Sedari pelajaran pertama sampai istirahat sampai pelajaran usain Rain tidak banyak bicara. Baru saja tadi pagi rasanya sudah akrab sekali kenapa jadi canggung kembali. Ega tidak ingin membuat Rain berlarut-larut dalam kegundahan.
"Rain loe marah sama gue?" Itu kalimat pertama yang keluar dari mulut Ragga saat hampir saja Rain bangkit. Rain menggeleng lemah.
"Aku malu, Ega. Aku terlihat murahan menyebutmu sayang padahal aku ini bukan siapa-siapa kamu."
Ega tersenyum. "Rain, sini liat Gue. Liat mata Gue!" Rain menurut, mereka saling berpandangan.
"Rain, loe bukan cewek murahan dan loe nggak salah juga nggak berdosa atas kata sayang yang loe kirim buat gue. Bukankah kita teman? Loe dari awal udah baik sama Gue. Loe selalu tulus. Loe dan nyokap loe sekarang udah kaya jadi bagian hidup Gue dan Bibi. Berhenti menyalahkan diri sendiri atas hal sepele yang nggak bikin Gue marah dan Gue justru suka!" Ega berkata panjang lebar berharap Rain merasa percaya diri kembali. Rain mengangguk tersenyum matanya berbinar memandang Ega sedekat ini membuatnya merasa tenang.
"Ok sekarang kita pulang, Gue anter loe dan nggak boleh nolak."
"Ok, makasih Ega." 'Aku sayang kamu' tapi itu dalam hati Ega tidak akan pernah mendengarnya.
Setelah memastikan Rain masuk ke dalam Ega segera melajukan kembali mobilnya untuk pulang. Ibu sudah menunggu Rain di meja makan. Setelah menyalami Ibunya Rain ikut duduk di sebelah Ibu.
"Koq pacarnya nggak diajak mampir?"Ibu berkata serius sekali seolah-olah Rain sudah berpacaran dengan Ega. "Ibuuu, kita nggak pacaran dan kan Rain sudah bilang jangan buat Rain berpikir seolah-olah Ega juga suka sama Rain." mengingat tadi Ega bilang mereka adalah teman.
"Lho emang tadi saat pulang dan berangkat tidak terjadi apa-apa di mobil?" tanya Ibu Rain.
"Ibuuu kan katanya nggak boleh ngapa-ngapain," Rain merajuk. Ibu tertawa. Ibu menatap Rain. Keduanya bersitatap.
"Kamu benar-benar jatuh cinta sama Dia?" Rain mengangguk "tapi, sepertinya dia enggak bu. Dia hanya menganggap teman". Rain menunduk lesu.
"Ibu nggak mau lihat kamu sedih. Kalau memang Rain rasa dia nggak suka Rain, izinkan Ibu menjodohkan Rain dengan anak teman Ibu." Rain kaget bukan main mendengar kata-kata Ibu. Rain meresapi kata-kata Ibunya.
"Bu, tapi aku nggak mau bu. Aku terlanjur suka sama Ragga."
Ibu menggeleng "Tidak, Rain. Ibu nggak mau kamu merasa sedih terus karena Ega tidak bisa membalas perasaanmu. percayalah pada Ibu. Ibu sayang sekali padamu!"
Ibu membawa Rain ke pelukannya.
"Kalau Ega tidak tegas seperti itu dan malah membuatmu menangis Ibu nggak rela Rain. Lagipula anak temen Ibu tidak kalah tampan dengan Ega."
Rain mulai terisak, dia harus melupakan Ragga nya. "Mau ya, sayang?" Rain mengangguk lemah. Ibu mengecup kepala Rain.
Semalaman Rain menangis. Tisu berserakan di mana-mana. Rasanya baru kemarin hatinya berbunga-bunga. Tertawa bersama Ega. Kenapa sekarang keadaan berbalik. Dunianya terasa runtuh. Belum saja cinta dibangun tapi sudah berantakan. Belum saja Ega mengetahui isi hatinya tapi terpaksa harus disudahi. 'Egaa aku bukan seperti gadis-gadis lain yang berani mengungkapkan perasaan padamu. Biarlah kubawa rasa cintaku ini dengan seluruh hidupku. Biarlah aku buang dan kubur segala cintaku padamu ini dengan menaruhnya di memori dan hati paling dalam. Aku sungguh tidak ingin mengecewakan Ibu, semoga kelak kamu juga menemukan gadis yang kamu inginkan. Aku mencintaimu, biarlah hanya Aku yang tahu' Rain terus saja menangis sampai dini hari. Kepalanya terasa mau pecah. Hanya ada Ragga, hanya senyum Ragga dan hanya suara Ragga.
Kandas sebelum memulai ya, Rain 😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
sry rahayu
ada perjodohan ni...
2022-05-23
0
buk e irul
hhhhhh
2022-01-19
0
Happy
sediiihhhh 😭
2021-08-14
0