Wanita itu berjalan ke arahku sambil terus menajamkan sorotan matanya
" Jangan pernah sekalipun kamu memanggilku dengan sebutan itu, aku bukan Kakakmu dan sampai kapan pun tidak akan pernah menjadi Kakakmu!" Ucapnya lirih tapi begitu menyayat hati
Wanita itu semakin mendekat ke arahku dan kini tangannya sudah mulai mencengkeram pergelangan tanganku, aku sedikit meringis karena kuku tajamnya menusuk kulitku.
"Kita bicara di tempat lain saja, jangan di sini!" Dia pun membawaku ke halaman belakang restoran. Di sana terdapat halaman yang cukup luas sehingga kami lebih leluasa untuk berbicara.
Sesampainya di halaman belakang aku pun mencoba menggenggam tangannya agar kemarahan yang sedari tadi ia tunjukkan bisa berkurang. Halaman belakang yang hanya penuh dengan barang-barang bekas dan kayu-kayu sisa dari pembangunan restoran ini.
"Lepaskan tanganku, jangan pernah menyentuhku dengan tangan kotormu" Wanita berambut panjang dan berpakaian seksi itu menghempaskan tanganku kasar, membuatku tersentak dan terdorong ke belakang beberapa senti
"Maaf, Kak. Maaf" Ucapku memelas sambil menyentuh tanganku yang terlihat merah karena tertusuk kuku tajam wanita itu.
"Jangan pernah memanggilku kakak! sudah aku katakan berkali-kali!" Wanita itu terlihat semakin murka karena tidak suka dengan kata-kataku
"Ma-maaf, lalu aku harus memanggilmu apa, aku merasa tidak sopan jika harus memanggilmu hanya dengan nama" Aku menundukkan kepala tidak berani menatap wanita itu karena sorot matanya sungguh sangat mengintimidasiku
"Halah, tidak perlu berkata selembut itu di depanku, aku tahu siapa kamu sebenarnya jangan berpura-pura lagi "
"Apa maksudmu, aku tidak mengerti dengan semua perkataanmu" Jawabku masih terus menunduk karena aku merasa sangat terintimidasi dengan kehadirannya
"Sudahlah tidak perlu aku jelaskan pasti kamu sudah tahu, aku datang kemari hanya ingin mengatakan padamu jika kamu memang benar-benar mencintai Willy maka berhentilah mendekati pria lain dan jika kamu ingin mendekati pria lain maka berhentilah mencintai Willy dan tinggalkan Willy!" Alexa mengacungkan jarinya tepat di depan mataku
"Maksudnya?" Aku merasa bingung dengan apa yang diucapkan wanita itu, hatiku seakan semakin hancur mendengar kata-katanya. Apakah Alexa tahu yang sebenarnya terjadi padaku? atau apa yang Alexa ucapkan adalah sebuah kebetulan, aku tidak mengerti dengan semuanya.
Aku belum mendapatkan jawaban dari wanita itu tetapi wanita itu sudah meninggalkanku yang masih terdiam tanpa tahu maksud dari kata-katanya.
Hampir satu jam aku berada di halaman belakang restoranku, menangis sesenggukan sambil terus mengingat semua yang ia katakan.
Sambil terus duduk di sebuah kursi tua yang hampir roboh, aku menyandarkan tubuhku sejenak di sana, tanpa aku sadari sedari tadi ada seseorang yang memperhatikanku dan kini menghampiriku.
"Pulanglah, ini sudah sore tidak baik jika kamu terus seperti ini" Ucap laki-laki yang kini ada di depanku , sambil berjongkok di depanku, dia terus membujukku untuk segera pulang
Aku merasa terkejut dengan kehadirannya, kupandangi dari kaki sampai ke wajah laki-laki yang kini berada di dekatku tanpa sepatah kata pun.
"Kenapa menatapku seperti itu, apa aku sangat tampan sampai-sampai kamu tidak berhenti berkedip menatapku?" Lagi-lagi laki-laki itu berbicara padaku masih dengan posisi berjongkok
"A -aku, aku hanya sedikit terkejut dengan kedatanganmu!" Ucapku sambil memandang ke arah lain agar pandangan mata kami tidak bertemu
"Terkejut atau kagum?" Tanyanya lagi menggodaku dan kini ia pun berdiri
Aku tidak menjawab semua pertanyaannya, aku hanya menatapnya tajam dan dia pun tersenyum ke arahku.
