Episode 2

Acara malam hari ini telah berakhir semua tamu undangan telah kembali ke rumah masing-masing begitu juga dengan Willy dan keluarganya. Menyisakan keluargaku dan juga beberapa ART yang masih sibuk membereskan sisa-sisa acara malam ini.

"Ma, aku ke kamar dulua ya, aku lelah sekali aku ingin istirahat," pamitku kepada Mamaku yang masih sibuk bersama beberapa ART

"Iya, sayang. Istirahatlah, Mama masih ingin merapikan semua ini" jawabnya sambil terus membersihkan ruangan bersama dengan para ART

Aku segera menaiki tangga dan berjalan menuju ke kamarku sambil memegang bunga mawar yang selalu membuatku penasaran.

Aku sudah sampai di kamarku, kamar yang cukup luas dengan ornamen bunga mawar merah kesukaanku. Semua benda yang berada di kamarku mayoritas berwarna merah dan bergambar mawar. Aku kemudian segera membuka kertas yang terselip di antara kelopak-kelopak mawar itu.

" Untukmu pemilik hati yang selalu aku nanti, entah sampai kapan rasa ini akan aku jaga aku tak pernah bisa mengerti walaupun sampai saat ini engkau tak mampu aku miliki, tapi satu hal yang pasti bahwa hati ini tidak akan pernah terbagi. Hubungi aku jika kamu menemukan surat ini, nomorku masih sama"

Hatiku semakin sakit membaca tulisan itu, sakit sekali rasanya, tak terasa air mata yang sedari tadi aku tahan kini telah keluar dengan sendirinya membasahi pipiku yang masih terbalut riasan. Aku sendiri juga tidak tahu, kenapa aku harus menangis di saat malam pertunanganku hanya karena sebuah surat dari orang yang tidak memiliki hubungan apa-apa denganku.

Setelah puas dengan tangisanku aku kemudian menghubungi sebuah nomor dengan nama 'Tanaman' di ponselku,

"Assalamu'alaikum" ucapku saat panggilan itu terhubung. Aku menyandarkan tubuhku di atas ranjangku sambil memeluk bunga itu.

"Wa'alaikumussalam, dengan toko bunga Prima, ada yang bisa dibantu?" jawabnya sambil tertawa

"Enggak lucu" ucapku ketus

"Nona cantik jangan marah ya, tunggu sebentar aku akan mengalihkan ke panggilan ini ke panggilan video." Dan benar saja panggilan ini yang semula hanya panggilan suara kini telah beralih ke video menampakkan wajah tampan Prima yang rambutnya masih basah. Kemudian Prima duduk di sebuah kursi yang menghadap langsung ke jendela

"Kamu sudah membacanya?"

"Sudah, kenapa kamu melakukannya, jika Willy tahu kelakuanmu pasti kamu sudah habis malam ini."

"Biarkan saja aku tidak takut,"

"Yakin?"

"Iya yakin, bukankah jika kita mencintai seseorang kita harus berani berkorban?"

"Kamu gila ya? "

"Aku gila karena kamu, karena dirimu yang datang di saat yang salah,"

"Maksudnya? "

"Cari tahu saja sendiri."

"Baiklah aku akan cari tahu semuanya sendiri!"

"Agnes, apa kamu tahu bagaimana keadaanku hari ini?"

"Tahu, sangat tahu bahkan"

"Yang kamu tahu hanya luarnya saja tapi tidak tahu bagaimana hatiku, hatiku sakit Nes lebih sakit daripada gagal menang lotre" Prima tersenyum manis menatapku yang sedikit ogah-ogahan

"Menang lotre?"

"Iya menang lotre, karena ketika kita gagal mendapatkan hadiah impian maka secara otomatis kita pasti akan merasakan kecewa," Prima kemudian tersenyum

"Dasar aneh, ngomong langsung kalau kecewa enggak perlu berbelit-belit, pakai acara gagal menang lotre segala,"

"Ya memang seperti itu keadaannya mau bagaimana lagi,"

"Ya, ya, ya, ya, ya terserah Anda Tuan Prima Steffano yang terhormat." ucapku sambil tertawa bersama dengan Prima

Ya begitulah diriku adanya entah mengapa saat berbincang dengan Prima aku merasakan semua beban di hidupku menghilang, meskipun aku menyadari di dalam hati yang paling dalam ada rasa lebih dari sekedar bercerita dan tertawa

Hal ini tidak hanya dirasakan olehku melainkan juga dirasakan oleh Prima dan entah kenapa kita malah membiarkan saja semua rasa itu, rasa yang tidak seharusnya kami rasakan.

Jika aku sudah mengobrol dengan Prima maka secara otomatis aku akan lupa dengan waktu jika saja baterai ponselku tidak habis kemungkinan besar bisa sampai subuh aku bercanda dengannya, tapi karena baterai smartphoneku habis rela tidak rela aku harus mengakhiri panggilanku.

