kami telah selesai berdiskusi dengan WO pilihan dari Willy, setelah memutuskan apa saja yang akan dilakukan akhirnya kami sepakat untuk pergi ke restoran terlebih dahulu. Agak malas sebenarnya, karena akan bertemu dengan Alexa si nenek sihir bermulut kejam yang pastinya akan terus menyindir bahkan menghina diriku habis-habisan.
Tapi mau tidak mau aku harus ke sana, aku sudah berjanji pada Willy jika aku akan berusaha mengenal Alexa lebih dekat lagi
"Jangan dengarkan kata-kata Kakak saat di restoran nanti ya, aku tahu kamu pasti merasa jika Kakakku akan terus memusuhimu tapi percayalah padaku Kak Alexa itu sebenarnya baik dan tidak seburuk kelihatannya!" Ucap Willy sambil menyetir mobil menuju restoran
"Iya sayang, aku tidak akan mendengarkannya. Terima kasih karena kamu selalu ada untukku" Jawabku sambil tersenyum dan menatap Willy penuh cinta
"Baik dari mana coba, kamu tidak tahu Will jika selama ini sikap Alexa lebih buruk dari yang pernah ia tunjukkan di depan kita semua, dia tidak lebih baik daripada seorang nenek sihir!!" Batinku kemudian memandang ke luar jendela
"Iya sama-sama, tapi aku juga ingin minta maaf jika selama ini aku belum bisa menjadi laki-laki yang baik untukmu dan bisa menemanimu saat kamu membutuhkan aku. Aku lebih mementingkan pekerjaan dan selalu menomor dua kan kamu"
"Kamu tidak perlu meminta maaf sayang, aku tahu kami melakukan semua itu untuk masa depan kita. Aku bisa memahaminya" Ucapku
"Terima kasih sudah mau mengerti kesibukanku, aku memang tidak salah memilihmu untuk menjadi istriku!"
Kami telah sampai di restoran yang beberapa hari ini aku kelola, kami tidak masuk ke dalam karena Willy ingin menikmati suasana pagi ini di area luar restoran ini. Kami kemudian memilih tempat duduk dan duduk di sana
"Tunggulah di sini, aku akan masuk dan memasak untukmu!" Kataku hendak bangun dari dudukku namun tiba-tiba Willy melarangku
"Tidak perlu sayang, kamu tidak perlu melakukannya biarkan para pelayan itu bekerja dan tetap temani aku di sini!" Willy mencegahku yang hendak berdiri
"Baiklah jika itu maumu" Aku kemudian menurut dan kembali duduk. Beberapa saat kemudian makanan yang kami pesan telah tersaji dan kami pun langsung melahapnya.
"Ke mana Kak Alexa sayang? dari tadi aku belum melihatnya?" Tanyaku di sela-sela makan
"Iya ya, aku baru menyadarinya jika dari tadi kita belum melihatnya" Ucap Willy sambil memakan sarapannya
"Mungkin dia sedang sibuk di dalam dapur sayang dan tengah mencoba memasak" Aku berasumsi seperti itu agar Willy tidak merasa jika aku sebenarnya sangat tidak ingin bertemu dengannya
"Tapi Kak Alexa tidak suka memasak sayang, jangankan memasak merebus air saja dia tidak mau" Kata Willy mengejek Alexa sambil terkekeh geli
"Lalu, jika Alexa tidak suka memasak untuk apa dia mau bekerja di sini, apa ada yang disembunyikan, ah tidak-tidak, aku tidak boleh berprasangka buruk padanya ya walaupun Alexa sangat menyebalkan tapi sebentar lagi Alexa akan menjadi Kakak iparku" Batinku sambil terus memakan sarapanku
"Oh aku tahu sayang, mungkin Kak Alexa ada di sebelah situ!" ucap Willy tiba-tiba sambil menoleh ke arah toko bunga milik Prima. Aku sebenarnya agak bingung dengan apa yang aku alami saat ini, Alexa, di tempat Prima, untuk apa.
"Di sana?" Tanyaku sambil menunjuk ke arah yang di sebutkan oleh Willy sambil memandang ke tempat itu
"Iya ke sana, apa aku belum bercerita kepadamu jika Kak Alexa sebenarnya menyukai Prima?"
Uhuk uhuk uhuk
Seketika aku terbatuk setelah mendengar penuturan Willy yang mengatakan jika Alexa menyukai Prima. Berarti apa yang aku pikirkan malam itu tidak salah . Alexa menyimpan perasan pada Prima.
"Ha, apa kamu bilang, sayang. Kak Alexa menyukai Prima?" Tanyaku lagi
"Jangan berteriak sayang ini rahasia!" Ucap Willy sembari meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya dan kepalanya mendekat ke arahku. Aku pun hanya menganggukkan kepalaku tanda aku mengerti kata-katanya
"Begini sayang, sebenarnya Kak Alexa menyukai Prima sejak ia masih di bangku SMP dan SMA hanya saja Kak Alexa tidak berani menunjukkannya karena dulu ia merasa minder"
"Minder, minder bagaimana maksudmu, Kak Alexa kan cantik kenapa dia harus minder?"
