Pelajaran hari itupun usai. Riuh suara murid-murid menggema. Rain yang hatinya yang sedang diselimuti bunga-bunga entah mengapa justru kecewa karena itu artinya harus berpisah dengan pujaan hatinya.
Ya, walaupun besok bisa berjumpa lagi. Ega yang biasanya selalu keluar lebih dulu tanpa berkata apa-apa entah mengapa tetap saja duduk memperhatikan Rain yang sedang merapikan alat tulisnya. Sela dari kursinya memperhatikan tingkah Ega yang terus melihat Rain. Rain memang selalu hati-hati dalam mengerjakan sesuatu.
Dimasukan satu-satu buku tulis beserta pulpen ke dalam tas sambil sesekali menyelipkan rambut pada telinga. Bibirnya selalu terlihat tersenyum. Sadar diperhatikan Ega, Rain menoleh menangkap basah Ega yang terus memandangnya. Bukan Ega namanya jika tidak bisa mengatasi situasi seperti ini. Ega tertawa mengacak rambut Rain.
"Loe tuh apa-apa luwes banget ya, kaya putri kraton tau nggak?" Rain tersipu malu. Entah mengapa lidahnya masih saja kelu tak bisa menjawab.
"Ayo pulang bareng dari tadi Gue nungguin Loe!" Rain ingin menolak karena takut Ibu marah jika berduaan dengan pria saja tapi hatinya sangat ingin.
"Gue udah dapet izin dari nyokap Lo soalnya Gue sekalian jemput Bibi yang lagi di rumah loe belajar masak rendang sama nyokap Lo" Ega menjelaskan panjang lebar seperti tahu kegundahan Rain.
Namun, sebelum keduanya bangkit Sela menghampiri dan menggoda Rain.
"Cieee Rain, bisa patah hati berjamaah nih para secret admirer loe tahu pujaannya udah punya laki." Rain memukul pelan lengan Sela
"Selaaa apaan sih?" Sementara Ega hanya tersenyum lucu melihat raut Rain dengan semu merahnya.
"Ya udah gue duluan ditunggu pajak jadiannya." Sela berlalu sambil melambaikan tangannya. Setelah Sela kini Tania datang
"Raggaaaa, gue numpang mobil Loe ya. Hari ini Gue nggak dijemput," rengeknya manja membuat Ega ilfeel.
"Nggak bisa soalnya Gue bareng Rain."
Tania terus berusaha "Kan bisa barengan Ga?"
Ega menggeleng "Gue mau mampir ke rumah Rain." Tania mengalah dan berlalu sambil bergumam "Awas loe Rain!" tangan Tania mengepal dan dilihat Ega. Keduanyapun keluar kelas.
Setelah Rain duduk dan memasang sabuk pengaman Ega melajukan mobilnya. Rain mengeluarkan sweater dari tasnya dan menutupi paha sampai betisnya hingga tak terlihat. Ega melihatnya takjub. Baru kali ini dia melihat gadis seperti Rain. Ega bukan sekali dua kali satu mobil dengan seorang gadis tapi baru Rain yang melakukan hal itu. Kenapa Rain membuat Ega semakin menyukainya. Hening. Rain merasakan debaran jantungnya yang tak karuan.
Dia mulai mengatur nafasnya perlahan sampai merasa tenang. "Loe kenapa gugup sih?" tanya Ega yang dari tadi memperhatikan Rain.
"Aku takut dimarahin Ibu jalan berduaan cowok."
Ega tertawa "kan nggak ngapa-ngapain Rain, kecuali kalau gini?" Ega meraih tangan Rain menggenggamnya.
Rain gelagapan sebelah hatinya senang sebelah lagi takut.
"udah nggak usah gugup bukan mau ketemu calon mertua ini."
Ega melepas genggamannya sambil terkekeh geli. Rain mulai merasakan sikap Ega yang hangat. Dia tahu barusan itu hanya bercanda tapi Rain merasa Ega sangat manis padanya semenjak tadi pagi.
"Udahlah kalau nyokap loe marah ntar gue nikahin Lo." Ucap Ega mengusap kepala Rain.
Pipi Rain merona mulutnya hanya bisa tersenyum seperti dikunci tidak dapat berkata apa-apa. Tubuhnya serasa melayang. Bahagia. Menikah dengan Ega? tentu saja Rain mau. Rain jadi tidak ingin keramas karena rambutnya hari ini di pegang-pegang terus oleh Ega.
Mereka berdua sampai di rumah saat Bibi dan Ibu Rain selesai membuat rendang dan juga masakan yang lainnya dan jadilah mereka langsung makan.
"Neng Rain bisa nggak bikin rendang?" tanya Bibi setelah mereka makan dan duduk santai di teras rumah. "Bisa dong, Bi." Sahut Rain tersenyum.
"Pinter banget neng Rain ya A. Udah bisa masak bisa nyetrika bisa semuanya. Udah cocok dinikahin tuh, Bu." Kata Bibi menoleh pada Ega dan Ibu bergantian.
"Besok juga saya nikahin kalau ada yang mau." Celoteh Ibu, tentu saja bergurau.
"Ibuuuu."
Rain merajuk manja. Wajahnya lucu jika malu seperti itu. Ibu dan Bibi tertawa sementara Ega tersenyum penuh arti menatap Rain yang menyembunyikan wajah merahnya di pelukan Ibunya. Dengan lembut Ibu mengusap kepala Rain penuh kasih sayang.
Ibu membisikkan sesuatu "Udah dong malu sama Ega." Rain menarik kepalanya lalu bersitatap dengan Ega.
Ega tersenyum manis Rain membalasnya tak kalah manis seraya menganggukan kepala. Benar-benar Rain itu lulus tes. Ega melihat sesuatu yang beda pada diri Rain. Bisa dipastikan cinta Rain tidak bertepuk sebelah tangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
sry rahayu
cie ..cie...
2022-05-23
0
Nda Malamsyah
Aku juga bisa masak rendang A Ega,,, udah bisa dketin a Ega belum??
2021-11-15
2
Happy
nyimak thor
2021-08-14
0