8. kita bertemu lagi.

Suara dentuman musik di dalam sebuah ruangan yg sangat luas, orang orang di dalam sana seolah hanyut oleh musik yang menggema  memenuhi lantai dansa dengan ukuran cukup besar di tengah-tengah ruangan yang bersuasana gelap, hanya bermodalkan lampu sorot yang berputar putar dan lampu ambience yang juga menempel di dinding.

Dan di salah satu sudut ruangan yang cukup besar dengan sofa memanjang dan meja berukuran cukup luas yang di atasnya terdapat banyak jenis minuman beralkohol dan beberapa camilan dan buah.

Nampak sosok Radika yang spertinya sudah setengah mabok tersebut tengah duduk menikmati Winenya yang di temani seorang wanita dengan penampilan sangat terbuka, hanya pakaian tipis yang menutupi tubuhnya, wanita itu sibuk menempelkan tubuh seksinya di lengan Radika yang sejak tadi di rangkulnya, senyum genit yang terlihat nakal itu di tunjukkan kepada Radika yang tentunya sudah lama wanita itu inginkan, berharap bisa di tiduri oleh pria pengusaha kaya raya juga tampan dan memiliki segalanya seperti Radika.

"Berhenti Bergelayut di lenganku, kau sangat berat."

Ucap Radika dengan suara seraknya pada wanita yang terus menempel di lengannya, bahkan langsung memeluknya manja. Sedang di sudut sofa nampak Arka yang hanya terdiam sambil menatap tajam wanita yang tengah menggoda Presdirnya itu, sesekali Arka menampakkan senyum smirknya yang terlihat menakutkan, dan sempat membuat wanita itu merinding, meski akhirnya wanita itu lebih memilih mengacuhkan tatapan horor dari Arka dan terus memasang senyum menggoda pada Radika.

"Arka, kau bisa pulang sekarang." perintah Radika perlahan.

"Tapi Tuan, saya tidak bisa meninggalkan Anda sendiri."

"Tenang saja, tidak akan terjadi apa apa." Jawab Radika tersenyum untuk meyakinkan Arka yang sepertinya enggan meninggalkan Radika sendirian.

"Tetap saja Tuan, saya... "

"Apa kau lupa, jika orang-orang suruhan Ayah pasti sedang mengawasi kita sekarang, jadi aku pasti akan baik baik saja."

"Tuan yakin?" Tanya Arka sekali lagi yang sepertinya masih ragu meninggalkan Presdirnya yang ia tau saat ini sedang dalam suasana hati yang sedang kacau.

"Iya, untuk malam ini pulanglah lebih awal." Jawab Radika mengangguk pelan. Lama Arka terdiam di tempat duduknya, menatap Radika dengan perasaan cemas, hingga akhirnya selang beberapa menit Arka beranjak dari duduknya.

"Kalau ada apa apa lekas hubungi saya Tuan." Ucap Arka membungkuk dan langsung beranjak keluar meninggalkan ruangan bising tersebut, nampak senyum puas terlihat di bibir wanita itu saat melihat Arka melangkah pergi meninggalkan mereka, sehingga ia bisa bernafas dengan lega tampa merasa tercekik dengan tatapan horor Arka. Sedang Radika hanya terdiam, dengan tatapannya yang kembali kosong.

aku tidak mungkin selalu melibatkan mu dalam masalah yang aku buat sendiri Arka.

Batin Radika yang terus meminum Winenya hingga tandas.

"Tuan muda, apa aku boleh menciummu sekali?" Bisik wanita itu dengan raut wajah yang terlihat memohon sambil menyentuh bibir Radika menggunakan telunjuknya, mengusap pelan bibir tipis Radika yang terlihat begitu menggoda baginya.

"Apa hanya itu yg kau inginkan?" Tanya Radika dengan suara beratnya sambil menatap wanita itu dengan tatapan datar.

"Apa sekarang Tuan sedang menanyakan keinginanku?" Balas wanita itu dengan tatapan yang sepertinya sudah di penuhi nafsu. Bahkan tampa berfikir panjang ia langsung menggerayangi dada lebar Radika dengan jemari lentiknya sambil menggigit bibir bawahnya, seolah meminta Radika untuk membalas sentuhan-sentuhan kecilnya itu, tampa melihat ekspresi Radika yang sudah berwajah gelap saat ini.

"Aku menginginkan Anda, tubuh Anda, sentuhan Anda, dan semua  dari Anda." Bisik wanita itu yang kembali mengelus wajah Radika lembut yang di balas senyum smirk dari Radika.

"Maka kau tidak akan mendapatkan itu, bukan kah kau terlalu serakah?" Ucap Radika berbisik dan nyaris menyentuh kulit telinga wanita itu, hingga sontak membuat wanita itu memejam karena secara tidak langsung nafas Radika membuat wanita terangsang.

"Dan sayangnya aku bukan pria baik, yang siap memberimu segalanya, apa kau merasa kecewa?" Lanjut Radika dengan tatapan dingin di sertai senyum smirk yang tiba-tiba terlihat sangat menakutkan itu.