"Iya Kak Alexa memang cantik sekarang tapi tidak waktu itu "
"Memangnya waktu itu Kak Alexa tidak cantik?" Aku mencoba mencari informasi tentang Alexa pada Willy
"Waktu itu Kak Alexa sangat gemuk sayang, berat badannya hampir satu kuintal dan wajahnya penuh dengan jerawat" Lagi-lagi Willy terkekeh ketika menceritakan tentang Kakaknya
"Jangan mengarang cerita sayang, mana mungkin Kak Alexa dulu seperti itu? " Tanyaku tidak percaya
"Benar, sayang. Aku tidak berbohong. Asal kamu tahu saja waktu itu Kakak selalu menangis setiap hari karena diejek dan dihina oleh teman-teman satu kelasnya. Hanya Prima yang tidak mengejeknya dan bahkan hanya Prima yang mau berteman dengannya, mulai saat itulah Kakakku menyukai Prima tapi Kak Alexa tidak berani mengatakannya karena Prima waktu itu terkenal sebagai cowok paling tampan di sekolahnya!" Jelas Willy panjang lebar
"Sekarang Prima juga masih tampan kok. Eh tunggu dulu apa yang aku pikirkan, tidak benar, ini tidak benar, aku sedang bersama Willy tidak seharusnya aku memikirkan laki-laki lain!" Batinku
"Terus?" Ucapku antusias mendengar cerita Willy, entah antusias terhadap hidup Kak Alexa atau Prima yang kata Willy dia merupakan laki-laki paling tampan saat masih SMA 😅😅😅
"Setelah Kakak lulus SMA dia tidak berani meneruskan kuliah di Indonesia karena dia tidak ingin merasakan hal yang sama saat SMA. Dia memutuskan untuk kuliah di luar negeri dan menjauh dari masa lalunya. Di sana Kakak memulai hidup sehat dengan diet dan olahraga yang teratur jadi setelah beberapa bulan di sana Kakak sudah menjadi wanita yang seperti saat ini, seperti yang kamu lihat sekarang!" Jelas Willy panjang lebar, ada sedikit rasa tidak percaya pada apa yang dikatakan Willy .
"Lalu bagaimana dengan cintanya, apa Kak Alexa tidak ingin memperjuangkannya? " Tanyaku dengan senyum palsu, karena sebenarnya dalam hatiku merasa sedikit sakit mengatakan hal itu
"Entah, karena sejak Kakak lulus kuliah sampai sekarang aku belum pernah melihatnya berhubungan dengan seorang laki-laki "
"Apa mungkin Kak Alexa masih mencintai Prima sayang?" tanyaku dengan hati-hati
"Mungkin saja, kalau tidak mana mungkin Kak Alexa mau menetap di Indonesia dan bekerja di sini,"
"Atau mungkin alasan Kak Alexa bekerja di sini karena ia tahu bahwa restoran ini bersebelahan dengan toko bunga milik Prima?"
"Bisa jadi seperti itu, apa kamu mau berkunjung ke toko bunga itu?"
"Jika kamu mau ke sana aku mau menemanimu!" Ucapku yang sebenarnya senang ketika Willy menawarkan hal itu.
Kemudian kami segera berjalan ke toko bunga itu yang jaraknya hanya dua meter dari restoran.
Sesampainya di sana aku disuguhkan dengan pemandangan yang sebenarnya membuatku sangat marah, bagaimana tidak di sana aku melihat Prima tengah bersama dengan Alexa menikmati sarapan pagi berdua
Walaupun itu hanya sebuah sarapan tapi sudah cukup membuatku sedikit kecewa karena mereka duduk saling berhadapan di sebuah meja berhiaskan bunga-bunga yang menambah kesan romantis
"Sepertinya akan ada yang menikah setelahku, atau kita menikah bersama sama saja!" Kata Willy sedikit keras membuat keduanya terkejut
"Willy, Agnes " Ucap mereka bersamaan
"Apa kami mengganggu aktivitas romantis kalian?" Willy berjalan sambil menggandeng erat tanganku
"Tidaklah Will, kita hanya sarapan tidak lebih" Ucap Prima sekilas melirik ke arah ku
"Kenapa kalian harus datang di saat seperti ini? dasar pengganggu." Gerutu Alexa dalam hati yang tidak bisa didengar oleh siapa pun tapi ekspresi wajahnya sangat terlihat jika ia sedikit marah dan terganggu
"Apa yang membawamu kesini Will?" Ucap Alexa masih tetap memakan sarapannya
"Kami tadi kebetulan datang ke restoran Kak, tapi karena kami tidak melihatmu maka kami berinisiatif untuk mencarimu kesini dan ternyata Kakak ada di sini, iya kan sayang?" Willy melirik ke arahku yang sedari tadi terdiam
"I-i-iya benar Kak." Aku sedikit kikuk karena sedari tadi Prima terus menatapku dengan tatapan mata yang tajam
"Kamu kenapa Nes, apa sedang tidak enak badan, kok bicaramu sedikit tergagap seperti itu?" Alexa mulai menyerangku dan berusaha memojokkanku
"Aku baik-baik saja, Kak. Tidak perlu cemas!" Jawabku berusaha menguasai suasana
"Kalian pergilah ke halaman belakang, aku rasa di sana akan lebih nyaman. Aku akan menyusul kalian setelah ini!" Perintah Prima pada kami semua
"Oke!" Jawab Willy dan kemudian kami segera berjalan menuju ke tempat yang di maksud...
.
.
.
.
.
.
**Hay para reader semua,author up lagi nih.
Maaf ya kemaren up nya cuman sedikit, jangan pernah bosan yah untuk stay di novel author,
Vote like dan juga komen nya jangan lupa
Maturnwun
Alfarahmawati**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments