Aku telah bersiap untuk menghadiri acara makan malam yang di adakan di rumah William, sebenarnya aku agak sedikit malas untuk datang ke acara itu, bagaimana tidak di sana aku pasti akan bertemu dengan Alexa, Kakak dari William yang pastinya akan bersikap seperti kemarin.
Tapi karena aku menghormati Willy dan juga kedua orang tuanya akhirnya aku datang ke acara itu.
Aku berangkat dari rumahku dengan di antar oleh sopir Ayahku, itu semua aku lakukan karena sampai saat ini aku masih merasa malas berkendara.
Aku pun telah sampai di halaman rumah Willy, rumah megah bercat putih dengan pilar-pilar megah di sisi kanan dan juga kiri serta lampu-lampu yang bersinar terang menambah kemegahan rumah itu.
Di halaman rumah itu mobil bermerek berjejer rapi dari arah utara ke selatan membuat siapapun yang melihatnya akan merasa kagum dan pastinya akan merasa iri dengan kekayaan yang di miliki oleh keluarga Adiputra pengusaha kuliner ternama di tanah air.
Setelah sampai di depan pintu aku di sambut oleh 2 orang pelayan yang membukakan pintu dengan tersenyum ramah ke arahku
"Silakan masuk, Nona. Anda sudah di tunggu Tuan dan Nyonya di meja makan!" Ucap pelayan itu kepadaku
Aku pun menganggukkan kepalaku tanda aku mengerti ucapan mereka, dan kemudian aku berjalan menuju ke tempat yang di maksud.
"Selamat malam semuanya, maaf saya datang terlambat" Ucapku setelah sampai di ruang makan dan mendapati seluruh anggota keluarga sudah berkumpul kecuali Om Adiputra karena ia sedang berada di luar negeri. Ruang makan mewah yang semua perabotannya berwarna mengkilap dan juga di sana ada beberapa pelayan yang siap membantu mengambilkan makanan atau minuman.
"Bukankah itu kebiasaanmu dari dulu, belum apa-apa sudah terlambat" Ucap Alexa kepadaku sambil menatapku sinis
"Sudahlah, Kak. Toh kita juga belum mulai makan!" Willy mencoba membelaku dan mendekat ke arahku kemudian menggeser kursi dan memintaku duduk
"Terus saja kamu membela dia, lama-lama dia jadi besar kepala" Lagi-lagi Alexa berkata seperti itu dan membuatku sedikit tidak betah
" Kakak!" Ucap William sambil membulatkan matanya
"Sudah-sudah jangan berdebat di depan makanan tidak baik" Tante Rosa mencoba melerai mereka,
"Ayo Agnes duduk dengan tenang ya sayang" Lanjutnya sambil berkata lembut dan menggenggam tanganku dari seberang meja
" Baik, Tante" Aku pun segera duduk di tempat yang telah di tunjuk oleh Willy
"Berhubung semua sudah ada bagaimana kalau kita mulai makan malam?" ajak Tante Rosa
"Tunggu Ma. Masih ada seseorang yang belum datang tunggu sebentar lagi!" Ucap Alexa pada Mamanya
"Siapa sayang, apa dia kekasihmu?" tanya Tante Rosa pada anaknya dengan raut wajah yang bahagia berharap sang anak segera mendapatkan calon suami karena usianya yang sudah cukup matang.
"Bukan Ma, dia hanya temanku" Jawab Alexa sedikit malu dan tersenyum
"Kenapa wajahnya berubah menjadi seperti itu? tadi saja waktu aku datang dia tidak seperti itu? atau jangan-jangan memang benar tamu yang ia tunggu adalah kekasihnya? ternyata dia masih punya malu juga" Batinku saat melihat raut wajah Alexa yang agak memerah
"Itu dia sudah datang!" Ucap Alexa kemudian berdiri menghampiri seseorang yang ia maksud. Kami semua pun menoleh ke arah Alexa yang berjalan menjauhi meja makan dan betapa terkejutnya diriku ternyata tamu yang ia tunggu-tunggu adalah Prima. Prima yang malam ini datang dengan mengenakan kemeja berwarna putih yang digulung sampai siku serta celana panjang warna hitam membuatnya terlihat begitu tampan.
"Kenapa Prima bisa datang kemari? apa hubungannya dengan Alexa? apa mereka berpacaran? " Semua pertanyaan itu terus berputar di kepalaku sampai-sampai Willy menepuk punggungku karena aku melamun sejak saat Prima duduk di samping Alexa
"Apa kamu baik-baik saja sayang?" tanya Willy kepadaku sambil memegang pipi kananku
"A-a-aku baik-baik saja, maaf apa tadi kamu bertanya sesuatu?" Ucapku pada Willy
"Tidak, aku tidak bertanya apa pun, tapi aku perhatikan kamu tadi melamun? apa yang sedang kamu pikirkan? "
"Tidak ada sayang, aku tidak memikirkan apa-apa" Ucapku berbohong pada Willy. Alexa yang menatapku hanya terdiam, tidak biasanya dia seperti itu, biasanya dia akan langsung menghinaku dan menuduhku dengan hal-hal yang aku anggap tidak masuk akal tetapi kali ini tidak. Kali ini Alexa benar-benar menjaga harga dirinya di depan Prima
"Selamat datang, Prima" Ucap Tante Rosa pada Prima yang kini telah duduk di samping Alexa. Tante Rosa sudah mengenal Prima dengan baik karena Prima sering terlibat dalam urusan perusahaannya.
