Keesokan paginya, kurir yang sama datang lagi mengantarkan bunga yang sama seperti kemarin.
Aku yang kebetulan pagi itu sedang menyiram bunga di halaman depan langsung menghampirinya dan bertanya langsung tentang bunga yang kemarin dan pagi ini.
"Maaf Pak sebelumnya, jika saya boleh tahu yang mengirim bunga ini siapa ya?"
"Saya sendiri tidak tahu persis orangnya Nona, karena saya hanya bertugas mengirimkan barang" jelas kurir itu
"Oh begitu ya Pak, ya sudah terima kasih Pak" ucapku kemudian membawa bunga itu masuk.
Aku masuk ke dalam rumah dan kemudian duduk di sebuah sofa kecil ruang tamu masih dengan menggenggam bunga tersebut.
"Prima lagi?" ucapku lirih. Aku ragu dengan apa yang aku baca dan aku lihat, aku merasa kali ini ada yang aneh.
Mana mungkin Prima yang memiliki toko bunga sendiri harus mengirimkan bunga dari toko milik orang lain, tapi jika bukan dia siapa lagi yang mengirim bunga mawar merah kesukaanku, apa mungkin Willy, ah tidak mungkin, kita kan masih marahan.
Tapi jika memang itu Willy, kenapa juga harus mengatas namakan Prima.
Ah, aku tidak tahu, aku jadi semakin pusing . Aku letakkan bunga itu di atas meja kecil ruang tamu dan kemudian aku kembali ke aktivitas awalku.
.
.
.
.
Seorang laki-laki berperawakan tinggi, putih dan bermata sipit baru saja keluar dari bandara, setelah memesan taksi kemudian ia segera melaju ke sebuah tempat.
Sesampainya di tempat tujuan, tanpa ragu laki-laki itu turun dan kemudian menyeret kopernya memasuki sebuah rumah berpilar besar, bercat warna gold dan di penuhi dengan mobil-mobil berbagai merek.
"Akhirnya aku sampai juga" katanya sembari terus berjalan menuju pintu utama. Setelah mengetuk pintu beberapa kali, kemudian pintu terbuka dan laki-laki itu pun masuk ke dalam.
Laki-laki itu kemudian melangkahkan kakinya ke arah tangga yang menjadi penghubung antara dua lantai. Sesampainya di kamar ia kemudian meletakkan semua barang bawaannya dan segera menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, ia pun telah selesai dan kembali turun ke lantai dasar.
"Selamat datang Tuan, semua sudah siap." sapa seorang laki-laki yang sudah berumur itu, dengan senyum yang mengembang di wajahnya ia hanya mengangguk dan kemudian segera melajukan mobilnya.
Laki-laki itu adalah Samuel Defrico, atau biasa dipanggil Sam. Seseorang yang selama ini menjadi pengawal pribadi Alexa selama di luar negeri.
Ia melakoni pekerjaan itu bukan tanpa alasan, ia melakukannya karena sejak pertemuan pertamanya dengan Alexa ia sudah merasa tertarik dengan wanita itu, hanya saja Alexa yang selalu menutup diri dari laki-laki membuatnya sulit untuk didekati.
Entah keberuntungan atau apa, pada suatu hari Alexa sedang mencari pengawal pribadi untuk menemaninya kemana pun ia pergi. Dari situ lah Sam berusaha mencari cara bagaimana ia bisa menjadi pengawal pribadi Alexa.
Dengan menyuap semua kandidat yang ada, akhirnya Sam berhasil menjadi satu-satunya orang yang menjadi pilihan Alexa. Ia tidak pernah menceritakan siapa sebenarnya dirinya, karena selama ini Sam selalu berbohong ketika Alexa bertanya soal keluarganya.
Samuel melajukan mobilnya ke sebuah restoran di mana Alexa berada, dengan semangat yang menggebu kali ini ia akan berkata jujur pada Alexa siapa dirinya dan maksudnya melakoni pekerjaan itu.
Dengan mudah ia menemukan lokasi restoran itu, karena sebelumnya ia sudah meminta anak buahnya untuk selalu mengawasi dan mengikuti ke mana pun Alexa pergi, tentu saja tanpa sepengetahuan Alexa.
Setelah turun dari mobilnya, Sam berjalan ke arah restoran itu. Sam kali ini hanya memakai kaos oblong dan celana bahan selutut dengan kacamata hitam yang bertengger di wajahnya membuat laki-laki itu semakin menawan dan terlihat mengagumkan bagi siapa pun yang melihatnya.
