"Maaf buk...Saya benar-benar gak sengaja, mau buru-buru ke kantin takut basah, yah.....Kejadian deh" Jelas ketua OSIS itu nyegir. Buk Sofi hanya tersenyum.
"Y udah kamu harus bertanggung jawab atas kesembuhan anak itu" Kata ibu guru itu lagi.
"Ya buk saya janji akan merawat luka nya sampai sembuh" Mantap pemuda ganteng itu berkata.
"Bagus, ibu percaya itu. sekarang kamu boleh pergi!" Tegas buk Sofi berkata.
"Permisi buk, saya ke UKS dulu"
"ya...Silahkan" Buk Sofi tersenyum memandang punggung murid didiknya yang terkenal ganteng dan pinter itu.
"Seandainya aku masih sebaya dengan nya" Fikir ibu yang masih perawan itu.
"Ah....Kenapa aku berpikir seperti itu" Ia sadar
"Bodoh" Bu Sofi tersenyum sendiri.
*****
Ferdi mengetuk pintu UKS yang tertutup rapat. Yuli membukanya.
"Gimana? Sudah di obati?" Tanya nya langsung masuk keruangan itu.
"Belum, kotak P3K nya terkunci kak" Jawab Yuli duduk di samping Diya yang hanya diam.
"Sebentar ya" Ferdi keluar sebentar lalu masuk lagi.
"Nih..." Kata pemuda tampan itu menyerahkan alkohol dan obat merah kepada Diya.
"Biar aku saja kak" Cepat Yuli menyambut dari tangan pemuda yang banyak di minati gadis-gadis di sekolah itu.
"Saya Ferdi....Ferdiansyah. Panggil saja Ferdi" Pemuda itu memperkenalkan diri.
"Saya Yuli...Yuliansari" Yuli tersenyum genit saat bersalaman dengan ketua OSIS itu.
"Kalau kamu?" Tanya Ferdi kepada Diya yang dari tadi hanya diam.
"Diya" Cepat Yuli menjawab
"Iya...Dia, masa nanyain kamu lagi sih" Ferdi sedikit kesal.
"Iya...Diya...Ini namanya Diya...Diya Nuraniza....Paham?" Jelas Yuli balik kesal.
"Oh...Sorry ya...Aku gak ngerti tadi" Cowok macho itu tersenyum menyalahkan dirinya yang kurang nangkap.
"Aduh...Kok kamu kasar begitu sih Yul"
"Eh...Sorry Diy...Aku gak sengaja. Sakit?" Tanya nya terus mengobati luka gadis itu.
"Gak enak, ya sakit lah" Diya kesal.
"Pelan-pelan dong Yul, perih ni" Tambahnya lagi merintih menahan perih saat Yuli mengoleskan alkohol di sikunya.
"Biar aku saja" Ferdi menimpali.
"Gak usah deh kak, bentar lagi juga selesai" Cepat Diya menjawab.
"Gak enak sih, masa baru kenal udah berani-beraninya" Tambah gadis itu lagi sungkan.
"Gak apa-apa kok, mari Yul"
"Asyik...Enak ni di obatin sama cowok handsome. Kaya di sinetron aja ya"
"Hus..." Diya melotot memandang sahabatnya yang langsung diam.
"Sorry" Yuli nyengir kaya kuda Nil. Diya agak sungkan saat pemuda itu mulai mengobati luka nya.
"Pelan-pelan dong kak...Perih" Diya meringis.
"Sorry" Ferdi melanjutkan kerjanya. Ia sangat paham mengobati dan membaluti luka dengan benar. Maklum ibunya adalah salah satu doktor yang terkenal di kota Sungai Pakning. Mana mungkin anak seorang doktor tidak paham hal yang begituan.
"Selesai" Ferdi menyimpan kembali obat-obat yang di pakainya tadi.
"Kamu bisa jalan?" Tanya pemuda yang duduk di kelas tiga IPA itu. Diya coba berdiri tapi duduk lagi.
"Masih sakit?" Pemuda itu membantu.
"Ayo aku antar pulang aja. Kaya nya luka di lutut mu akan terasa sakit jika di paksakan berdiri" Tambahnya lagi.
"Gak usah deh kak, tanggung nih, sebentar lagi juga mau pulang kan" Diya keberatan.
"Benar kamu bisa?" Yakin Ferdi lagi. Diya mengangguk sedangkan Yuli cuma tersenyum sendiri. Ferdi menghela nafas panjang.
"Ya udah aku ke kelas dulu ya" Lagi-lagi Diya mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
R. Yani aja
oh... anaknya dokter...
2022-06-12
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
sehat dan like selalu ya💪😊
2020-12-25
0
Phiwin
Diya, iya Dia... astagah humorku receh 🤣😆
2020-12-16
1