"Terima kasih, Tante" Jawabnya singkat lalu kemudian duduk di samping Alexa. Alexa merasa sangat bahagia karena duduk berdampingan dengan Prima. Tetapi Prima sendiri hanya bersikap biasa saja dan sesekali mencuri pandang ke arahku.
"Apa masih ada lagi yang ingin ditunggu? " tanya Tante Rosa lagi
"Tidak!" Jawab kita semua kompak
Kami berlima segera memulai acara makan malam hari ini, tidak ada pembicaraan yang penting sampai aktivitas makan kami selesai. Yang ada hanya suara Alexa yang sesekali melayani Prima, menawarkan makanan ini dan itu.
Alexa juga bersikap begitu lembut dan tidak bar-bar seperti biasanya, ia sangat menjaga harga dirinya di depan Prima. Sungguh sangat memuakkan dan menjijikkan sikapnya malam ini.
Sampai saat kami semua selesai makan, Alexa masih tetap berpura-pura lembut seperti tadi ia dengan sengaja mengangkat semua piring dan gelas kotor yang telah kami gunakan sambil terus mengumbar senyum dan sikap lembutnya yang palsu.
Benar-benar membuatku merasa mual dan ingin memuntahkan semua yang telah aku makan.
Kami semua telah selesai makan dan sekarang berada di ruang keluarga rumah tersebut.
Kami semua duduk santai sambil berbincang ringan satu sama lain.
"Prima, apa sudah lama mengenal Alexa? " tanya Tante Rosa begitu antusias
"Sudah Tante, kebetulan kita sudah mengenal sejak di bangku SMP" Jawab Prima sambil menatap ke arah Tante Rosa
"Oh sudah lama ya? apa kamu sudah memiliki seorang kekasih?" lanjut Tante Rosa
"Belum, Tante. Lagi pula tidak ada yang mau dengan tukang bunga seperti saya" Ucap Prima memandangku sekilas dan kemudian bergantian ke arah Tante Rosa
"Jangan merendahkan dirimu sendiri, cinta itu tidak mengenal harta atau apapun!" timpal Tante Rosa berusaha menepis pemikiran Prima yang beranggapan jika cinta itu hanya memandang materi.
"Aku dengar kamu menyukai seseorang, apa itu benar? " tanya Alexa sambil menatapku dan ke arah Prima bergantian
Aku tahu apa maksud tatapan Alexa, tapi aku tidak mengharuskannya karena aku tidak mau berakhir dengan sakit hati. Prima pun menyadarinya dan dia juga pura-pura tidak mengetahui nya agar di antara kita tidak ada kecanggungan
"Aku memang sedang menyukai seseorang, tapi entah Dia suka atau tidak aku sendiri tidak tahu!" jawab Prima menatapku sekilas, membuat jantungku sedikit berdetak cepat namun aku bisa menguasainya
"Cinta itu harus diperjuangkan, jangan lelah terus berusaha kejar di sampai dapat" Tante Rosa menyemangati Prima
"Iya, Tante. Saya juga sedang berjuang doakan saja semoga saya berjodoh dengan Dia" kata Prima masih menatapku
Aku merasa sedikit kikuk dengan tatapan Prima, aku kemudian memalingkan wajah ke arah Willy yang ternyata tengah menatapku.
"Aku mencintaimu ." Ucapnya lembut tepat di depan mataku, membuat jantungku berdetak tidak beraturan dan wajahku menjadi sedikit panas
"Aku juga mencintaimu " Ucapku membalas kata-katanya dengan nada yang lembut. Tiba-tiba Willy menggenggam tangan kananku dan menciumnya di depan semua orang membuatku semakin terkejut.
Mereka yang menyaksikan kejadian itu tersenyum senang karena keharmonisan hubunganku dengan Willy begitu nyata.
Tapi tidak dengan laki-laki yang duduk di seberangku. Dia terlihat memendam amarah di hatinya, tangannya mengepal dan matanya menyorotkan sebuah isyarat kebencian tapi dengan cepat ia mampu menguasai emosinya lagi dan melanjutkan obrolannya dengan Tante Rosa
Alexa yang menyaksikan kejadian itu tidak menghiraukan nya tapi matanya terfokus pada wajah Prima yang ekspresinya berubah sejak Willy menggenggam tanganku.
"Apa yang terjadi denganmu Prim, ternyata dugaanku selama ini benar adanya, aku akan mencari bukti agar aku bisa lebih yakin dengan semuanya" Batin Alexa
Kami pun berbincang sampai larut malam, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 .
Kami pun menyudahinya dan kemudian kembali pulang ke rumah masing-masing.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan like yah
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments