"Ayo, biar aku antar sampai di depan pintu" Pemuda itu turun dari motornya dan di parkirnya di pinggir jalan.
"Gak usah repot-repot kak, aku bisa kok" Diya keberatan atas penawaran pemuda itu.
"Ayolah, aku jadi gak enak sama ibu dan ayah mu. Sekalian aku mau minta maaf kepada mereka karena telah membuat anak nya seperti ini" Ferdi memaksa. Akhirnya Diya luluh dan mau di antar sampai di depan pintu rumah nya. Belum sempat Diya mengucapkan sepatah kata, pemuda itu sudah mengucapkan salam.
"Ada apa ya?" Keluar wanita paru baya sedikit heran melihat kehadiran pemuda itu di rumah nya.
"Diya, ada apa?" Tanya nya bila melihat putri kesayangan nya di samping pemuda itu.
"Maaf buk, tadi di sekolah aku gak sengaja membuat anak ibu terluka" Bu Marni kaget.
"Luka? Luka apa? Parah Diya? Kamu gak apa-apa kan?" Tanya nya cemas memeriksa anaknya dari rambut sampai ke ujung kaki.
"Gak apa-apa kok buk, cuma tergores di lutut aja kok" Jawab gadis itu melegakan hati ibunya.
"Syukurlah....Kirain luka nya parah. Kok pakai di antarin segala"
"Kak Ferdi buk, maksa mau ngantarin. Tadinya Diya juga gak mau takut ibu cemas. Lagian lukanya juga gak begitu parah kok. Tapi yah....Sudahlah terlanjur" Diya duduk di kursi teras rumahnya.
"Kenapa kamu gak bilang dari tadi? Aku kan jadi gak enak nih" Ferdi garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ah......Gak apa-apa kok nak, jangan di Fikirkan omongan Diya tadi. Ibu senang kok kamu mau mengantarnya pulang dan bertanggung jawab seperti ini. Jarang lo, anak sekarang yang sebaya dengan mu mau melakukan hal-hal terpuji seperti ini"
"Wah...Aku jadi melayang nih buk karena ibu telah memujiku" Canda Ferdi. Merekapun sama-sama tertawa. Begitu cepat meraka akrab, "Yah...Mudah-mudahan akan terus berlanjut" fikir Diya.
"Oh iya buk, saya permisi pulang dulu"
"Lo...Kok buru-buru gak masuk dulu?"
"Terima kasih buk, mungkin lain kali. Permisi buk...Diya....Assalamualaikum"
"Walaikumsalam" Jawab kedua ibu dan anak itu. Setelah pemuda itu tidak kelihatan lagi, baru lah Diya masuk ke dalam. Namun baru saja bangkit dari tempat duduknya,
"Anak itu kelihatannya baik ya Diy" Tanya Marni membuat gadis itu duduk lagi di kursinya,
"Udah lama kamu kenal Diya?" Tanya Marni lagi.
"Baru tadi buk" Jawab Diya acuh.
"Ibu suka sama sikap nya. Selain tampan, bertanggung jawab lagi. Mudah-mudahan kalian akan akrab ya"
"Akrab? Akrab gimana buk" Diya mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Ya akrab...Jadian" Goda bu Marni tersenyum.
"Lo...Ibu kok bisa berpikir seperti itu sih"
"Apa salahnya kan? Sepertinya anak ibu sekarang udah gede, pasti akan mengalami hal-hal seperti itu. Tapi ingat..." Bu Marni mencolek hidung anak nya.
"Bercinta boleh, tapi pelajaran harus di nomor satukan" Jelas bu Marni kepada Diya.
"Ibu...Baru aja kenal udah di bilang pacaran" Diya cemberut. Bu Marni tersenyum melihat putrinya cetus begitu.
"Lo kok kamu cemberut begitu sih. Kata orang tua dulu-dulu ya, kalo marah berarti iya. Ayo ngaku...Kamu suka kan sama dia...Ayo..." Goda bu Marni.
Diya bangkit dari duduknya wajahnya berubah memerah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
R. Yani aja
"Ah, ibu... bikin aku jadi ngarep... " 🤣🤣🤣
2022-06-14
2
Komisah Izah Izah
up thor...aq senatiasa menanti......
2020-12-05
1
Komisah Izah Izah
lanjut thor...
2020-12-04
0