"Kenapa?" Mereka sama-sama bertanya. Lalu sama-sama tersenyum.
"Kamu duluan yang bicara" Kata Ferdi setelah lama terdiam.
"Kak Ferdi duluan" Kata Diya masih dalam senyum nya.
"Oke....Sepertinya fikiran kita sama ya. Kok bisa sama-sama mau bertanya" Kata Ferdi sambil menahan tawanya.
"Iya...Ya..." Diya ikutan. Diam lagi....
"Emangnya, apa yang mau kamu sampaikan?" Tanya Ferdi setelah beberapa saat terdiam.
"Gak ada apa-apa kok. Sudah lupa" Jawab gadis itu tersenyum.
"Hmmm....Bahagia kelihatannya" Tegur bu Marni saat datang menghampiri mereka. Kedua anak muda yang berlainan jenis itu spontan kaget.
"Eh...Ibu" Diya tersipu malu.
"Malam bu" Tegur Ferdi bangkit dari duduknya. Ada perasaan malu dihati pemuda itu saat terpergok tadi.
"Ada yang lucu ya? Kelihatannya bahagia banget" Bu Marni meletakkan semangkok bakso di atas meja. Diya dan Ferdi tidak menjawab. Mereka hanya tersenyum malu.
"Untuk siapa buk? Untuk saya?" Tanya Diya senang saat melihat bakso di atas meja.
"Bukan, untuk nak Ferdi. Silahkan nak Ferdi di coba" Tawar wanita paruh baya itu.
"Terima kasih bu...Ngerepotin aja" Kata Ferdi malu.
"Gak apa-apa. Selama kamu terus ke sini, kamu gak pernah mau ibu tawarin minuman atau makanan. Nah, sekarang ibu sedikit memaksa lo" Bu Marni berujar sembari tersenyum.
"Ya...Terima kasih ya bu....Gak tau ni harus membalasnya pakai apa"
"Dengan perhatian mu selama ini ke Diya. Bagi ibu itu sudah cukup. Gak perlu membalasnya pakai apa-apa lagi" Kata bu Marni penuh harapan.
"Oh...Iya. Kalian ngobrol saja lagi ya. Ibu mau ke warung dulu" Katanya lagi meninggalkan Diya dan Ferdi. Kedua anak manusia yang berlainan jenis itu saling pandang. Mereka sama-sama tersipu dan salah tingkah.
"Di coba kak bakso nya" Ujar Diya merubah suasana.
"Iya..." Dengan tidak di suruh dua kali lagi Ferdi langsung menghidup kuah baksonya.
"Enak ya" Katanya memuji.
"Bener ni?" Kata Diya sambil mengumpulkan buku-buku yang berserakan di atas meja menjadi satu.
"Iya...Bener. Siapa dulu yang bikin, Ibu...Benarkan?" Kata Ferdi.
Diya tidak menjawab ia hanya tersenyum menanggapi perkataan pemuda itu.
"Kamu gak mau?"
"Gak, nanti saja. Masih kenyang nih"
"Yah...Kalau kamu mau, aku suapin"
"Ih...Malu-maluin deh kak. Seperti anak kecil saja" Diya cemberut. Ferdi tersenyum melihat gadis itu cemberut. Ada perasaan bahagia yang muncul di lubuk hati pemuda itu. Ntah apa namanya pemuda itu pun tidak mengerti.
*****
"Sepertinya benar deh Keth, selama beberapa hari ini, Ferdi dan cewek itu kelihatannya dekat banget ya" Kata Santi saat mereka sama-sama pergi kekantin.
"Iya...Bukankah cewek itu yang di tabrak Ferdi kemarin" Santi mengangguk membenarkan.
"Kata Tio, Ferdi kasihan aja sama tu cewek pergi ke sekolah jalan kaki sendirian dengan keadaan begitu. Makanya Ferdi menjemput dan mengantar nya ke sekolah" Jelas Santi lagi.
"Begitu ya? Kok gue gak tahu"
"Siapa dulu orang nya...Santi" Cewek judes itu tersenyum bangga.
Kethrine duduk di kursi kantin di ikuti Santi sahabat karibnya.
"Sedang mikirin apa sih lo Keth, kok senyam-senyum sendiri?" Tegur Santi melihat Kethrine tersenyum sendiri.
"Hari ini, cewek itu gak bakalan bisa naik di motornya Ferdi" Jelas Kethrine tersenyum sinis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
ͼӈªȋϩȧ
semangat kk
2020-12-12
1
Komisah Izah Izah
lanjuttt
2020-12-11
0