Episode 13

"Aku tidak akan peduli lagi denganmu Will!" Ucapku terus dan terus sampai aku tiba di kamarku. Aku membuka pintu kamarku dan menutupinya cukup keras sehingga menimbulkan suara yang cukup nyaring.

"Ya Allah Gusti ada gempa! " Seorang ART yang sedang membersihkan kamarku terkaget dan spontan berteriak

"Bukan gempa Mbak," Jawabku santai sambil membaringkan tubuhku di atas kasur masih dengan wajah yang cemberut

"Ya ampun Non, bikin kaget saja, untung saya tidak punya riwayat penyakit jantung, bisa-bisa saya mati muda!" Ucapnya sambil terus mengelus dadanya dan berjongkok di samping ranjangku

"Jangan aneh-aneh ya!" Jawabku agak ketus

"Maaf Non," Ucap ART itu sambil cekikikan, dia tidak marah dengan sikapku yang saat ini mungkin sangat menyebalkan karena dia sudah hafal betul bagaimana diriku sebenarnya.

"Kok sudah pulang Non? apa Tuan Willy memilih pekerjaannya lagi dibandingkan Non?" Lanjutnya sedikit mengejek, tapi aku juga tidak marah karena selama ini semua yang aku alami aku ceritakan padanya.

Dia bukan hanya sebagai ART tapi juga sebagai teman yang selalu mendengar keluh kesahku, mendengar semua cerita-ceritaku bersama Willy maka tidak heran jika ia tahu apa yang aku alami saat ini. Aku merasa nyaman dengannya karena ia termasuk orang yang bisa menyimpan cerita dan sangat baik. Keluarganya sudah lama bekerja dengan Ayahku dan sekarang giliran dia yang membantu kami setelah orang tuanya sudah meninggal. Kami sangat senang memiliki ART seperti keluarga Mbak Sumi karena mereka bekerja semua bekerja dengan tulus dan jujur

Aku melakukan itu semua bukan tanpa alasan, itu semua aku lakukan karena aku sama sekali tidak memiliki teman atau sahabat. Orang tuaku selalu memilah semua orang yang akan bertemu dan berteman denganku, dengan alasan yang aku pikir tidak logis.

Mereka selalu mengawalku kemana pun aku pergi dan dengan siapapun aku bertemu, tidak hanya itu mereka juga selalu menyelidiki latar belakang orang-orang yang tengah dekat denganku

Hal itulah yang membuatku menjadi seseorang yang tidak memiliki teman sama sekali. Dan beruntungnya sekarang aku memiliki ART yang umurnya hampir sama denganku, sehingga aku bisa bercerita banyak dengannya tanpa harus diawasi lagi oleh kedua orang tuaku

Meskipun usia kami hanya berbeda satu tahun tapi aku merasa dia cukup dewasa untuk wanita di usianya.

"Jika sudah tahu untuk apa bertanya? membuatku semakin kesal saja!" Jawabku

"Sudahlah Non, jangan marah-marah seperti itu. Nanti keriputnya tambah !" Ucapnya kemudian berlalu dari kamarku

.

.

*******

"Will, kita harus bicara! " Ucap Alexa ketika berhasil menemui Willy yang kini tengah berada di ruang kerja

"Bicaralah Kak, akan aku dengarkan!" Kata Willy masih tetap fokus pada layar laptopnya

"Stop Willy, aku rasa kamu sudah sangat keterlaluan " Alexa menutup laptop yang ada di depan Willy

"Apa yang Kakak lakukan? aku sedang bekerja Kak!"

