Bel pulang berdering keras, semua murid keluar berhamburan. Diya mengumpulkan buku-bukunya lalu dimasukkan nya ke dalam tas.
"Sepertinya kamu pulang jalan kaki deh Diy" Kata Yuli memecah kesunyian diantara mereka.
"Emang kenapa?" Diya heran.
"Tadi aku lihat kak Ferdi boncengan dengan cewek" Kata Yuli melihat iba kepada sobatnya itu. Diya tersenyum memandang sobatnya.
"Emangnya jika berjalan kaki kenapa? Kenapa wajahmu murung begitu sih?" Ujar Diya menyandang tasnya menahan tawa. Yuli sebel.
"Lo...Kok kamu gak marah sih?"
"Marah? Marah kenapa?" Tanya Diya keluar dari kelas diikuti Yuli.
"Marah kak Ferdi gak nganterin?" Yuli mengangguk membenarkan.
"Yah...Jika orang nya yang gak mau nganterin kita, kita mau apa?" Jawab Diya seenaknya.
"Emang nya kamu bisa jalan?"
"Bisa....Kamu ngeledekin aku ya? Udah deh, yuk kita bareng aja" Kata Diya merangkul leher sobatnya.
"Bener ni?" Yuli kurang yakin.
"Makanya di coba. Jangan selalu mengharap belas kasihan dari orang" Jawabnya.
"Lagian, luka ku udah mulai sembuh kok" Yuli mandang simpati kepada sobatnya itu.
"Kenapa sih Yul? Kenapa kamu melihatku seperti itu?" Tanya Diya risih.
"Aku kasihan aja sama kamu"
"Kenapa? Karena aku jalan kaki?"
"Gak"
"Terus?"
"Karena dibohongi sama kak Ferdi" Jawab Yuli iba.
"Di bohongin?" Ulang Diya.
"Iya...Katanya kalau pulang diantarin, pergi di jemput" Yuli jadi sebel.
"Tau-taunya dia ngatarin cewek lain. Apa itu gak berbohong namanya?" Diya menghembus nafas panjang.
"Udah deh Yul...Jangan di fikirin. Mungkin pacarnya cemburu melihat kedekatan kami. Yah...Karena itu kak Ferdi gak bisa nganterin aku"
"Iya sih...Tapi kasih tahu dulu dong, biar kamu nya gak mengharap"
"Mengharap?" Ulang gadis itu.
"Siapa yang mengharap? Dia nya yang maksa mau ngantarin" Jelasnya lagi.
"Kamu gak cemburu?" Tanya Yuli setelah beberapa saat terdiam.
"Duh Yuli...Pertanyaan mu aneh-aneh aja deh. Emang nya ada hubungan apa aku sama dia sampai harus cemburu begitu"
"Yah...Setidaknya"
"Udah...Udah deh Yul. Jangan di bahas lagi yang begituan" Diya sebel.
"Basi tau gak" Kata gadis itu lagi. Yuli terdiam, gadis itu tidak mau berkata apa-apa lagi takut sobatnya akan marah dan emosinya meledak seperti bom atom. Dengan seribu pertanyaan di benaknya, ia mengikuti langkah sahabatnya itu.
*****
"Kamu tunggu di sini saja ya Fer..." Ujar Kethrine saat sampai di depan bengkel yang ia maksud.
"Iya...Buruan ya Keth" Jawab Ferdi cemas.
"Duh...Gimana ya Fer?" Ujar Kethrine keluar dari bengkel itu dengan wajah yang dibuat cemas.
"Kenapa?" Tanya Ferdi heran.
"Sepertinya motorku rusak berat. Gak bisa di perbaiki sekarang. Kata montirnya dua minggu lagi baru kelar semua"
"Jadi?" Tanya pemuda itu.
"Gimana kalau selama dua minggu ini lo ngantar dan jemput gue ke sekolah" Pinta nya manja.
"Duh gimana ya?" Ferdi berpikir.
"Gini aja, sekarang gue antar lo pulang. Urusan itu, nanti saja kita bahas" Ujar Ferdi dengan cemas.
"Bener?" Kethrine bersorak senang.
"Buruan dong..." Ujar Ferdi melirik jam tangan nya.
"Sepertinya, umpan gue kena sasaran" Kata gadis itu dalam hati dengan senyuman yang penuh kepuasan.
*****
Ferdi memperlambat kecepatan motornya saat sampai didepan gedung sekolah.
"Kosong, pintu pagar pun terkunci. Pasti Diya sudah pulang" Katanya langsung melaju kecepatannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
ͼӈªȋϩȧ
semangat up kk
2020-12-13
0
Komisah Izah Izah
up thor...rindu dh thor...
2020-12-13
0
Jungkook wife
Like dari "Istri yang Terabaikan" sudah mendarat.
Silahkan kunjungi Novelku dan berikan like dan dukungan nya ya.
2020-12-13
0