Setelah duduk dan memesan makanan ia pun mencoba melihat sekeliling, mencoba mencari keberadaan Alexa yang selama ini ia rindukan.
Hampir sepuluh menit berlalu, ia tak kunjung mendapati apa yang ia cari, bahkan makanan yang ia pesan sudah habis ia makan .
Setelah membayar makanannya, ia kemudian berdiri dan berjalan ke arah toko bunga yang berada di samping restoran itu. Ia berinisiatif membelikan Alexa bunga sebelum ia benar-benar menemui Alexa.
Setelah sampai di depan toko bunga itu, Sam disuguhkan dengan pemandangan yang membuatnya sedikit gerah.
Ia melihat wanita yang ia cintai sedang bersama dengan seorang pria, ya walaupun mereka hanya mengobrol, tapi dari gerakan dan juga tatapan mata Alexa seakan menyiratkan sebuah kenyataan lain.
Siapa laki-laki itu, apakah dia laki-laki yang disukai oleh Alexa, atau mungkin laki-laki itu adalah kekasih Alexa, berbagai pertanyaan terus saja berputar di otaknya.
Tangannya mengepal, dan matanya memerah. Deru napasnya semakin meningkat seiring pemandangan panas yang ia saksikan.
Sam berusaha menormalkan semuanya dengan susah payah, lalu dengan langkah yang ia buat sesantai mungkin dan senatural mungkin ia mendekati dua orang yang tengah berbincang itu.
"Alexa," seru Sam sembari berjalan mendekati keduanya. Alexa dan Prima menoleh secara bersamaan ke arah sumber suara.
Prima mengerutkan dahinya melihat ke arah laki-laki yang memanggil nama Alexa. Alexa pun juga sama, ia juga bingung dengan apa yang ia lihat. Apakah ini benar, apakah itu benar benar Samuel, jika iya, untuk apa dia datang kemari, dan dari mana dia tahu tempat ini. Pertanyaan itu terus terngiang di kepala Alexa, dan dengan segera ia kemudian berdiri dan mendekati Sam.
"Samuel," Alexa masih menatapnya bingung
"Iya ini aku, maaf aku tidak mengabarimu jika aku akan pulang ke Indonesia," Sam masih berdiri di depan Alexa
"Ya" ucap Alexa singkat, karena tidak tahu apa yang akan ia katakan.
"Apa kedatanganku mengganggu kalian?"
"Tidak , kami hanya berbincang dan sarapan bersama" jawab Prima kemudian berdiri,
"Mari silakan duduk" Lanjut Prima mempersilakan Samuel
"Oh iya Prima, perkenalkan ini Samuel, dan Samuel ini Prima pemilik toko bunga ini." jelas Alexa kepada keduanya, kemudian mereka berjabat tangan dan menyebutkan nama masing-masing.
"Lanjutkan obrolan kalian, saya permisi sebentar," keduanya mengangguk, Prima kemudian meninggalkan mereka berdua dan kembali meladeni pembeli yang semakin ramai.
Samuel dan Alexa, mereka berdua kini kembali ke restoran. Alexa mempersilahkan Samuel duduk di ruang kerjanya setelah meminta seorang pelayan menyuguhkan minum untuk mereka. Ruang kerja Alexa kini sudah berganti cat dan juga ornamen. Ruangan yang semula aku dekor dengan berbagai hiasan yang berbau mawar kini sudah berganti dengan dekorasi yang terlihat sangat klasik dan juga etnik sesuai selera Alexa.
"Apa kabarmu Sam?" Alexa memulai percakapan
"Aku baik-baik saja , kamu sendiri bagaimana?"
"Kamu? tidak biasanya Sam menggunakan kata aku kamu? sepertinya ada yang aneh" batin Alexa
"Aku baik-baik saja seperti yang kamu lihat sekarang,"
"Syukurlah, aku merasa senang mendengarnya, "
"Oh ya, apa ada hal penting yang ingin kamu sampaikan?" Alexa kini duduk di hadapan Samuel
"Aku ingin mengakhiri semuanya." jawab Sam singkat
"Mengakhiri apa, bukankah kontrak kerja kita sudah berakhir sejak kepulanganku beberapa minggu yang lalu?"
"Bukan masalah itu, tapi masalah yang lain,"
"Bicaralah yang jelas, aku tidak mengerti maksudmu," pinta Alexa pada Samuel.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa untuk vote like dan komen ya para reader tercinta .. maafkan author yah jika banyak typo
Maturnwun
Alfarahmawati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments