Akhirnya setelah perdebatan kecil antara Bibi yang ingin Ragga mengantar Ibu Dan Rain pulang sementara Ibu Rain juga tak mau merepotkan sampailah mereka berempat di kediaman Ibu Rain.
"Aduuh saya sama Rain itu nggak biasa bi merepotkan orang lain begini," kata Ibu Rain seraya mempersilahkan dua tamunya duduk.
"Iya Bi kita padahal udah biasa naik kendaraan online." tambah Rain yang juga merasa tidak enak sekaligus senang bisa duduk di samping Ega yang mengemudikan mobil.
Sudah persis pengantin baru yang lepas belanja bulanan, Rain senyum-senyum sendiri mengingatnya. "Nggak apa-apa Neng nggak ngerepotin koq. Iya kan A? Bibi bicara sambil menoleh Ega yang ditoleh hanya mengangguk tersenyum manis.
"Ya udah Bibi dan Ragga silahkan duduk dulu nanti Rain buatkan minum. Saya ke belakang dulu." Ibu Rain berlalu membawa belanjaannya dan diikuti Rain.
"Neng Rain manis ya?" Bibi membisik ke telinga Ega. "Ujung-ujungnya nanti sama kaya cewek-cewek yang Aku pacarin, Bi."
Bibi mengkerutkan kening "Bibi nggak menemukan sosok jahat di diri Neng Rain."
Ega terkekeh "Belum aja Bi."
Mereka tak melanjutkan bisik-bisiknya karena Rain datang membawa nampan berisi kue-kue kering dan dua gelas teh manis hangat. Rain menatanya rapi di meja. Telaten sekali Rain melakukannya. Wajahnya memancarkan senyum dengan sesekali tangannya sibuk menyelipkan rambut di belakang telinga. Bibi menatap Rain suka sementara Ega hanya merasa aneh melihat Bibi memandang Rain seperti orang jatuh cinta. "Silahkan dinikmati ya Bi, Ega. Aku pamit ke belakang dulu." Rain bangkit dan berlalu. "Bibi doakan semoga A Ega secepatnya jatuh cinta pada neng Rain." Bibi terkekeh.
"Bibiiiii!" Ega pura-pura marah tapi Bibi merasa puas telah menggoda tuan muda sekaligus orang yang sudah dianggapnya seperti anak itu. Tak lama Ibu Rain ikut bergabung bersama Bibi dan Ega. "Ayo silahkan diminum!" Ibu Rain menyapa hangat.
"Neng saya permisi numpang ke toilet ya?" rupanya Bibi sudah tahan ingin buang air kecil.
"Ooh silahkan Bi di sebelah sana," Ibu mengarahkan Bibi.
Bibi beranjak meninggalkan Ega dan Ibu Rain. 'Pantas gadisku jatuh cinta, karismatik sekali anak muda ini'. Batin Ibu.
"Sekali lagi makasih ya nak sudah membayar belanjaan Ibu". Awalnya Ibu hanya ingin mencairkan Susana tapi siapa sangka malah terbongkar sebuah fakta. "Sebelumnya maaf tan, sebenarnya yang bayar belanjaan itu Rain sendiri. Saya juga nggak tahu kenapa tadi Rain bilang seperti itu."
Ibu sedikit kaget namun menggeleng-geleng sambil berkata "Sudah Tante duga, dasar gadis nakal. Tapi Tante makasih banyak ya kamu sudah mengantar tante."
Bibi kembali dari toilet dengan wajah lebih fresh. "Lho neng Rain ke mana koq masih belum bergabung?" Bibi rupanya mulai merindukan Rain. Ckck.
"Ooh Rain biasanya sedang menyetrika baju Bi. Kita memang tidak pernah kedatangan tamu jadi mungkin Rain bingung harus bagaimana menerima tamu, maaf ya bukannya Rain tidak sopan."
'apalagi tamunya orang yang Dia taksir pasti bingunglah Dia mau bicara apa' lanjut Ibu dalam hati.
Bibi sepertinya makin menyukai Rain. Jarang-jarang anak gadis mau menyetrika baju. "Saya tinggal ke dapur ya saya mau masak," saat hendak bangkit Bibi juga ikut bangkit.
"Saya bantuin Neng Ibu masak ya?"
"Apa tidak merepotkan Bi?" Ibu menoleh Bibi.
"Saya justru suka."
Akhirnnya kedua orangtua yang terlihat seperti Anak dan Ibu itu melenggang ke dapur meninggalkan Ega sendiri. Ega mulai memikirkan Rain yang kenapa mesti berbohong soal membayar belanjaan Ibunya. Kalau dilihat-lihat Rain tanpa seragam SMA nya memang manis seperti kata Bibi. Apalagi saat menghidangkan jamuan tadi Rain sudah mirip istri sholehah. Ega mengusap kasar wajahnya. Kenapa jadi konyol begini?.
Terus dukung karya pertamaku ini yaa. Terimakasih 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
sry rahayu
manis banget...
2022-05-23
0
گسنيتي
abg abg..
2021-06-16
0
Retina Bocahe Klinthink
ega ega
2021-04-13
0