"Hentikan Will, hentikan kegilaanmu pada pekerjaan ini Will!" Bentak Alexa

"Apa maksud Kakak? jangan berbelit-belit kak, aku tidak punya banyak waktu!" Tutur Willy sambil membuka laptopnya kembali

"Dengarkan Kakak baik-baik Will, jangan pernah kamu mengabaikan Agnes hanya demi pekerjaan bodoh ini! "

"Apa aku tidak salah dengar? sejak kapan Kakak memperhatikannya Agnes? bukankah selama ini Kakak tidak menyukainya?" Tanya Willy keheranan dengan sikap Kakaknya. Willy kemudian melepas kacamatanya dan beralih menatap Alexa

"Aku memang tidak menyukainya Will, tapi itu dulu bukan sekarang!. Aku hanya tidak mau jika kamu tidak memperhatikan dia maka dia akan berbuat di luar batas!" Alexa lagi-lagi mengeluarkan kalimat yang membuat Willy bingung

"Di luar batas bagaimana? katakan saja Kak apa mau Kakak, aku pasti akan berusaha mewujudkannya "

"Aku sudah mengorbankan karirku demi tinggal di Indonesia dan bekerja di perusahaan keluarga kita, aku tidak ingin semua yang aku impikan akan lenyap begitu saja hanya karena kamu yang tidak mampu menjaga kekasihmu!" Alexa kemudian beralih tempat ke sebuah rak buku yang berada di belakang meja kerja Willy

Willy terdiam cukup lama, mencerna semua kata-kata Kakaknya yang kali ini terdengar membingungkan.

"Oh aku sekarang tahu Kak, apa maksud dari ucapan Kakak. Apa Kakak merasa takut jika aku tidak memperhatikan Agnes maka dia akan berpaling dariku dan menjalin cinta dengan pria pujaanmu itu?" Willy menoleh ke arah Kakaknya yang kini berada di belakangnya

Dengan senyuman yang terukir di sudut bibirnya Alexa pun melanjutkan kata-katanya

"Anak pintar!"

"Apa Kakak sedang cemburu? ayolah Kak, mereka hanya berteman tidak lebih, untuk apa Kakak bersikap seperti itu?"

"Aku tidak cemburu Will, aku hanya mengingatkanmu untuk tetap menjaga apa yang kamu miliki sekarang sebelum akhirnya dia pergi dengan yang lain!"

"Sudahlah jangan mulai lagi membahas tentang itu, Kakak tidak perlu khawatir. Apa Kakak masih mencintainya?"

"Entah Will, aku sendiri tidak tahu harus berkata seperti apa ,karena sampai saat ini aku tidak bisa menyukai orang lain selain dia!" Ucap Alexa jujur

"Kejarlah dia kak, aku akan membantumu sebisa mungkin agar kekhawatiran kakak ini tidak akan terjadi!" Kata Willy mencoba menenangkan Kakaknya

"Terima kasih Will, tapi ingat jangan terlalu fokus dengan pekerjaanmu!" Alexa pun meninggalkan Willy yang masih berada di dalam ruang kerjanya.

.

.

.

*********

"Bukankah sudahku katakan, kamu tidak perlu menelpon ku!" Kataku saat handphoneku kembali berdering untuk yang ke sekian kalinya. Aku kemudian membaringkan tubuhku di atas kasur empuk yang berada di kamarku. Hingga malam tiba aku pun masih enggan ke luar dari kamarku.

Hampir satu jam ini Willy terus mencoba menghubungiku tapi tidak sekalipun aku menjawab panggilannya .

Aku masih merasa kesal dan juga jengkel karena kejadian tadi siang.

Willy tidak patah semangat untuk terus menghubungiku sampai pada akhirnya aku menjawab panggilan itu.

"Sayang apa kamu masih marah padaku? maafkan aku sayang , aku benar-benar minta maaf. Aku berjanji aku tidak akan mengulanginya lagi !" Kata Willy di seberang telepon

Aku tidak menjawabnya sama sekali, aku membiarkan panggilan itu tetap terhubung tanpa mengucapkan sepatah kata pun .

"Sayang, aku mohon jangan diamkan aku seperti ini, aku mohon!"

"Ya" Jawabku singkat sambil memasang mimik muka cemberut

"Maaf!" Kata Willy dengan nada memelas

"Sudah aku maafkan!!" Jawabku ketus

Panggilan itu kemudian berakhir tanpa aku tahu penyebabnya.

Tak lama kemudian Willy menghubungiku kembali ,tapi kali ini ia melakukan panggilan video.

