Episode 18

Aku tidak lagi membalas kata-kata Willy, aku merasa bosan dengan apa yang kita bicarakan saat ini.

Aku bergegas masuk ke dalam mobil dan kemudian diikuti oleh Willy.

Selama perjalanan pulang, kami berdua tidak melakukan percakapan apa pun. Suasana di dalam mobil menjadi sangat hening dan juga kaku.

Aku sendiri tidak ingin menatap ke arah Willy, karena aku sudah bisa memahami bagaimana raut wajah Willy sekarang ini.

Willy melajukan mobilnya dengan sangat cepat, membuatku merasa agak takut. Tapi aku tidak menegurnya atau bahkan bereaksi apa pun, aku masih tetap terdiam sampai kami tiba di rumah.

Sesampainya di depan rumah, Willy menghentikan mobilnya dan aku pun secara otomatis keluar dari mobil itu tanpa berucap apa pun.

Aku juga tidak menawari Willy untuk mampir ke rumah seperti biasa, aku kemudian langsung masuk dan sebelum aku sempat membuka pintu, aku sudah mendengar deru mobil Willy telah meninggalkan rumahku.

"Maaf," kata-kata itu kudengar ketika aku mulai menaiki tangga.

Kutengok ke arah sumber suara, ternyata di sana sudah ada Prima yang entah sejak kapan berdiri di belakangku.

Aku menatapnya sejenak dan dia pun juga melakukan hal yang sama, tapi kemudian aku mengacuhkannya dan kembali menaiki tangga.

Setelah hampir dua langkah aku berjalan, aku merasa jika tanganku di tarik dari belakang. Aku berusaha tidak menghiraukannya tetapi tarikan itu terasa semakin kuat dan membuatku terpaksa berhenti.

"Kita harus bicara, aku mohon," ucap Prima memelas

"Pulanglah, aku sedang ingin sendiri," Aku masih mengacuhkannya dan berusaha menaiki tangga

"Aku mohon, aku tahu aku salah," Prima masih terus menggenggam tanganku

"Tunggu aku di taman belakang!" perintahku kemudian melepaskan genggaman tangan Prima dan beranjak ke kamar untuk berganti baju.

Prima pun mengiyakan ucapanku, kemudian ia juga bergegas pergi ke tempat yang aku maksud.

Aku dan Prima kini tengah berada di halaman belakang rumahku. Taman belakang yang malam ini terlihat begitu teduh karena beberapa hari yang lalu aku mengganti lampunya dengan lampu yang berwarna redup.

Halaman ini penuh dengan bunga dan juga berbagai tanaman hias, aku sengaja membuat halaman belakang rumahku ini menjadi sebuah taman kecil karena aku sangat menyukai tanaman sejak kecil.

Aku menyukai hal itu karena sebuah alasan, yang tidak lain adalah untuk mengisi hari-hariku yang selalu sendiri karena kedua orang tuaku selalu mementingkan pekerjaannya dan selalu mengesampingkan diriku.

Ya walaupun selama ini aku ditemani oleh banyak ART tapi aku masih merasa sangat kesepian dan melampiaskan rasa kesepianku itu dengan membuat taman kecil di belakang rumahku.

"Aku salah, bahkan sangat salah. Aku mohon padamu maafkan aku," pinta Prima dengan raut wajah yang memelas, matanya memerah dan juga berair. Dia duduk di depanku sembari menggenggam erat tanganku

"Kamu tidak hanya salah, tapi kamu juga jahat," ucapku sembari menundukkan kepala

"Iya aku tahu, aku memang sangat jahat. Aku pada awalnya tidak mau terlibat ke dalam permasalahan kalian tapi karena Willy terus memintaku jadi ya terpaksa aku melakukannya." jelas Prima padaku dengan nada yang lembut.

"Maafkan kami Prim, kami melibatkanmu dalam masalah ini. Aku dan Willy memang belum mampu menyelesaikan masalah kami sendiri," ucapku lesu

"Lihat aku" kata Prima membujukku untuk tidak menundukkan kepala,

"Tersenyumlah" lanjutnya lagi

Aku kemudian menatapnya dan langsung tersenyum meski hanya sekilas, memberikan rasa lega tersendiri kepada Prima.

Entah kenapa aku bisa menuruti semua kata-katanya, aku merasa seperti terhipnotis saat Prima menatapku dan berkata selembut ini kepadaku.

"Apa sekarang kamu sudah memaafkan aku?"

"Sepertinya sudah, aku rasa aku tidak bisa marah terlalu lama padamu,"

"Terima kasih, meskipun aku tidak bisa memilikimu tapi setidaknya aku masih bisa memiliki senyummu," ucap Prima begitu lembut, menghembuskan udara yang berbeda di dalam pikiranku.