Di tempat yang berbeda

"Semua persiapan sudah maksimal Tuan, apa ada yang ingin Anda tambahkan?" ucap laki-laki setengah baya tersebut yang kini berada di sebuah tempat yang sudah sangat tertata rapi

" Sepertinya tidak, bagaimana dengan undangannya?" tanya Willy

"Undangan sudah tersebar, Tuan. Semua sudah sesuai dengan yang Anda inginkan,"

"Baguslah, apa ada yang ingin kau sampaikan lagi? "

"Tidak, Tuan. Saya kira sudah cukup."

"Baiklah, jika seperti itu saya harus pergi dulu, jangan lupa kunci semua pintunya,"

"Baik, Tuan."

Willy pun meninggalkan laki-laki tua tersebut dan segera melaju ke sebuah tempat.

Pagi ini aku telah bersiap, aku telah berdandan secantik mungkin karena hari ini aku akan menghadiri acara pembukaan restoran Willy, yang sekali lagi membuka anak cabang di kota ini.

Kali ini aku dibiarkan pergi sendiri oleh Ayahku dia sudah tidak terlalu khawatir jika aku harus mengendarai mobilku sendiri. Ada kebahagiaan tersendiri ketika aku tidak lagi diantar sopir ke mana pun aku pergi aku bisa pergi ke tempat yang aku inginkan tanpa aku harus mendengar kata-kata 'jangan Nona' yang membuatku sedikit jengkel.

Aku tahu sebenarnya maksud dari kata-kata itu adalah demi kebaikanku, tapi bagiku yang sudah berusia 20 tahun kata-kata itu sangat memalukan dan juga mengganggu, bagaimana tidak saat aku ingin pergi ke suatu tempat bersama teman-temanku aku sering mendengar kata-kata itu, dan secara otomatis semua teman-temanku mengolok-olokku habis-habisan dan mengejekku sebagai anak TK.

Memang sangat menyebalkan bukan coba saja kalian bayangkan bagaimana saat hal ini terjadi pada kalian pasti akan sangat membosankan.

Aku telah mengendarai mobilku ke tempat di mana acara tersebut berlangsung dengan hati yang berbunga dan senyum yang terus terpancar di wajahku.

Ketika sampai di tempat tujuan, aku segera memarkirkan mobilku dan langsung masuk ke dalam tempat acara.

Di dalam tempat tersebut sudah banyak sekali tamu yang hadir mulai dari keluarga Willy dan juga semua koleganya, yang tampak berdandan cantik dan juga berpenampilan modis. Saat ini hanya aku yang datang sendiri karena kedua orang tuaku baru saja terbang ke luar kota tadi malam karena ada sesuatu yang mendadak.

Aku berjalan di antara kerumunan orang yang saling mengobrol. Aku hampir tidak mengenal mereka semua tapi mereka semua mengenaliku karena bisa dipastikan mereka semua hadir di acara pertunanganku tempo hari. Aku mencoba mencari tahu di mana sang pemilik acara berada sampai saat aku mendengar sebuah suara memanggilku

"Nona Agnes" sapa laki-laki berbaju kotak-kotak itu, aku tidak langsung menoleh karena aku tahu siapa yang telah memanggilku, suara itu, suara yang khas yang hanya dimiliki oleh satu orang saja.

Laki-laki itu menghampiriku sambil menggulung baju panjangnya ke arah siku. Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa, laki-laki itu tersenyum sambil terus berjalan ke arahku

"Loh kamu juga di undang?" tanyaku padanya

" Ya iyalah aku di undang, apa kamu lupa jika sebelah restoran ini adalah tokoku?"

"Ah iya aku lupa" kataku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal

"Dasar, kamu itu masih muda kok sudah pikun?" Laki-laki itu mulai mengejekku

"Apa kamu bilang? pikun? enak saja aku hanya tidak menyadarinya bukan pikun!" Aku agak kesal dengan kata-katanya

"Halah itu sama saja, pikun dan tidak menyadari itu masih saudara" ucap laki-laki itu dan berhasil membuatku tertawa

"Sudah, sudah jangan diteruskan nanti kamu semakin aneh-aneh ngomongnya, aku cari Willy dulu ya" ucapku meninggalkan laki-laki itu di tengah kerumunan.

"Willy, kamu memang sangat beruntung Will, bisa mendapatkan cinta dari seorang wanita seperti Agnes, jika saja posisimu ada padaku pasti aku akan sangat-sangat bahagia tapi nyatanya tidak Will, karena aku hanya bisa mencintai seseorang yang sudah dimiliki orang lain" Kata laki-laki itu

