"Waw Diy, cowok tadi ganteng juga ya. Seandainya saja tadi aku yang di tabrak. Pasti aku minta di gendong sekalian" Yuli menghayal seperti di sinetron. Diya hanya tersenyum melihatnya.
"Udah deh Yul, jangan menghayal deh kamu. Sebaiknya kamu bantuin aku masuk ke kelas sekarang!"
"Lo kok aku sih, tadi katanya bisa"
"Ya...Itu kan di depan kak Ferdi. Kasihan kan ngerepotin dia terus. Lagian aku juga gak mau di bilang anak manja"
"Siapa yang ngomong begitu?"
"Anak-anak yang ngeledekin"
"Gitu aja di pikirin"
"Lo iya lah, itu kan menyangkut harga diri ku Yul"
"Iya...Iya...Aku ngerti deh...Mau di gendongin?"
"Jangan bercanda ah" Dengan tertatih-tatih di bantu Yuli akhirnya mereka sampai juga di dalam kelas.
*****
"Gaya mu tadi Fer, boleh juga. Seperti di film hollywood saja" Tio menegur saat melihat Ferdi masuk ke dalam kelas.
"Jangan meledek ya" Ancam Ferdi ke wajah Tio.
"Jangan emosi dong man...Cuma bercanda kok" Tio mengalah.
"Becanda sih boleh, tapi jangan gitu dong"
"Ya aku minta maaf" Kata Tio, teman-teman Ferdi yang lain ikut datang berkumpul.
"Tapi bener deh Fer, aku kasihan banget sama cewek itu" Randi datang menimpali.
"Dia jatuh seperti superman yang jatuh dari pohon" Spontan semua tertawa.
"Apa lagi pada waktu teman-teman meledekin dia, merah padam muka nya seperti kepiting rebus" Ferdi ikutan tertawa.
"Emang benar apa yang di katakan Randi barusan, bila di ingat-ingat, tampang gadis itu benat-benar lucu. Apa lagi waktu kamu mengembalikan payungnya pucat banget" Kata Tio masih dalam tawanya.
"Udah...Udah jangan di ledekin terus jadi gak enak ni" Kata Ferdi sambari menjitak kepala Tio yang gundul. Spontan Tio kaget.
"Kenapa kepala gundul gue yang di jitak? Emang apa salah gue?" Tanya Tio menggosok-gosok kepalanya yang gundul.
"Ini semua gara-gara lo tau" Seenaknya Ferdi menjawab.
"Coba tadi lo gak teriak-teriak. Pasti deh kejadian tadi gak akan terjadi. Dan satu lagi lo kan yang tadi meledekin gue"
"Iya....Tapi kan teman-teman yang lain juga"
"Tapi suara lo yang paling keras"
"Yah...Gak adil kamu Fer" Tio duduk kembali ke bangkunya sedangkan yang lain masih tertawa. Diam sejenak.
"Kaya nya aku pernah ketemu dengan gadis itu. Tapi di mana ya?" Ferdi mengingat-ingat.
"Tu tadi" Walau sedikit kesal, Tio mau juga menjawab.
"Guee bilang sebelumnya bego" Seru Ferdi.
"Dia kan anak buk Marni yang tukang bakso itu"
"Tukang bakso?"
"Iya...Yang ada di sejangat perbatasan dengan desa dompas. Gak jauh kok dari sini" Randi menjelaskan.
"Oh...Warung bakso yang ada di samping rumah pak Zakaria yang dukun itu?" Sela Taufik. Randi mengangguk membenarkan.
"Sering juga aku makan di sana, tapi gak pernah ketemu kok" Timpal Ferdi penasaran.
"Emang.....Kalau mau ketemu, hari-hari libur aja. Kalau hari sekolah jangan harap bisa ketemu" Kata Randi.
"Kenapa?" Tanya Ferdi
"Biasa, anak sekolah belajar, belajar, belajar" Jawab Randi.
"Oh.....Sepertinya kamu tau banyak tentang dia. Emangnya ada...." kata Taufik.
"Aku naksir dia" Bisik Randi pelan.
"Oh...Pantesan, emang mau kamu kemanain si Riska ha? Sadar kawan, sadar" kata Tio.
"Becanda" Jawab Randi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Zoel Zack
udh mampir 🙏🏻
2022-06-08
2
Phiwin
Lanjut 🤣
2020-12-16
1
ͼӈªȋϩȧ
Hai Thor aku mmpir no bawa rate, vote dan boomlike
jngan lupa mmpir y
Salam damai dari keturunan raja
2020-11-30
2