Bab 3

"Alenna, adik bos. Apakah tidak apa-apa orang biasa sepertiku mendapat cinta darimu?" gumam Rangga sambil tetap memandangi langkah Alenna yang semakin lama semakin menjauh.

Rangga terus berdiri sembari tersenyum hingga sosok Alenna masuk ke dalam area bandara. Meski samar, dada Rangga mulai tersapu desir merdu.

Mendadak Rangga senyum-senyum sendiri kala mengingat rekaman CCTV yang menampilkan aksi sepihak Alenna. Rangga refleks memegangi bibirnya sembari tetap senyum-senyum tak jelas.

Berganti memori, Rangga pun kembali teringat dengan sikap tak terduga dirinya dan Alenna akibat jebakan Leon kemarin sore. Sempat berdebar dada Rangga kala mengingatnya, tapi lekas tersadar begitu tahu bahwa semua itu salah.

"Astaghfirullah. Banyak dosa yang sudah kulakukan. Apalagi kemarin sore aku benar-benar menikmati perlakuan lembut adik Bos." Rangga geleng-geleng kepala.

Rangga memegangi dadanya. Jantungnya kembali berdebar-debar merdu saat mengingat bagaimana cara yang dilakukan Alenna untuk mengatasi hasrat bercintanya yang memuncak akibat obat perangsang jebakan Leon.

"Kemarin itu sungguh berbahaya. Coba saja Bos tidak membuatku pingsan tepat waktu, pasti aku dan Alenna sudah ehem-ehem berdua. Untung saja tidak sampai sejauh itu." Ada rasa syukur yang terselip. "Ah, keluarga pebisnis itu ada-ada saja permasalahannya," imbuh Rangga.

Hadiah kecil dari Rangga yang sudah diberikan pada Alenna bukan untuk mencari sensasi. Rangga sungguh ingin melihat Alenna selalu berselimut dan diselimuti kebaikan di jalan-Nya. Hal serupa juga akan diterapkan dalam kehidupan Rangga sendiri. Sembari menunggu Alenna kembali kapan pun itu, Rangga memutuskan untuk berbenah diri setelah banyak hal yang sudah dia lewati.

Rangga memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Dia merindukan ibu dan dua adiknya. Rangga memulai langkahnya. Begitu Rangga balik badan, di depannya sudah ada Juno. Rangga sempat kaget, tapi dia lekas tersenyum ramah pada Juno.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Juno to the point.

Rangga menautkan alisnya. Dia sedikit terheran dengan sosok tampan di hadapannya itu. Rangga tidak mengenalnya.

"Maaf, Mas. Namanya siapa dulu, nih. Kenalan dulu dong," kata Rangga ramah.

"Aku Juno. Panggil saja Juno, tanpa embel-embel mas." Juno tersenyum ramah. Tangannya terulur.

"Nama saya Rangga." Rangga menjabat tangan Juno yang terulur padanya.

Juno adalah teman kuliah satu jurusan dengan Anjani. Dia adalah adik tingkat Mario yang sama-sama mengambil jurusan ekonomi. Rangga belum tahu tentang hal itu, karena Juno sama sekali belum pernah ke ruko.

"Tadi mau tanya apa?" tanya Rangga.

"Apa Mas Rangga ini bekerja di ruko sepatunya Mas Mario? Aku pernah lewat di depan sana dan kebetulan pernah lihat Mas Rangga," terang Juno.

"Benar. Saya kerja di sana," jawab Rangga membenarkan dengan sejujurnya.

Basa-basi dimulai. Akhirnya Juno dan Rangga saling bercerita. Rangga mengaku juga mengenal sosok Meli yang super heboh, tapi mendadak kalem kalau lagi Video Call dengan sang suami. Rangga juga bercerita bahwa dirinya mengenal Dika yang irit bicara. Juga ada Ken yang kadang bijak kadang labil. Rupanya, semua yang diceritakan Rangga dibenarkan oleh Juno. Yap, karena semua yang ada di ruko itu adalah teman baik Juno.

"Kalau Anjani, bagaimana kabarnya?" tanya Juno.

"Em, sepertinya baik. Ada Bos Mario yang menjaganya. Mereka sebentar lagi juga akan menikah," terang Rangga.

Juno terdiam sejenak. Dia tahu rencana pernikahan Mario-Anjani dari Ken. Juno kemudian tersenyum.

"Semoga pujaan hatiku itu bahagia bersama Mas Mario," tutur Juno lembut.

Rangga terkejut. "Eh? Pujaan hati? Kamu pernah menaruh hati pada Anjani?" tanyanya.

"Iya. Bahkan sejak SMA. Kita berdua juga sempat dijodohkan. Waktu itu Anjani kabur ke kota demi menghindari perjodohan itu. Aku kejar cinta Anjani sampai ke kota ini. Sayangnya Mas Mario lebih beruntung bisa mendapatkan cinta Anjani." Juno malah curhat.

