"Belum, kurang ngerti"
"Kenapa? Kebanyakan menghayal ya?" Goda pemuda itu tersenyum. Wajah gadis itu berubah menjadi merah karena malu.
"Enggak" Jawabnya cepat.
"Tadi waktu guru menjelaskan Yuli ngajak ngobrol. Mau tanya lagi, eh...Tau-tau waktu pelajarannya sudah habis. Jadinya ya seperti ini deh" Jelasnya lagi.
"Yuli juga pasti lagi bingung tu ngerjain PRnya" Tambahnya lagi.
"Boleh aku coba?" Ferdi menawari.
"Boleh, dengan senang hati lo kak" Jawab gadis itu senang.
"Aku cuma ngerjain satu soal aja. Nanti yang lain kamu yang ngerjain. Gimana?" Gadis itu mengangguk.
Ferdi pun mulai menulis memberikan satu contoh kepada gadis itu.
"Oh...Begitu ya" Ujar Diya saat Ferdi selesai mengerjakan satu soalan.
"Ngerti?" Tanya Ferdi.
"Aku coba ya, kalau salah tolong bilangin ya"
"Baiklah"
Diya mulai mengerjakan soalan kedua. Sedangkan Ferdi memperhatikan pekerjaannya. Sesekali Ferdi mencuri pandang kewajah manis gadis itu tanpa sepengetahuan Diya.
"Selama ini, aku tidak pernah memperhatikannya, wajah ayu yang selalu membuat dirinya gelisah, yang selalu membuat hatinya berdebar kencang. Wajah ayu yang membuat dirinya selalu ingin ketemu" Fikirnya.
Ferdi menarik nafas panjang lalu dihembusnya kuat-kuat.
kata-kata puitis tadi apakah itu ditujukan kepada dirinya? Ataukah ada seseorang yang mengisi kekosongan hatinya? Ferdi gelisah perasaannya galau bila mengingat tulisan puitis di secarik kertas yang ia temui secara tidak sengaja tadi.
"Ah...Mudah-mudahan Diya belum punya siapa-siapa" Ferdi tersenyum sendiri.
"Kenapa senyum-senyum kak?" Tegur Diya.
"Ada yang lucu ya?" Tanya nya lagi heran.
"Enggak...Gak ada apa-apa"
Ferdi kaget jadi salah tingkah karena kedapatan tersenyum sendiri oleh gadis yang selalu menghatuinya selama ini.
"Aku tersenyum melihat kamu. Sepertinya kamu susah banget ngerjain soal itu" Tangkis nya memberi alasan. Diya balas tersenyum.
"Kak Ferdi meragukan kemampuanku ya"
"Tidak...Bukan begitu, malahan aku salut deh sama kamu" Kata Ferdi cepat tidak mau gadis itu tersinggung.
"Bisa ngerjain secepat itu. Sedangkan penjelasanku kurang mantap kelihatannya" Tambahnya lagi.
"Siapa dulu gurunya" Puji gadis itu tersenyum. Begitu juga dengan Ferdi. Hatinya jadi lega karena bisa menguasai suasana.
"Hampir saja ketahuan" Fikir pemuda itu mengusap dada.
"Diminum deh kak tehnya. Nanti keburu dingin"
"Eh...Iya...Terima kasih" Ferdi menghirup teh manis buatan gadis impiannya itu.
"Tehnya enak ya" Puji Ferdi jujur.
"Menghina atau menghibur ni?" Goda Diya.
"Beneran, suer"
"Terima kasih atas pujiannya" Ucap Diya.
"Tinggal satu soalan lagi kak. Nanti di koreksi ya benar apa salahnya"
"Oke"
Setelah beberapa menit barulah gadis itu menyelesaikan PRnya. Ferdi mengoreksi pekerjaan gadis itu.
"Sepertinya benar semua deh" Diya tersenyum senang.
"Benar kak?" Ferdi mengangguk.
"Asyik....Syukurlah alhamdulillah. Makasih ya kak" Seru Diya senang sembari mengenggam tangan pemuda itu.
"Tampa bantuan kakak, mana mungkin PR ku selesai" Katanya lagi terus menggenggam tangan pemuda itu tanpa sadar. Ferdi tidak membalas. Ia hanya membiarkan gadis itu mengucapkan tanda terima kasihnya. Setelah beberapa saat.
"Eh...Maaf ya kak" Diya baru sadar. Cepat-cepat melepaskan genggaman tanganya. Gadis itu tersipu malu.
"Aku...Aku telah lancang menyentuh tangan kakak" Katanya dengan wajah bersemu merah.
"Tidak apa-apa. Aku ngerti kok" Ferdi tersenyum
"Terima kasih" kata Diya. Hening....
Mereka sama-sama diam. Larut dalam fikiran masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Phiwin
Semangat, lanjuutt baca ✌️
Salam Manis dari Monalisa 💕
2020-12-24
0