"Kalau hari libur aku membantu ibu, tapi jika hari-hari sekolah seperti ini sih enggak. Ibu takut kesibukan ku di warung akan mengganggu pelajaran ku" Ferdi mengangguk-angguk mengerti.
"Betul apa yang dikatakan Randi semalam" Fikir pemuda itu. Diam lagi...Hening lagi...
"Oh iya...Ini aku ada bawa obat-obatan untuk kamu"
Kata Ferdi baru ingat saat melihat bungkusan di atas meja.
"Kok repot-repot sih kak" Diya menyambutnya.
"Gak apa-apa itu sudah menjadi tanggung jawab ku kok" Ferdi tersenyum. Mata mereka saling memandang. Gadis itu tidak tau harus berbuat apa untuk menenangkan hatinya. Untunglah bu Marni datang menghampiri mereka.
"Maaf ya nak Ferdi ibu tidak bisa menemani. Masih banyak pelanggan di warung"
"Gak apa-apa kok bu" Kata pemuda itu mengerti.
"Lo Diya, kok gak buat minuman?" Diya sadar.
"Gak usah repot-repot buk. Aku cuma sebentar kok" Cepat-cepat Ferdi menjawab.
"Beneran gak mau?"
"Mungkin lain kali bu"
"Ya udah lanjutkan obrolan kalian. Ibu ke warung dulu ya" Bu Marni meninggalkan kedua anak muda itu. Keadaan benar-benar hening, sunyi, cuma suara jangkrik dan dentingan piring yang terdengar di warung depan.
"Aku permisi dulu" Setelah lama terdiam, akhirnya Ferdi menyerah juga.
"Lo, kok buru-buru sih kak?"
"Iya...Aku baru ingat kalau ada janji sama teman" Ferdi berdiri.
"Selamat malam" Katanya lagi.
"Malam" Diya mengantarnya didepan pintu.
"Salam sama ibu ya" Diya mengangguk dan tersenyum.
"Terima kasih ya kak" Ucapnya pelan. Kini, balik Ferdi yang mengangguk dan tersenyum membuat jantung gadis itu berdegup kencang.
"Pagi besok aku jemput ya" Diya tidak mendengar apa yang di katakan Ferdi barusan. Ia hanya mengangguk mengiyakan.
"Malam"
"Malam"
Diya tercenung lama berdiri di pintu rumahnya. Gadis manis itu tak habis fikir kenapa hati dan perasaannya tak karuan bila bertemu dengan pemuda macho itu.
"Apa aku... Ah, tidak.....Tidak...Itu cuma perasaan ku saja. Yang sedang bermimpi, sedang kasmaran kepada seorang pangeran.
"Udah ah...Lebih baik aku melanjutkan menulis pelajaran ku tadi dari pada menghayal yang bukan-bukan" Dengan tersenyum-senyum Diya menutup pintu dan masuk kembali ke kamarnya.
*****
"Pagi ma...Pa..." Tegur Ferdi saat melihat mama dan papanya sedang sarapan di meja makan.
"Pagi...Kok tumben bangun cepat" Tanya mamanya sedikit heran.
"Biasanya gak pernah bangun sepagi ini" Ferdi tersenyum lalu mengambil roti yang disugukan mamanya.
"Giliran piket hari ini ma" Jawabnya.
"Aku berangkat dulu ya" Katanya lagi pergi menyelonong sambil makan roti pemberian mamanya.
"Lo..Kok buru-buru, gak sarapan sama-sama?"
"Gak ma, aku harus cepat sampai di sekolah hari ini ma. Nih sarapannya di jalan aja" Jawab Ferdi keluar rumah dan menyelonong dengan motornya.
"Bagus...Ada perubahan" Jawab Agus suaminya.
"Iya...Biasa nya gak pernah seperti itu. Bangun pagi saja susahnya minta ampun. Jangan-jangan ada apa nya ya pa" Tanya Mira sedikit curiga.
"Mama gimana sih, anak berubah yang baik, masa di curigai yang bukan-bukan. Wajarkan bila ada perubahan dari anak itu. Dulu dia di kelas dua, sekarang udah kelas tiga, mungkin ia ingin jadi yang terbaik" Agus menjelaskan membuat istrinya mengalah.
"Yah...Mudah-mudahan begitu ya" Desah Mira berharap, lalu melanjutkan sarapa nya yang sempat tertunda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
ͼӈªȋϩȧ
2 like mendarat Thor
semangat up
salam damai dari keturunan raja
2020-12-08
0
Komisah Izah Izah
lanjut....
2020-12-08
0