"Ya Tuhan senyuman itu, kenapa membuatku seperti ini?" gumamku lirih hampir tak terdengar
"Sudah jangan menatapku seperti itu, aku takut jika nanti kamu akan jatuh cinta kepadaku, berdirilah dan ayo pulang aku akan mengantarkanmu pulang!" Laki-laki itu segera menjauh dariku berjalan mendahuluiku dan aku segera mengikutinya
Aku sudah sampai di depan rumahku yang tampak sepi karena kedua orang tuaku masih berada di luar negeri mengurusi bisnisnya. Aku melangkah masuk ke dalam rumah itu dengan langkah gontai dan malas yang begitu mendominasi. Aku merasa jika hari ini merupakan hari terburuk yang pernah aku alami, bagaimana tidak hari ini aku harus bertemu dengan calon Kakak iparku yang sangat membenciku dan kini ia mengancamku membuatku semakin tidak mengerti
Dia sejak awal tidak pernah merestui hubunganku dengan Willy, entah apa alasannya sampai saat ini aku tidak pernah mengetahuinya.
Tapi aku tidak akan pernah berhenti untuk terus berjuang dan meyakinkannya bahwa aku benar-benar mencintai Willy dan serius menjalin hubungan dengannya.
********
"Apa kamu benar-benar sudah gila Will, kamu menyerahkan tempat itu pada wanita yang katamu baik itu? " Alexa langsung memarahi Adiknya ketika sampai di rumah. Alexa merasa sudah tidak tahan dengan apa yang baru saja ia alami, ia sudah tahu semua meski Alexa berada di luar negeri karena ia selalu menata-matai semua gerak-gerikku selama ini.
"Iya, Kak. Aku menyerahkannya kepada Agnes, dia sangat baik Kak, padaku dan juga pada Mami dan Papi" Willy membelaku di depan Kakaknya. Hal ini tidak terjadi satu atau dua kali , hal ini terjadi setiap Alexa bertemu dengan William ketika Alexa pulang dari luar Negeri.
"Apa kamu sudah dibutakan oleh cinta Will, Agnes itu tidak tulus mencintaimu. Dia hanya memanfaatkanmu untuk kehidupannya" Lagi-lagi Alexa mulai menaikkan volume suaranya
"Stop Kak! ... Kenapa Kakak tidak pernah berubah, selalu menganggap Agnes seperti itu, Agnes tidak seperti yang Kakak pikirkan" Willy terlihat mulai marah karena ucapan Kakaknya
" Sampai kapan kamu akan membelanya, apa kamu tidak tahu jika di belakangmu Agnes bermain api dengan pria lain?" Lagi-lagi Alexa mencoba menjelaskan
"Apa buktinya, jangan memfitnah Agnes seperti ini Kak, Kakak tidak tahu siapa Agnes sebenarnya, jangan pernah berkata seperti itu lagi jika Kakak masih ingin aku anggap sebagai saudara!" Willy menunjuk ke arah Kakaknya yang sedari tadi terus-menerus berkata buruk tentangku
"Lihat ini, Will. Apa ini kurang membuktikan bahwa perempuan yang kamu cintai dan kamu anggap baik itu sudah berkhianat? pikir baik-baik sebelum semua terlambat!" Wanita itu menunjukkan beberapa foto yang ia simpan di ponselnya hasil dari pengintaiannya selama ini
"Ini hanya foto, Kak. Tidak membuktikan apa-apa, toh foto seperti ini bisa dibuat oleh siapa saja" William masih tetap membelaku dan tidak mempercayai semua yang dikatakan oleh kakaknya
" Ini nyata, Will. Apa kamu tidak curiga sedikit pun dengan Agnes? apa begitu besar cintamu padanya sampai-sampai kamu mengabaikan semua bukti ini?" Berkali-kali Alexa menunjukkan foto-foto itu namun William sama sekali tidak menggubrisnya
"Aku tidak akan percaya sesuatu hal yang tidak aku lihat secara nyata, lagi pula aku sudah mengenal laki-laki yang sedang bersama Agnes itu kak, dia temanku sejak kita masih duduk di bangku SMP, dia tidak mungkin mengkhianatiku"
"Cinta tidak mengenal teman ataupun saudara Will, cinta itu tentang perasaan bukan tentang persepsi, jika memang kamu tidak bisa bertindak tegas maka jangan salahkan aku jika aku yang akan bertindak!"
"Sejak kapan Kakak tahu bahwa cinta itu tentang perasaan dan bukan persepsi? bukankah Kakak selama ini jomblo? tidak perlu mengajariku Kak, cukup pikiran diri Kakak sendiri yang sampai sekarang masih sendiri. Dan ingat satu hal Kak, aku tidak pernah suka jika masalah pribadiku di acak-acak oleh orang lain termasuk Kakak" Willy meninggalkan saudara perempuannya yang masih tetap kekeh dengan pendiriannya yang mengatakan bahwa aku hanya memanfaatkannya dan tidak benar-benar mencintainya
"Kita lihat saja Will siapa yang benar dan siapa yang salah, suatu saat nanti pasti kamu akan tahu siapa sebenarnya kekasihmu itu! "
.
HAY SEMUA UP LAGI NIH, JANGAN PERNAH BOSEN YAH UNTUK BACA NOVEL INI
MATURNUWUN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments