Bab 8

Mobil menepi di depan pelataran apartemen tempat Ranti tinggal. Alenna menyodorkan beberapa dokumen kepadanya sebelum Ranti turun.

"Nih. Pelajari, ya. Besok aku agak siang datang ke kantor. Pagi ada janji sama salah satu relasi," terang Alenna.

"Oke aja deh. Oya, Mas Barra rencana gue rekomendasikan di divisi pemasaran. Keterampilan bicaranya bagus. Lu keberatan nggak?" tanya Ranti.

"Aku percaya dengan rekomendasi pilihanmu. Em, sudah nyimpen nomor Mas Barra belum?" Alenna tiba-tiba ingat.

"Ya belumlah. Kirimin, dong!" pinta Ranti. Alenna lekas mengirimi kontak Barra.

"Aku punya satu rahasia kecil, Ran. Kalau semisal Mas Barra menyebut-nyebut hutangnya padaku, kamu dengarkan saja. Jangan dianggap serius. Mas Barra sama sekali tidak pernah berhutang padaku. Oke?" Alenna tidak menjelaskan lebih detail.

"Ih. Sebenarnya kalian punya rahasia apa sih? Bikin gue kepo, aja. Tapi itu urusan kalian, sih. Oke aja deh pokoknya," sahut Ranti.

Setelahnya, Alenna menunggu Ranti menyimpan dokumen yang baru saja diberikannya. Sambil menunggu, Alenna mengecek smartphone. Seperti biasa, ada pesan singkat dari Juno. Kali ini Alenna membalasnya, karena dia sudah berjanji pada Ranti akan mengenalkan Juno. Alenna harus memperbaiki hubungan dulu dengan Juno sebelum mengenalkannya pada Ranti.

Maaf jarang membalas pesanmu. Aku sibuk. Btw, ada salah satu temanku yang ingin mengenalmu. Kuharap kamu bersedia mengenalnya. Alenna.

Baru saja Alenna mengirim pesan itu, satu balasan secepat kilat dia terima.

Oke. kirimkan nomor ponselnya. Siapa tahu kami bisa berteman baik. Juno.

Alenna tersenyum membaca balasan pesan Juno. Langsung saja dia mengirimkan kontak Ranti pada Juno. Tak ada balasan lagi dari Juno setelahnya.

"Em, Ran. Satu lagi. Ini kontak Juno. Dia bersedia mengenalmu juga. Aku kirimkan juga kontaknya siapa tahu dia mengirimimu pesan," kata Alenna. Jemarinya lincah mencari kontak Juno.

"Uwwu. Jadi nggak sabar nih gue," celetuk Ranti dengan girangnya.

"Sudah. Aku pulang, ya?" Alenna pamit.

"Hati-hati di jalan ya, Len. Gue masuk dulu. Assalamu'alaikum," pamit Ranti lantas meninggalkan Alenna.

"Wa'alaikumsalam," jawab Alenna.

Mesin mobil dihidupkan begitu Ranti melenggang menuju apartemennya, tapi mesin mobil lekas dimatikan lagi. Ada notifikasi pesan masuk dan itu dari Vero.

Temui aku sekarang. Map kukirimkan. Datanglah. Ada yang ingin kujelaskan. Jangan coba untuk menghindar! Ingat, kita masih terikat kontrak kerja. Pesan Vero lebih terlihat seperti sebuah ancaman.

Alenna sempat khawatir, tapi dia lebih memilih unuk mengabaikan pesan itu.

"Beraninya main ancam!" desis Alenna.

Mobil melaju. Alenna tidak menemui Vero. Dia lebih memilih pulang ke apartemennya.

"Cih. Ini terhitung dua kali penolakan, Nona Alenna. Tunggu aku besok di kantormu!" Mobil Vero meninggalkan halaman parkir apartemen Alenna.

Kini Vero sudah tahu di mana Alenna tinggal. Sungguh dia kesal atas penolakan yang dilakukan Alenna.

"Selama ini belum ada yang pernah menolak ajakan kencanku, kecuali masa laluku dan kamu Alenna," gumam Vero.

Vero tampak kesal. Dia melajukan mobilnya menuju salah satu apartemennya. Ada sekitar tiga apartemen pribadi yang dia miliki.

"Hallo. Apa?" Vero menerima telepon dari sekretarisnya.

Vero mendengarkan rentetan jadwal perjalanan bisnis selama beberapa hari ke depan. Dalam hati Vero mendesis, dia tidak akan bisa menemui Alenna dalam beberapa hari ke depan. Walau bagaimanapun, pekerjaan tetap nomor satu baginya. Dia adalah pewaris. Satu hal yang mendominasi kelakuan buruknya adalah luka masa lalunya. Ya, Vero pernah dicampakkan. Begitu pula dengan kisah sang ayah yang tak jauh beda dengannya.

"Paman Jim, aku ingin melakukannya lagi malam ini. Cepatlah! Aku tunggu!" Vero menutup panggilan suara itu.

Masih memakai pakaian yang sama, Vero langsung mengecek email. Senyumnya mengembang begitu mendapat info detail tentang Alenna dari orang yang dia suruh untuk memata-matai.

"Alenna memang berasal dari keluarga pebisnis sukses. Haha. Rupanya status di keluarganya begitu spesial. Menarik. Kakak tirinya, Mario Dana Putra. Ouh, baru menikah dan masih kuliah? Istri kakaknya bahkan juga masih kuliah. Hmm." Vero tampak geleng-geleng kepala.

"Bisnis ayahnya cukup banyak. Bisnis sepatu paling dominan. Aku tidak bisa melepaskan Alenna begitu saja. Aku harus memperbaiki citraku di depan Alenna. Hem? Apa ini? Mantan pacar, Juno. Juga masih kuliah. Kekasih saat ini, Rangga. Wow! Pantas saja dia menolak ajakan kencanku," gumam Vero sambil tetap membaca info detail tentang Alenna.

Email itu juga memuat info detail lainnya, termasuk teman-temannya di Jember. Vina, Meli, Berlian, Ken, Dika, bahkan dua karyawan baru di ruko Mario juga tersebut di sana. Vero tersenyum sambil mulai merancang ide-idenya. Usai perjalanan bisnisnya minggu ini, Vero berniat memastikan langsung kondisi nama-nama yang tertera di email. Vero akan datang ke Jember. Target utama yang akan ditemuinya adalah ... Rangga.

"Siapa itu?" Fokus Vero buyar.

Ada yang datang ke apartemennya. Seketika Vero ingat telah meminta Paman Jim untuk mengundang si lipstik merah menyala lainnya ke apartemen itu.

Vero seketika tergoda saat melihat si lipstik merah menyala dengan pakaian terbuka. Begitu pintu apartemen ditutup, Vero lekas menjelajah setiap inci. Seperti biasa, dia tidak mengizinkan dada bidangnya terlihat. Vero masih berpakaian lengkap, tapi tidak dengan lawannya.

Vero bersandar di sofa sambil terpejam. Pakaiannya masih lengkap, hanya resletingnya saja yang terbuka. Vero keenakan. Namun, begitu hampir mencapai puncaknya, Vero terbayang sosok yang pernah mencampakkannya. Bayangan itu disusul dengan bayangan Alenna. Vero seketika berubah mimik wajah, marah. Tak ada puncak yang dia rasa. Sama seperti sebelum-sebelumnya.

Si lipstik merah yang ketakutan pun lekas memakai pakaiannya. Dia memilih untuk pergi dan tidak berani berurusan dengan Vero lagi.

Vero memijit kepalanya. Dia begitu benci dicampakkan. Seketika Vero teringat pesan Paman Jim. Sekretarisnya itu menyarankan agar Vero lekas menikah. Siapa tahu ada kehidupan baru yang bisa membuat dirinya berubah lebih baik. Kemarin-kemarin Vero tak pernah memikirkannya. Akan tetapi, kali ini dia terbayang-bayang Alenna.

"Alenna," gumam Vero.

Deg!

Senyum Alenna terbayang di benak Vero. Jika diingat-ingat lagi, penampilan Alenna begitu teduh. Hati Vero mendadak seperti terkena hembusan angin semilir. Begitu sejuk saat mengingat Alenna dengan pakaiannya yang tertutup.

"Akan kucoba berhenti dari sikap burukku ini. Tak akan ada lagi si lipstik merah menyala. Alenna, kalau pun aku menikah, maka kamulah yang harus menjadi istriku! Harus kuakui, kamu telah mencuri hatiku! Aku yakin kamulah sosok yang bisa mengubahku." Vero merasa lebih baik setelah berkata seperti itu.

Dia mulai menyusun rencana untuk menyeimbangkan pekerjaan dan misinya untuk memperbaiki citra hingga lebih dekat dengan Alenna. Vero bersungguh-sungguh akan menjalankan semua misinya.

***

"Semoga orang-orang di sekitarku selalu dalam kebaikan. Yang gelap hatinya jadi terang. Semoga niat baik yang bersemayam dalam hati dimudahkan. Aamiin," doa Alenna menjelang tidurnya.

Menit-menit berlalu, Alenna pun memasuki alam mimpi. Tidurnya begitu nyenyak, hingga sebuah gambaran mimpi begitu jelas tergambar di sana. Dalam mimpinya, Rangga, Juno, Barra, dan Vero berjajar sambil mengenakan sarung, kemeja, dan peci. Wajah keempatnya berseri. Mereka bersama berjalan mendekat, lantas menawarkan cinta untuk Alenna.

"Astaghfirullah," ucap Alenna begitu terjaga usai mimpinya.

Mata Alenna mengerjap. Dilihatnya jam dinding yang masih menunjukkan pukul dua dini hari.

"Semoga ini menjadi sebuah pertanda baik. Semoga mereka semua selalu dalam kebaikan," doa Alenna saat teringat mimpinya.

"Tapi, apa Vero akan bisa berubah baik juga?" lirih Alenna, tampak ragu.

Bersambung ....

Nantikan kanjutan ceritanya. Terima kasih sudah mampir dan membaca. Like. Komentari. See You. 💖

Terpopuler

Comments

Whiteyellow

Whiteyellow

saling dukung ya

2021-03-27

0

Bagus Effendik

Bagus Effendik

ninggalin jejak dulu

2021-01-24

0

Naufazmiza

Naufazmiza

Barra cariin cewek yang lain aja deh.

2020-12-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!