Rain berdehem berharap Ega akan bangun.
"kenapa mudah sekali tertidur?" kata Rain pelan. Rain menusuk-nusuk kembali pipi Ega, kali ini dengan telunjuknya. Ega membuka mata mengerutkan alisnya. Ega memandang ke arah meja Guru.
"Gurunya mana?" tanya Ega tanpa menoleh.
"Gurunya nggak masuk, tapi lihatlah tugasnya sudah dituliskan di depan" Rain menunjuk ke arah white board. Sejenak Ega membacanya.
"Gue nggak bisa bikin lirik" Ega menoleh pada Rain.
"aku juga nggak bisa bikin nada" Rain berusaha sesantai mungkin.
"ya udah loe bikin dua lirik nanti gue yang bikin lagunya. Gue tidur lagi kalo udah selesai bangunin". Rain berpikir sejenak dan menggangguk
"oke, 50:50?". Ega tersenyum, kali ini lebih lebar yang membuat pipi Rain blushing. Ega kembali tertidur. Rain hati-hati memandang wajah tampan Ega.
'kamu curang sekali dengan wajahmu itu. Kenapa semuanya sangat indah' batin Rain.
Rain segera menarikan pulpennya di atas kertas. Dengan lihai dia membuat kata-kata indah itu, Tidak ada beban. Dia terus menulis sambil tersenyum. Sesekali melirik Ega. 'kenapa harus jatuh cinta secepat ini?. Memalukan" Rain kembali membatin. Dia selesai menulis satu buah lirik. Mengambil kertas HVS yang baru dan kembali menulis. Sementara itu murid yang lain sudah banyak yang pergi ke ruang kesenian karena Pak Darus mengijinkan anak-anak menggunakan alat musik untuk membuat lagu. Tak perlu lama-lama Rain menyelesaikan tulisan lirik keduanya.
Rain kembali berdehem sebelum membangunkan Ega. Rain memberanikan menyentuh kepala Ega, mengusap rambutnya pelan dan berkata
"Ega, bangun!". Ega membuka matanya. Rain masih memegang kepala Ega. Untuk beberapa saat keduanya berpandangan namun tak lama Rain segera menarik tangannya. Rain menunduk malu.
"Udah selesai?" Ega bertanya dengan lembut. Rain mengangguk tersenyum dan menyerahkan dua kertas tadi pada Rain.
"tapi Gue butuh gitar" kata Ega sambil terus membaca lirik yang dibuat Rain.
"Kita bisa ke ruang kesenian sebab kalo di kelas nanti ganggu kelas sebelah" Rain berdiri. Ega berdiri dan langsung mengikuti Rain berjalan di belakang Rain. Rain saat ini merasakan jantungnya kembali berpacu tak karuan. Tangannya dingin namun dahinya mulai mengeluarkan peluh-peluh kecil. Tak lama mereka tiba di ruang kesenian sudah banyak juga teman-temannya di sana. Rain segera mengambil sebuah gitar dan memberikan pada Ega.
Mereka berdua duduk di pojokan. Ega mulai memetik gitar, mengatur senarnya. Rain mencoba tenang. Berkali-kali menarik nafas pelan.
"Loe lagi jatuh cinta?" tiba-tiba Ega berkata memasang wajah manis.
"i-iya ee-eh maksud gue engga" Rain gelagapan menjawab.
"semua cewe sama aja ya, pinter banget bikin kata-kata manis buat merayu." Ega berkata sinis. Rain menoleh. Ega kembali fokus pada gitarnya. Dia menulis nada di bawah lirik di setiap barisnya. Ega tidak kesulitan membuat nada-nada itu.
"selesai!" Kata Ega menyerahkan dua kertas pada Rain.
"tinggal dikirim ke Pak Darus." Kata Rain tersenyum. Ega bangkit dari duduknya. Saat hendak melangkah Rain memanggilnya
"Ega!" Ega menoleh.
"makasih, sorry udah ngerepotin." Ega membalikan badannya. Kini keduanya berhadapan. Rain harus mengangkat kepalanya untuk dapat melihat wajah Ega.
"nggak usah makasih, kita kan 50:50." Ega tersenyum dan berlalu meninggalkan Rain kembali ke kelas, Rain memejamkan matanya
"kenapa harus jatuh cinta pada manusia paling rakus tampan seperti itu?" gumam Rain mulai melangkah kembali ke kelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Kasacans 5924
jath cinta brjuta rasanay
2024-08-27
0
S Nur Khasanah
Baca karyanya Kak Syaesha harus pelan2. biar berasa feel nya hehe
lanjut ya Kak
2024-03-27
0
sry rahayu
paling rakus tampan...😃
2022-05-23
0