Rangga menepuk-nepuk pelan bahu Juno. "Sabar. Kita sama. Aku lebih parah. Sekali aku ngaku cinta, langsung ditolak saat itu juga sama Anjani."

"Loh, Mas Rangga pernah menaruh hati juga pada Anjani?" Giliran Juno yang dibuat kaget.

Sosok Anjani menjadi topik seru bagi Juno dan Rangga pagi itu. Juno bahkan mengajak Rangga mencari tempat teduh untuk melanjutkan obrolan mereka. Kebetulan juga Rangga diberi cuti kerja tiga hari oleh Mario. Sedangkan Juno, kuliahnya masih akan berlangsung siang nanti.

"Mas Rangga tadi ke sini nganter Alenna ya?" tanya Juno kemudian.

"Nggak ngantar, kok. Cuma ngasihkan sesuatu buat adik Bos," terang Rangga. "Kamu sendiri?" tanyanya.

"Aku tadinya ke sini mau ketemu Alenna. Mau ngobrol bentar sebelum dia berangkat ke Jakarta, Mas. Tapi sepertinya momennya nggak tepat." Juno kembali curhat.

Rangga memperhatikan Juno sekilas. Bisa ditangkap olehnya, sikap berbeda begitu terlihat saat Juno membahas Alenna.

"Apa kamu menyukai Alenna?" tanya Rangga.

Juno terkekeh pelan. Satu tarikan nafas, lantas dia pun menjawab pertanyaan Rangga.

"Aku mantan pacar Alenna," terang Juno.

Deg!

Fakta yang baru saja didengar Rangga membuat dirinya tersentak. Sama sekali Rangga tak menduga akan mendengar pengakuan seperti itu. Sekarang ini yang duduk di sampingnya adalah mantan pacar dari wanita yang mulai membuat dadanya berdesir merdu.

"Aku lihat tadi, Alenna begitu bahagia melihat Mas Rangga datang. Alenna menyukaimu ya, Mas?" tanya Juno memastikan.

Rangga ragu-ragu hendak menjawab pertanyaan itu. Di satu sisi Rangga masih ingat dengan jelas bahwa Alenna tadi meminta izin untuk mencintainya. Rangga sendiri pun mulai merasakan desir tak biasa dalam dadanya.

"He'em. Seperti dugaanmu." Rangga akhirnya membenarkan bahwa Alenna memang menyukainya.

Atmosfir di sekitar Juno dan Rangga sulit diartikan. Dua lelaki gagah dan tampan itu sama-sama pernah menaruh hati pada Anjani, meski pada akhirnya Mario-lah yang berhasil mendapatkan cinta Anjani. Kini, baik Rangga ataupun Juno sama-sama menumbuhkan cinta untuk Alenna.

"Tidak perlu bersaing ya, Mas. Siapa pun jodoh Alenna nantinya, itu pasti sudah garis takdir yang indah dari-Nya." Juno berbesar hati. Dia kapok dengan yang namanya bersaing.

Rangga tersenyum mendengar penuturan Juno. Satu anggukan mantap menyusul. Dia setuju dengan pemikiran Juno.

"Mulai sekarang kita berteman." Rangga mengulurkan tangannya.

"Setuju. Kita berteman," sahut Juno seraya menjabat tangan Rangga.

Persahabatan baru terjalin. Rangga dan Juno berteman. Dua sosok lelaki yang sama-sama mengharapkan cinta Alenna itu memutuskan untuk berteman. Entahlah apa yang akan terjadi di kemudian hari begitu Alenna kembali. Siapa yang nantinya akan dipilih Alenna. Rangga ataukah Juno?

Tatkala Rangga dan Juno mulai menjalin pertemanan mereka, pesawat yang membawa Alenna terbang menuju Jakarta. Alenna sempat sedikit gelisah.

"Uuuh, kenapa tiba-tiba aku jadi kepikiran Mas Rangga sama Juno, sih?" keluh Alenna dengan lirih.

Alenna mencoba tenang. Ditepisnya bayang-banyang Juno. Alenna menggantinya dengan bayang-bayang Rangga. Alenna tersenyum begitu mengigat pesan dari Rangga sebelum dirinya lepas landas tadi.

"Tunggu aku kembali Mas Rangga. Akan kupastikan bahwa perasaan ini adalah cinta," tutur lembut Alenna.

Bersambung ....

Mampir juga yuk ke novel Cinta Strata 1. Kisah Alenna dan Rangga bermula dari sana. Ada Mario-Anjani, Meli, Dika, Juno dan Ken juga di sana. Like, Vote, Rate5, Fav, dan tinggalkan jejak komentar kalian. See You.

Enjoy Reading, dan terima masih sudah mampir.

***

Terpopuler

Comments

Bagus Effendik

Bagus Effendik

next

2021-01-24

0

Muhammad Ahza

Muhammad Ahza

Cinta Alenna terbalas

2021-01-01

0

Naufazmiza

Naufazmiza

Rangga kena virus merah jambu 🤭

2020-12-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!