"Semua belum terlambat Prim, masih ada waktu," kataku membuatnya melongo

"Maksud kamu apa, jangan berpikir yang tidak-tidak, aku tidak ingin ada yang terluka"

"Aku merasa ragu dengan Willy, aku tidak tahu kenapa aku bisa berpikir seperti ini. Aku merasa jika selama ini hanya dianggap sebagai hal sampingan bagi Willy karena yang paling penting baginya hanya bekerja dan bekerja." Aku mencoba menjelaskan semuanya pada Prima tentang apa yang aku rasakan sekarang.

"Itu hanya perasaanmu saja, Willy mencintaimu dan kamu juga mencintainya bukan, kalian sudah melangkah sejauh ini dan ini semua bukan lelucon!" ucap Prima tegas

"Cinta ... semua orang bisa mengatakan cinta kapan pun dan pada siapa pun Prim, tapi mereka belum tentu mampu mengerti apa maksud dari kata yang mereka ucapkan.

Selama ini aku sudah cukup bersabar menghadapi sikap Willy yang gila akan pekerjaan, menghapus egoku sendiri demi apa yang dia anggap itu penting, dan apa kamu tahu Prim, jika selama aku berpacaran dengannya dan kini hampir menikah dengannya, aku sama sekali belum pernah pergi berdua menghabiskan waktu seperti pasangan-pasangan yang lain.

Dan setiap kali kami pergi bersama, kami pun harus berhenti di tengah jalan hanya karena panggilan yang mendesak tentang pekerjaannya." Aku mencoba mengeluarkan apa yang ada di dalam hatiku dengan nada yang sedikit tinggi dan juga serak karena aku hampir menangis

"Apa kamu sudah berbicara dengannya soal ini?"

"Sudah Prim, aku sudah membicarakan semuanya dengan dia, bukan hanya sekali tapi berpuluh-puluh kali tapi yang dia katakan selalu sama, jika yang ia lakukan sekarang adalah untuk masa depan kami nanti dan aku diminta untuk mengerti. Tapi sampai kapan Prim, sampai kapan ini semua akan seperti ini, toh nanti jika kita sudah menikah dan memiliki anak, mungkin dia akan lebih gila terhadap pekerjaannya lebih dari sekarang ini."

"Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?"

"Aku ingin mengundur pernikahan kami, sampai batas waktu yang belum bisa aku tentukan. Jika Willy bisa berubah maka aku pun akan menikah tapi jika Willy tidak bisa berubah, ya mau bagaimana lagi aku akan putuskan semuanya."

"Jangan gila kamu, bagaimana dengan orang tuamu, mereka pasti akan sangat kecewa, bukan?"

"Untuk apa mereka kecewa, mereka sama halnya dengan Willy, gila terhadap pekerjaannya dan tidak pernah menghiraukanku. Mereka tidak berhak kecewa karena sebenarnya yang di kecewakan adalah aku, Prim" Aku mulai terisak dan menangis,

"Sudah, sudah jangan menangis" bujuk Prima kemudian memeluk tubuhku

Aku merasakan sedikit ketenangan ketika tubuh Prima mendekapku dan tangannya mengelus punggungku.

Entah kenapa aku bisa merasakan nyaman seperti ini, padahal selama ini di antara kami tidak ada hubungan apa pun.

Sikap lembut dan juga dewasa yang Prima tunjukkan padaku membuatku merasakan bahwa aku dihargai dan juga dilindungi.

"Sudah cukup menangisnya, lihat kaosku penuh sama iler kamu" Prima mencoba menghiburku dengan kata-kata konyolnya yang selalu berhasil membuatku tertawa

Aku melepaskan pelukannya, kulihat ke arah kaos nya di sana tidak ada bekas apa pun seperti apa yang dikatakan oleh Prima.

Prima pun segera tertawa karena telah berhasil menipuku.

"Masuklah dan istirahatlah, ini sudah malam aku akan pulang" lanjut Prima

"Terima kasih ya Prim, hati-hati di jalan"

"Iya, I love you " Kemudian Prima berlalu meninggalkan aku yang masih mematung karena terkejut dengan sikap yang ditunjukkan oleh Prima.

Hampir beberapa detik aku masih mematung, memegangi dadaku yang masih bergemuruh karena kata-kata yang diucapkan oleh Prima

"Perasaan apa ini, apa yang salah denganku?" ucapku kemudian berlari kembali masuk ke dalam rumah..

.

.

.

.

.

.

