mungkin benar kata orang, kalau kita sudah terbiasa berada di sampingnya hidup kita akan terasa berwarna dan bila kita jauh darinya, pasti dunia kita akan kosong. ibarat seperti buku gambar yang sudah di pola tapi tidak di beri warna.
revan memang jauh dari eva selalu sibuk dengan pekerjaannya, tapi setiap hari dia selalu menyempatkan untuk komunikasi dengan eva walaupun hanya sebentar. mengirim pesan kadang vidio call di malam hari hanya untuk melihat wajah eva.
rasanya ia ingin sekali cepat menyelesaikan pekerjaannya yang sedikit sudah mulai stabil di cabang pabriknya, agar revan bisa pulang dan ingin bertemu dengan eva.
membayang kan wajah eva yang tersenyum kadang mengerucutkan bibirnya membuat dia semakin rindu. menahan rindu itu memang berat, berat karna selalu ada bayangan dia di dalam pikirannya.
revan yang baru duduk di kursi dengan menyandarkan kepala serta menutup matanya saat baru selesai meeting dengan bawahannya itu merasa sedikit letih. mendengar suara notif pesan masuk dari ponselnya membuat revan segera merogohnya dari saku celana.
eva : kalau capek istirahat ya, jangan telat makan siangnya." pesan dari eva membuat revan tersenyum karna ini pertama kali eva mengirim pesan terlebih dahulu.
revan : kangen yank.!!" balas revan
eva : aku enggak tu."
revan : jahat sekali.!! kalau aku udah pulang, minta peluk ya.?"
eva : boleh, tapi gak gratis ya. satu detik peluk satu ginjal ku dapat..!!" balas pesan eva. bukannya takut, malah membuat ravan tertawa karna kemarahan eva.
yang semula rasanya lelah, kini sedikit menjadi semangat kembali. karna pesan yang dia dapat membuatnya bersemangat untuk segera pulang ke rumah.
di sisi lain eva yang mendapat kan balasan pesan dari revan, yang ingin minta di peluk membuatnya tersenyum senyum seperti orang gila. rasanya ia lama tidak marah marah pada revan.
sama seperti revan, eva pun juga rindu dengannya. tiga hari di tinggal ke luar kota membuat hari harinya sepi.
yang biasanya makan siang bersama, pulang selalu di antar dan yang selalu membuatnya menggerutu kini seperti tidak bersemangat untuk beraktivitas.
eva yang lagi membalas pesan revan mendongak kan kepala saat mendengar suara pria yang memanggilnya.
mungkin karna ia terlalu fokus dengan benda pipihnya, hingga dia tidak mengerti akan kehadiran mantan suaminya yang sekarang sudah duduk di depan meja kerjanya dengan tersenyum.
rasa terkejut eva saat melihat toni yang tersenyum di depannya membuat dia sedikit mundur dari tempat duduknya.
"enggak usah takut va, aku enggak akan macam macam. aku ke sini hanya mau mengajak mu makan siang bersama dan ini aku sudah membawakan makanan untuk kamu" ucap toni dengan menaruh dua bungkus makanan di atas meja kerja eva
"terima kasih, tapi aku sudah nitip makanan ke ana." jawab eva
"aku tau va kamu bohong, ana hari ini tidak masuk kerja kan.!" sanggah toni dengan tersenyum. membuat eva sedikit terkejut karna toni tau jika eva berbohong.
ya selama revan tidak ada, ana selalu menghampiri eva ke gudang untuk mengajaknya makan siang bersama, kadang meminta bantuan ke eva soal pekerjaan yang sedikit rumit.
tapi hari ini ana tidak masuk kerja, karna ia harus menghadiri acara pernikahan kerabat jauhnya. sehingga itu toni mendapatkan kesempatan untuk mendekati eva.
"lebih baik kamu kembali ke tempat kerja mu, aku tidak mau menjadi bahan fitnah jika ada yang melihat kamu di sini."
"sepuluh menit, temani aku makan setelah itu aku akan pergi va." sahut toni, membuat ana menggelengkan kepala serta berdiri dari tempat duduknya dan akan pergi, dengan cepat toni memegang tangan eva dan mengancamnya.
"jika kamu keluar dari sini, aku juga akan keluar dan akan menggenggam tanga mu seperti ini, saat berada di luar. biar semua orang bilang jika kita sedang bermain api di belakang." ancam toni, eva yang melihat toni memegang tangannya seketika itu menghempaskannya dan kembali duduk di meja kerja
mau tidak mau eva harus duduk kembali. karna toni orang yang tidak pernah main main dalam bertindak dan mengancam saat situasi yang menguntungkan baginya.
toni merasa menang dan senang karna eva mau menuruti permintaannya untuk makan bersama denganya.
berdua dengan mantan suaminya membuat dia mengingat semua kenangan buruk yang telah dia pendam kini kembali lagi dalam ingatannya.
marah pasti iya, menangis tentu tidak. karna menangisi orang yang sudah berhianat tidak ada gunanya lagi.
rasanya ingin sekali ia marah saat ini, tapi lagi lagi kondisi yang tidak memungkinkan. karna saat ini dia berada di area tempat kerja.
"cepatan di habisin makanannya, enggak usah pakai lihat lihat segala." ketus eva karna ia merasa jijik dengan tatapan toni, toni sedikit tertawa karna perkataan eva.
"kamu sedikit berubah ya va, sekarang sedikit galak dan cantik. menyesal aku va dulu menghianati mu."
"sekarang kan dia sudah menjadi istri mu. lebih baik jaga rumah tangga kamu dan jangan mengulangi kesalahan yang ke dua." sindir eva membuat toni tersenyum miris.
"dia tidak seperti mu va."
"jangan samakan aku dengan orang lain, aku dan dia berbeda." sahut eva. " makanan kamu sudah habis kan, bisa tinggalin aku sendiri sekarang." pinta tegas eva membuat toni hanya menghembuskan nafas beratnya dan berdiri dari hadapan eva.
"besok aku akan ke sini lagi, menemani mu makan siang bersama dan aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan mu kembali" jawab toni dengan tersenyum dan berjalan meninggal kan eva.
eva merasa lega saat toni sudah tidak ada di hadapannya. ia mencoba untuk sebisa mungkin tegar dan tegas bila di hadapan mantan suaminya itu, karna ia tidak ingin menjadi wanita lemah saat berhadapan dengan toni.
eva mengambil ponselnya di laci dan segera mengirim pesan pada seseorang yang bisa membuatnya tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Sulati Cus
jgn mau takutnya udah di kasih obat
2022-02-11
0
Indrijati Saptarita
kasihan eva... revan cepat pulang... ana cepat masuk kerja... duuhhh jd ga karuan niiyyy....
2021-02-15
3
Ratna Vitra Sari
kok sama ya thor kisah nya sama aku,,,
aku juga gitu kalau ada yang gangguin pasti cerita sama orang yang bikin aku nyaman dan bahagia😊😊😊
2021-02-08
1