"Apa maksud Anda Tuan Muda? Apa aku kurang menarik?" Tanya wanita itu mengernyit.

"Yah, kau menakutkan. Dan kau tidak akan dapat apa apa dariku, jika hanya uang yang kau inginkan, aku akan memberikan sebanyak yang kau mau, tapi tidak dengan yang lain." Ucap Radika yang langsung menghempaskan tubuh wanita itu secara tiba-tiba.

"Setidaknya tidurlah denganku malam ini, dan aku sangat yakin Anda tidak akan menyesal."

Balas wanita itu yang nampaknya masih belum menyerah, dengan cepat ia meraih tengkuk leher Radika dan langsung menempelkan bibir seksinya di bibir dingin Radika yang sontak membuat Radika terkejut dengan mata yang melebar, dan dengan reflek mendorong tubuh wanita itu hingga tersungkur ke lantai.

"DASAR TIDAK TAU DIRI. BERANINYA KAU MENYENTUH BIBIRKU JALANG." Teriak Radika mengusap kasar bibirnya menggunakan punggung tangannya.

"KAU BAHKAN TIDAK BERHAK MENCIUMKU."

Lanjut Radika lagi dengan tatapan tajamnya yang di penuhi dengan kemarahan. Suara teriakan keras dari Radika sontak membuat beberapa pengunjung di klub itu menoleh ke arahnya, begitupun dengan seorang pria besar yang langsung berlari ke arah Radika dan melepaskan pukulan keras ke wajahnya, hingga membuatnya tersungkur di sudut sofa. Radika sedikit meringis mengusap sudut bibirnya yang berdarah, bahkan belum sempat ia berdiri dengan sempurna kembali satu pukulan keras mendarat di pelipisnya hingga membuatnya kembali terjatuh di atas sofa.

"Siapa kau yang berani menyakiti wanitaku?"

Tanya pria besar itu yang sepertinya belum puas memukul wajah Radika dan kembali mengambil ancang-ancang untuk kembali memukul Radika, namun belum sempat tangannya menyentuh wajah Radika, tampa terduga dengan tiba-tiba tubuh pria itu sudah merangkak di atas lantai dengan kedua tangan yang berada di punggungnya. Dua orang pria besar berseragam serba hitam itu mengunci pergerakan pria itu hingga tidak berkutik sedikitpun.

"Cih.. Akhirnya kalian muncul juga." Umpat Radika pada salah satu pria berseragam serba hitam itu yang tidak lain adalah orang kepercayaan ayahnya.

"Maaf Tuan Muda saya datang terlambat." Jawab pria itu membungkuk.

"Tsk.. Aku bahkan tidak butuh bantuan kalian." Jawab Radika datar. "Dan kau, aku tidak membutuhkan jalangmu." Lanjut Radika pada pria yang baru saja membuat wajahnya sedikit babak belur.

"Saya akan mengantarkan anda tuan muda."

"Jangan coba coba mengikutiku Ken, cukup kau urus saja pria brengsek itu." Balas Radika kembali menatap tajam ke arah Ken. Dan dengan langkah sedikit  sempoyongan ia meninggalkan tempat tersebut dan terus berjalan keluar.

Radika melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, melintasi jalan raya yang masih sedikit ramai. Karena jam masih menujukkan pukul 22.00 malam.

"Tsk.. Dasar wanita jalang, beraninya dia meminta lebih dariku." Umpat Radika yang sepertinya masih nampak kesal atas prilaku wanita di club tadi.

"AAAAGGGGHHHH... SIAl, seharusnya aku bisa menghabiskan malam di sana tanpa gangguan sedikitpun, tapi orang-orang tidak berguna itu malah menghancurkan rencanaku, sial... "

Teriak Radika yang tanpa sadar memukul-mukul roda kemudinya beberapa kali dan kembali mempercepat laju mobilnya. Lama ia berkeliling tampa tujuan hanya untuk menghilangkan kekesalannya, hingga ingatannya tiba tiba tertuju pada satu tempat, tempat yang ia yakin bisa membuat pikirannya jauh lebih tenang.

Sesampainya di sebuah taman yang pernah ia kunjungi sebelumnya, Radika langsung merebahkan tubuhnya di atas kursi panjang tersebut, dengan berbantalkan satu lengannya. Matanya menatap bintang bintang yg tertata rapi dan sangat indah di atas sana.

"Apa aku bener benar akan menikah?"

Gumamnya sambil terus memandangi bintang di atas sana. Angin malam yang dingin menyapa tubuhnya hingga menembus kulitnya yang hanya menggunakan jaket berwarna hijau Army. Seolah ingin melupakan semuanya, Radika memutup matanya dengan menggunakan lengannya, entah mengapa suasana taman itu selalu membuatnya merasa sangat nyaman. Suara gemericik air dalam kolam, juga suara hembusan angin yang membuat jejeran pohon maple mengeluarkan suara khas yang terdengar sangat merdu di telinga Radika. Hingga sesekali wajahnya bisa merasakan saat beberapa lembar daun maple yang gugur mengenai wajah lebamnya.