"Apa lagi? bukankah sudah aku maafkan!!" Jawabku lagi-lagi dengan nada yang ketus

"Kamu belum memaafkan aku, itu buktinya bibir kamu masih cemberut kayak ikan" Willy mengatakannya sambil tertawa

"Ikan kamu bilang? ya baiklah aku memang tidak cantik dan aku memang seperti ikan, puas sekarang?" Aku mengalihkan pandanganku dari Willy. Willy malah semakin tertawa mendengar ucapanku.

"Maaf, apa kamu akan terus menerus marah kepadaku ? aku mencintaimu sayang, jangan pernah marah padaku!!" Willy mencoba merayuku

Aku sendiri juga tidak tahu sejak kapan Willy pandai merayu seperti saat ini karena sejak pertama aku mengenalnya ia adalah orang yang sangat kaku dan perfeksionis dan sangat jarang mengeluarkan kata-kata gombalan.

"Aku sudah memaafkanmu, kamu tidak perlu meminta maaf lagi!" Ucapku kini sambil tersenyum.

"Nah, begitu kan cantik!" Katanya lagi

"Apa kamu baru menyadarinya?"

"Iya aku baru menyadarinya karena selama ini aku sibuk bekerja dan tidak memperhatikanmu"

"Apa mulai sekarang kamu akan lebih memperhatikan aku?" Tanyaku dengan raut wajah senang

"Akan aku usahakan, aku akan luangkan waktu untuk kita berdua dan akan berusaha membuat mu merasakan bagaimana rasanya memiliki calon suami!!"

"Janji?

"Iya sayang, aku berjanji!. Apa kamu sudah makan? atau apa kita perlu pergi ke luar untuk makan?"

"Aku baru saja selesai makan, bagaimana dengan pekerjaanmu? sudah selesai?" Aku mencoba memberi perhatian padanya

"Hampir selesai sayang, mungkin tinggal beberapa file saja yang harus aku revisi dan tanda tangani"

"Cepat selesaikan pekerjaanmu, aku tidak ingin besok kamu meninggalkan aku lagi hanya karena pekerjaanmu belum selesai!" Kataku sambil tersenyum semanis mungkin

"Iya aku akan menyelesaikannya, cepat pergilah tidur aku akan mengajakmu pergi ke suatu tempat besok pagi!!"

"Baiklah, aku akan segera pergi tidur. Cepat selesaikan pekerjaanmu dan pergilah tidur juga. Mimpi indah, aku mencintaimu"

" Aku juga mencintaimu "