HAY SEMUANYA AUTHOR UP LAGI NIH JANGAN LUPA LIKE DAN VOTE YAH

MATUR NUWUN

ALFARAHMAWATI

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11 Visual Mawar
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82. Aku cemburu
84 Episode 83. Stop Alexa
85 Episode 84. To-tolong
86 Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
87 Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
88 Episode 86. Aku tidak akan ingkar janji
89 Episode 87. Kerja bagus, Albert
90 Episode 88. Mas, jangan ngelamun
91 Episode 89. Aku sehat Will
92 Episode 90. Memulai interogasi
93 Episode 91. Mulai menginterogasi lagi
94 Episode 92. Menikahlah denganku
95 Episode 93. Aku akan menunggumu
96 Episode 93. Aku akan menunggumu
97 Episode 94. Aku mencintaimu
98 Episode 95. Beri aku waktu, Will
99 Episode 96. Maafkan Papa, Lexa
100 Episode 97. Mohon bersabar
101 Episode 98. Cuma senyum, Boy
102 Episode 99. Apa kamu masih punya waktu
103 Episode 100. Aku ikut Ayah saja
104 Episode 101. Fakta Bu Mariyam
105 Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
106 Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
107 Episode 103. Pohon Lemon
108 Episode 104. Agnes, jawab aku
109 Episode 105. Sampai waktu lelah dan menyerah
110 Episode 106. Oma berangkat, ya
111 Episode 107. Andreas
112 Episode 108. Apa aku harus kembali padanya?
113 Episode 109. Pernikahan Mbak Sumi dan Prima
114 Episode 110. Cemburu
115 Episode 111. Hidup ini kejam, Nes
116 Episode 112. Terima kasih, aku tidak tertarik
117 Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
118 Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
119 Episode 114. Pertunangan William
120 Episode 115. Sandiwara William
121 Episode 116. Sandiwara William 2
122 Episode 117. Rencana William
123 Episode 118. Pengakuan William
124 Episode 119. Gombal
125 Episode 120. Kita belum resmi, Mas
126 Episode 121. Peluk lagi
127 Episode 122. See you next time
128 Episode 123. Terima kasih, Sam
129 Episode 124. Pilih yang kamu suka
130 Episode 125. Tidak perlu malu, sayang
131 Episode 126. fitting baju
132 Episode 127. Bertemu Mama
133 Episode 128. Kedatangan orang tua Alexa
134 Episode 129. Aku takut
135 Episode 129. Aku takut
136 Episode 130. Laki-laki hebat
137 Episode 131. Sabar Mas
138 Episode 132. Suami takut istri
139 Episode 133. Pengajian dan doa restu
140 Episode 134. Menjelang ijab qabul
141 Episode 134. Menjelang ijab qabul
142 Episode 135. SAH
143 Episode 136. Rumah baru
144 Episode 137. Rumah Oma
145 Episode 138. Kembali seperti semula
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11 Visual Mawar
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82. Aku cemburu
84
Episode 83. Stop Alexa
85
Episode 84. To-tolong
86
Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
87
Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
88
Episode 86. Aku tidak akan ingkar janji
89
Episode 87. Kerja bagus, Albert
90
Episode 88. Mas, jangan ngelamun
91
Episode 89. Aku sehat Will
92
Episode 90. Memulai interogasi
93
Episode 91. Mulai menginterogasi lagi
94
Episode 92. Menikahlah denganku
95
Episode 93. Aku akan menunggumu
96
Episode 93. Aku akan menunggumu
97
Episode 94. Aku mencintaimu
98
Episode 95. Beri aku waktu, Will
99
Episode 96. Maafkan Papa, Lexa
100
Episode 97. Mohon bersabar
101
Episode 98. Cuma senyum, Boy
102
Episode 99. Apa kamu masih punya waktu
103
Episode 100. Aku ikut Ayah saja
104
Episode 101. Fakta Bu Mariyam
105
Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
106
Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
107
Episode 103. Pohon Lemon
108
Episode 104. Agnes, jawab aku
109
Episode 105. Sampai waktu lelah dan menyerah
110
Episode 106. Oma berangkat, ya
111
Episode 107. Andreas
112
Episode 108. Apa aku harus kembali padanya?
113
Episode 109. Pernikahan Mbak Sumi dan Prima
114
Episode 110. Cemburu
115
Episode 111. Hidup ini kejam, Nes
116
Episode 112. Terima kasih, aku tidak tertarik
117
Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
118
Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
119
Episode 114. Pertunangan William
120
Episode 115. Sandiwara William
121
Episode 116. Sandiwara William 2
122
Episode 117. Rencana William
123
Episode 118. Pengakuan William
124
Episode 119. Gombal
125
Episode 120. Kita belum resmi, Mas
126
Episode 121. Peluk lagi
127
Episode 122. See you next time
128
Episode 123. Terima kasih, Sam
129
Episode 124. Pilih yang kamu suka
130
Episode 125. Tidak perlu malu, sayang
131
Episode 126. fitting baju
132
Episode 127. Bertemu Mama
133
Episode 128. Kedatangan orang tua Alexa
134
Episode 129. Aku takut
135
Episode 129. Aku takut
136
Episode 130. Laki-laki hebat
137
Episode 131. Sabar Mas
138
Episode 132. Suami takut istri
139
Episode 133. Pengajian dan doa restu
140
Episode 134. Menjelang ijab qabul
141
Episode 134. Menjelang ijab qabul
142
Episode 135. SAH
143
Episode 136. Rumah baru
144
Episode 137. Rumah Oma
145
Episode 138. Kembali seperti semula

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!