"Tubuh Anda akan menjadi beku jika lebih lama lagi berada di situ."

Suara seorang wanita menyapa pendengaran Radika, yang sontak membuat Radika terkejut meskipun ia belum memindahkan posisi tangannya yang masih berada di atas kelopak matanya.

Mengapa ada wanita berkeliaran di jam seperti ini.

Batin Radika perlahan membuka matanya yang sedari tadi memejam, hingga ia bisa melihat dengan sangat jelas sosok wanita yang tengah berdiri tidak jauh dari tempatnya sekarang, nampak wajah manis bermata biru kini sedang menatapnya dengan penuh keheranan.

"Kau, kucing kecil, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Radika yang masih enggan beranjak dari posisi terlentangnya.

"Hei.. Ini wilayahku." balas Ayuka.

"Tsk, wilayah.. Kau pikir kita sedang bermain game sekarang." Ucap Radika terkekeh.

"Aku kerja di cafe itu, jadi wajar aku ada di sini, lagian ini tempat umum, jadi siapa saja bisa datang kan?"

"Aku tahu," Balas Radika perlahan.

"Benarkah? Wah.. ternyata Anda tahu segalanya Tuan."

"Karena aku seorang paranormal." Balas Radika asal yang membuat Ayuka memautkan bibirnya kesal.

"Tapi bisakah Anda bangun dari sana? Aku perlu duduk untuk mengistirahatkan tubuhku." Titah Ayuka lagi.

Apakah semua wanita merepotkan seperti gadis ini.

Batin Radika menarik nafas dalam, dan untuk yang kesekian kalinya kenyamanannya mesti terganggu, dan hal itu cukup membuatnya merasa jengah.

"Dari pada aku yang bangun, kenapa bukan kamu saja yang berbaring di sampingku? Masih muat juga." Canda Radika sambil menepuk-nepuk kursi di sampingnya.

"Yang benar saja, dasar mesum." Balas Ayuka yang terlihat mulai kesal.

"Ayo cepat, aku perlu duduk Tuan."

Titah Ayuka lagi yang membuat Radika mengernyit namun tetap mengikuti perintah gadis itu, ia beranjak dari posisi tidurnya dan duduk sambil merapikan topi yang di pakainya, dengan sedikit meringis menahan rasa perih di wajahnya.

"Anda terluka? Astaga kenapa tidak di obati?" Tanya Ayuka nampak khawatir,mata birunya melebar saat melihat luka lebam di wajah Radika, sambil menutup mulutnya yang sempat menganga. Dan itu sungguh terlihat lucu hingga membuat Radika sempat tersenyum dengan sedikit menggeleng.

"Kenapa kau begitu lucu?" Tanya Radika menatap wajah terkejut Ayuka sambil memiringkan kepalanya, yang tampa ia sadari wajah Ayuka sudah bersemu merah.

"Aku tidak apa apa, ini hanya luka kecil." Lanjut Radika lagi.

"Tapi bagaimana kalau luka itu membekas di sana? Itu bisa mengurangi kadar ketampanan Anda." Balas Ayuka sambil menunjuk luka di sudut bibir Radika.

"Jadi aku terlihat tampan bagimu?" Tanya Radika alih-alih menjawab Ayuka, ia justru malah menggoda Ayuka yang membuat gadis itu kembali memerah dengan jantung yang berdebar cukup kencang.

"Jika aku bilang tidak apa Anda akan percaya?" pertanyaan polos Ayuka yang sedang berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

"Apa sekarang kau sedang menggodaku?"

Tanya Radika menaikan satu alisnya.

"Hei... Sekarang Bukan waktunya untuk menggoda anda, sebelum menjadi infeksi sebaiknya obati dulu luka itu, jika Anda masih ingin menggunakan bibir Anda untuk merayu para wanita."

"Tsk, apa kau pikir aku seorang pria penggoda?"

"Tidak. Aku tidak berfikir seperti itu, karena aku tidak peduli. Mau aku bantu obati lukanya apa tidak?" Tanya Ayuka lagi, namun yang di beri pertanyaan masih terdiam sambil terus menatap wajah Ayuka.

"Baiklah kalau tidak mau, aku akan pergi."

Ucap Ayuka berbalik. Namun belum sempat ia melangkahkan kakinya tiba-tiba tangannya tertarik kebelakang yang spontan membuat langkahnya terhenti. Dan sekarang salah satu tangannya sedang berada di dalam genggaman pria itu.

"Aku mau." Jawab Radika perlahan.

"Ya sudah, ayo ikut aku."

Balas Ayuka tersenyum sambil melangkah pelan, di susul oleh Radika yang juga melangkah pelan mengikuti langkah Ayuka, menginjak tiap jejak langkah gadis itu sambil tersenyum.

* * * * *

* TO BE CONTINUED.

Terpopuler

Comments

Bintang Desember

Bintang Desember

Kok gemes banget sama mereka berdua 😍

2021-03-31

1

Mirna Rayn

Mirna Rayn

very2 nice....

2021-02-15

3

Mirna Rayn

Mirna Rayn

😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍

2021-02-15

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!