_________________

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11 Visual Mawar
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82. Aku cemburu
84 Episode 83. Stop Alexa
85 Episode 84. To-tolong
86 Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
87 Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
88 Episode 86. Aku tidak akan ingkar janji
89 Episode 87. Kerja bagus, Albert
90 Episode 88. Mas, jangan ngelamun
91 Episode 89. Aku sehat Will
92 Episode 90. Memulai interogasi
93 Episode 91. Mulai menginterogasi lagi
94 Episode 92. Menikahlah denganku
95 Episode 93. Aku akan menunggumu
96 Episode 93. Aku akan menunggumu
97 Episode 94. Aku mencintaimu
98 Episode 95. Beri aku waktu, Will
99 Episode 96. Maafkan Papa, Lexa
100 Episode 97. Mohon bersabar
101 Episode 98. Cuma senyum, Boy
102 Episode 99. Apa kamu masih punya waktu
103 Episode 100. Aku ikut Ayah saja
104 Episode 101. Fakta Bu Mariyam
105 Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
106 Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
107 Episode 103. Pohon Lemon
108 Episode 104. Agnes, jawab aku
109 Episode 105. Sampai waktu lelah dan menyerah
110 Episode 106. Oma berangkat, ya
111 Episode 107. Andreas
112 Episode 108. Apa aku harus kembali padanya?
113 Episode 109. Pernikahan Mbak Sumi dan Prima
114 Episode 110. Cemburu
115 Episode 111. Hidup ini kejam, Nes
116 Episode 112. Terima kasih, aku tidak tertarik
117 Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
118 Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
119 Episode 114. Pertunangan William
120 Episode 115. Sandiwara William
121 Episode 116. Sandiwara William 2
122 Episode 117. Rencana William
123 Episode 118. Pengakuan William
124 Episode 119. Gombal
125 Episode 120. Kita belum resmi, Mas
126 Episode 121. Peluk lagi
127 Episode 122. See you next time
128 Episode 123. Terima kasih, Sam
129 Episode 124. Pilih yang kamu suka
130 Episode 125. Tidak perlu malu, sayang
131 Episode 126. fitting baju
132 Episode 127. Bertemu Mama
133 Episode 128. Kedatangan orang tua Alexa
134 Episode 129. Aku takut
135 Episode 129. Aku takut
136 Episode 130. Laki-laki hebat
137 Episode 131. Sabar Mas
138 Episode 132. Suami takut istri
139 Episode 133. Pengajian dan doa restu
140 Episode 134. Menjelang ijab qabul
141 Episode 134. Menjelang ijab qabul
142 Episode 135. SAH
143 Episode 136. Rumah baru
144 Episode 137. Rumah Oma
145 Episode 138. Kembali seperti semula
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11 Visual Mawar
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82. Aku cemburu
84
Episode 83. Stop Alexa
85
Episode 84. To-tolong
86
Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
87
Episode 85. Masih calon, Mas. Ingat itu!
88
Episode 86. Aku tidak akan ingkar janji
89
Episode 87. Kerja bagus, Albert
90
Episode 88. Mas, jangan ngelamun
91
Episode 89. Aku sehat Will
92
Episode 90. Memulai interogasi
93
Episode 91. Mulai menginterogasi lagi
94
Episode 92. Menikahlah denganku
95
Episode 93. Aku akan menunggumu
96
Episode 93. Aku akan menunggumu
97
Episode 94. Aku mencintaimu
98
Episode 95. Beri aku waktu, Will
99
Episode 96. Maafkan Papa, Lexa
100
Episode 97. Mohon bersabar
101
Episode 98. Cuma senyum, Boy
102
Episode 99. Apa kamu masih punya waktu
103
Episode 100. Aku ikut Ayah saja
104
Episode 101. Fakta Bu Mariyam
105
Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
106
Episode 102. Fakta Bu Mariyam 2
107
Episode 103. Pohon Lemon
108
Episode 104. Agnes, jawab aku
109
Episode 105. Sampai waktu lelah dan menyerah
110
Episode 106. Oma berangkat, ya
111
Episode 107. Andreas
112
Episode 108. Apa aku harus kembali padanya?
113
Episode 109. Pernikahan Mbak Sumi dan Prima
114
Episode 110. Cemburu
115
Episode 111. Hidup ini kejam, Nes
116
Episode 112. Terima kasih, aku tidak tertarik
117
Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
118
Episode 113. Apakah hari ini aku ulang tahun
119
Episode 114. Pertunangan William
120
Episode 115. Sandiwara William
121
Episode 116. Sandiwara William 2
122
Episode 117. Rencana William
123
Episode 118. Pengakuan William
124
Episode 119. Gombal
125
Episode 120. Kita belum resmi, Mas
126
Episode 121. Peluk lagi
127
Episode 122. See you next time
128
Episode 123. Terima kasih, Sam
129
Episode 124. Pilih yang kamu suka
130
Episode 125. Tidak perlu malu, sayang
131
Episode 126. fitting baju
132
Episode 127. Bertemu Mama
133
Episode 128. Kedatangan orang tua Alexa
134
Episode 129. Aku takut
135
Episode 129. Aku takut
136
Episode 130. Laki-laki hebat
137
Episode 131. Sabar Mas
138
Episode 132. Suami takut istri
139
Episode 133. Pengajian dan doa restu
140
Episode 134. Menjelang ijab qabul
141
Episode 134. Menjelang ijab qabul
142
Episode 135. SAH
143
Episode 136. Rumah baru
144
Episode 137. Rumah Oma
145
Episode 138. Kembali seperti semula

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!