Willy kemudian mematikan panggilan teleponnya. Panggilan itu telah berhasil membuatku merasa berbunga-bunga karena kini Willy sudah sedikit berubah.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11 Visual Mawar
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82. Aku cemburu
84 Episode 83. Stop Alexa
85 Episode 84. To-tolong
86 Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
87 Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
88 Episode 86. Aku tidak akan ingkar janji
89 Episode 87. Kerja bagus, Albert
90 Episode 88. Mas, jangan ngelamun
91 Episode 89. Aku sehat Will
92 Episode 90. Memulai interogasi
93 Episode 91. Mulai menginterogasi lagi
94 Episode 92. Menikahlah denganku
95 Episode 93. Aku akan menunggumu
96 Episode 93. Aku akan menunggumu
97 Episode 94. Aku mencintaimu
98 Episode 95. Beri aku waktu, Will
99 Episode 96. Maafkan Papa, Lexa
100 Episode 97. Mohon bersabar
101 Episode 98. Cuma senyum, Boy
102 Episode 99. Apa kamu masih punya waktu
103 Episode 100. Aku ikut Ayah saja
104 Episode 101. Fakta Bu Mariyam
105 Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
106 Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
107 Episode 103. Pohon Lemon
108 Episode 104. Agnes, jawab aku
109 Episode 105. Sampai waktu lelah dan menyerah
110 Episode 106. Oma berangkat, ya
111 Episode 107. Andreas
112 Episode 108. Apa aku harus kembali padanya?
113 Episode 109. Pernikahan Mbak Sumi dan Prima
114 Episode 110. Cemburu
115 Episode 111. Hidup ini kejam, Nes
116 Episode 112. Terima kasih, aku tidak tertarik
117 Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
118 Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
119 Episode 114. Pertunangan William
120 Episode 115. Sandiwara William
121 Episode 116. Sandiwara William 2
122 Episode 117. Rencana William
123 Episode 118. Pengakuan William
124 Episode 119. Gombal
125 Episode 120. Kita belum resmi, Mas
126 Episode 121. Peluk lagi
127 Episode 122. See you next time
128 Episode 123. Terima kasih, Sam
129 Episode 124. Pilih yang kamu suka
130 Episode 125. Tidak perlu malu, sayang
131 Episode 126. fitting baju
132 Episode 127. Bertemu Mama
133 Episode 128. Kedatangan orang tua Alexa
134 Episode 129. Aku takut
135 Episode 129. Aku takut
136 Episode 130. Laki-laki hebat
137 Episode 131. Sabar Mas
138 Episode 132. Suami takut istri
139 Episode 133. Pengajian dan doa restu
140 Episode 134. Menjelang ijab qabul
141 Episode 134. Menjelang ijab qabul
142 Episode 135. SAH
143 Episode 136. Rumah baru
144 Episode 137. Rumah Oma
145 Episode 138. Kembali seperti semula
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11 Visual Mawar
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82. Aku cemburu
84
Episode 83. Stop Alexa
85
Episode 84. To-tolong
86
Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
87
Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
88
Episode 86. Aku tidak akan ingkar janji
89
Episode 87. Kerja bagus, Albert
90
Episode 88. Mas, jangan ngelamun
91
Episode 89. Aku sehat Will
92
Episode 90. Memulai interogasi
93
Episode 91. Mulai menginterogasi lagi
94
Episode 92. Menikahlah denganku
95
Episode 93. Aku akan menunggumu
96
Episode 93. Aku akan menunggumu
97
Episode 94. Aku mencintaimu
98
Episode 95. Beri aku waktu, Will
99
Episode 96. Maafkan Papa, Lexa
100
Episode 97. Mohon bersabar
101
Episode 98. Cuma senyum, Boy
102
Episode 99. Apa kamu masih punya waktu
103
Episode 100. Aku ikut Ayah saja
104
Episode 101. Fakta Bu Mariyam
105
Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
106
Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
107
Episode 103. Pohon Lemon
108
Episode 104. Agnes, jawab aku
109
Episode 105. Sampai waktu lelah dan menyerah
110
Episode 106. Oma berangkat, ya
111
Episode 107. Andreas
112
Episode 108. Apa aku harus kembali padanya?
113
Episode 109. Pernikahan Mbak Sumi dan Prima
114
Episode 110. Cemburu
115
Episode 111. Hidup ini kejam, Nes
116
Episode 112. Terima kasih, aku tidak tertarik
117
Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
118
Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
119
Episode 114. Pertunangan William
120
Episode 115. Sandiwara William
121
Episode 116. Sandiwara William 2
122
Episode 117. Rencana William
123
Episode 118. Pengakuan William
124
Episode 119. Gombal
125
Episode 120. Kita belum resmi, Mas
126
Episode 121. Peluk lagi
127
Episode 122. See you next time
128
Episode 123. Terima kasih, Sam
129
Episode 124. Pilih yang kamu suka
130
Episode 125. Tidak perlu malu, sayang
131
Episode 126. fitting baju
132
Episode 127. Bertemu Mama
133
Episode 128. Kedatangan orang tua Alexa
134
Episode 129. Aku takut
135
Episode 129. Aku takut
136
Episode 130. Laki-laki hebat
137
Episode 131. Sabar Mas
138
Episode 132. Suami takut istri
139
Episode 133. Pengajian dan doa restu
140
Episode 134. Menjelang ijab qabul
141
Episode 134. Menjelang ijab qabul
142
Episode 135. SAH
143
Episode 136. Rumah baru
144
Episode 137. Rumah Oma
145
Episode 138. Kembali seperti semula

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!