Shafira
Semangat Thor.. Kusuka membaca novel karya dari mu😊😊😊
2021-07-21
3
Hary Enyong
cewek cakep gk slalu berkulit putih..
berkulit sawo mateng pun juga gk kalah cakep , justru keliatan manis enak di liat..😁
2021-05-18
5