Eva My Life Line
Tidak semua wanita ingin menjadi janda, tidak semua wanita yang senang melihat rumah tangganya hancur dan tidak semua wanita yang sanggup melihat suaminya berselingkuh.
Aku berpacaran dengan toni mantan suami ku selama satu tahun saat aku masih umur dua puluh dan aku baru bekerja sebagai buruh pabrik sedang kan toni sebagai pengawas ku.
Awalnya aku dan toni hanya sebagai atasan dan bawahan saat bekerja dan di luar kerja kita sebagai teman.
Di saat jam istirahat dia selalu menghampiri ku mengajak ku untuk makan bersama, dia selalu perhatian dengan ku setiap hari libur dia selalu mengajak ku berjalan hingga akhirnya kita saling nyaman dan toni mengungkap kan cinta pada ku.
Dia sangat romantis, sangat perhatian, sangat baik terhadap ku. hingga akhirnya aku luluh dan menerima pinangannya
Dia memberani kan diri datang ke rumah budhe ku untuk melamar ku. aku anak tunggal orang tua ku meninggal karna kecelakaan waktu aku masih berusia delapan tahun dan aku di rawat oleh kakak ibu ku. paman dan budhe ku sangat sayang dengan ku dia tidak pernah membedakan aku dengan anaknya. aku tumbuh dengan kasih sayang dari mereka, anak budhe ku juga sayang dengan ku dia menganggap ku sebagai adiknya sendiri beruntungnya aku mempunyai mereka.
Empat kali keluarga ku bertemu dengan toni mereka menganggapnya pria yang baik, sopan, dan bertanggung jawab sehingga tidak ada kata menolak lamaran darinya.
Di saat hari pernikahan ku paman lah yang menjadi wali ku, paman menitih kan air mata saat penghulu mengatakan sah. bukan hanya paman saja, budhe ku juga menangis karna melihat anak gadisnya sudah menjadi milik orang lain dan mas dani pun yang selalu menjaga ku kini juga menangis karna aku akan meninggal kannya.
Saat aku sudah sah menjadi istrinya, aku sangat bahagia menikah dengan orang yang aku cintai tapi aku sedikit bingung dengan muka toni yang tidak terlalu bahagia dan seperti menyimpan rahasia. tapi entah itu apa atau hanya perasaan ku saja, mungkin karna dia terlalu tegang akan pernikahan ini.
Kata orang malam pertama pasti menyenangkan tapi bagi ku malam pertama ku gagal karna saat hari pernikahan aku mendapat kan tamu bulanan sehingga harus menunggu satu minggu.
"Maaf ya mas, gak bisa malam pertama!" ucap ku dengan sedikit malu.
"Gak papa va, kalau sudah selesai kan bisa!" jawab toni dengan tersenyum dan mengacak rambut ku.
"Ya sudah ayo kita istirahat, besok kita akan pindah!"
"Pindah?"
"Iya, mas sudah membeli rumah baru untuk kita tempati!"
"Kenapa mendadak mas."
"Tidak mendadak va, kita gak mungkin kan harus tinggal di rumah budhe, aku ingin kita hidup mandiri menjalani rumah tangga sendiri dan kamu harus melayani ku sebagai istri yang baik." kata toni membuat ku tersipu malu dan aku pun menyetujuinya untuk pindah rumah.
***
Pagi hari di saat aku dan toni sudah memberes kan pakaian ku ke dalam koper dan akan keluar dari kamar untuk berpamitan.
Evamenemui budhe dan paman saat mereka sedang mengobrol di ruang tamu.
"Wah pengantin baru kok sudah bangun!" canda budhe.
"Paman budhe, ada yang ingin kami bicara kan.?"
"Mau bicara apa va, duduk nak toni!" ucap paman aku dan toni pun duduk.
Toni mulai berbicara pada budhe dan paman untuk berpamitan membawa ku ke rumah barunya, awalnya budhe menolak karna dia tidak ingin pisah dengan ku tapi karna paman bilang ini demi kebaikan ku untuk belajar menjadi istri yang baik, hingga akhirnya budhe menerimanya.
Budhe ku menangis saat aku mencium tangan dan memeluknya.
"Jaga diri mu baik baik ya sayang, selalu telpon budhe. jadi istri yang baik menurut sama suami ya." kata budhe dengan lembut
"Budhe jaga kesehatan ya, eva janji akan ngabari budhe dan akan sering berkunjung. salam pamit ku pada mas dani ya budhe." ucap ku dan di angguk kan budhe
"Paman eva pamit ya, paman jaga kesehatan jangan sering minum kopi dan jangan sering begadang." paman pun menitikan air mata dan memeluk ku.
Aku dan toni menaiki mobil untuk menuju rumah baru yang dia beli, perjalanan rumah budhe ke rumah baru mas toni sekitar dua jam.
Mas Toni membeli rumah di daerah perumahan rumah yang sederhana dan asri. kami turun dari mobil, dan toni pun mengambil koper ku dari bagasi.
"Kamu suka?" kata toni
"Aku suka mas, terima kasih." ucap ku dengan memeluknya dan toni pun mencium kepala ku.
Kini aku bebar benar menjadi seorang istri yang setiap hari memasak untuk suami, membersih kan rumah dan memanjakan suami.
Satu minggu pernikahan aku merasa senang bisa bersamanya dan kini masa cuti bekerja ku dan toni berakhir.
Aku dan toni mulai bekerja kembali, banyak yang mengucap kan selamat dan banyak yang menggoda soal malam pertama. jika mengingat kembali aku belum memberi dia haknya untuk menggauli ku karna waktu itu aku masih kedatangan tamu bulanan. dan kini aku sudah bersih dan akan memberikan dia keperawananku.
"Ciye ciye yang sudah nikah? gimana malam pertamanya, enak gak gede gak punya mas toni." goda ana teman kerja ku saat jam istirahat
"Apaan sih na, astaga? fulgar sekali ucapan mu itu!"
"Hahahah, kan aku penasaran va?
"Kalau penasaran ceat nikah, biar tau rasanya! " sindir ku dan tersenyum
"Doain ya semoga aku cepat nyusul."
"Iya aku doain cepat nikah biar ngerasain gimana rasanya malam pertama." membuat mereka tertawa.
"Di mana tia, kok aku belum ngeliat dia?" tanya ku.
"Lagi ke toilet, sudah seminggu ini dia selalu mual sampai mukanya pucat."
"Dia sakit!"
"Kelihatannya!"
"Ya sudah ayo kita samperin dia, aku takut dia kenapa napa!" ucap ku dan di anggukan ana setuju.
Saat aku dan ana berada di lorong toilet samar samar aku mendengar suara orang sedang berbicara serta menangis.
aku seperti mengenal suara pria itu, jantung ku berdebar tuhan saat pria itu berkata
"Aku akan bertanggung jawab tapi bukan sekarang, jadi aku mohon sembunyikan kehamilan mu ini.!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
semangat thor lanjutkan
2023-09-04
0
Joni
JOM👹👹ASDER
2022-11-07
0
💜jiminaa💜🐣
kyak nya sblom ke sad boy aku kudu dimari dulu ya pnsaran soal ama crita ny bang kdal yg di sebelah. 😄
2021-09-17
0