CINTA SEBATAS OBSESI
Pada awal pagi yang cerah, aku menjalani kehidupanku seperti biasa, bangun dipagi hari lalu melaksanakan solat subuh. Dilanjutkan dengan memasak sarapan pagi seperti biasa.
Terkadang aku berfikir, seperti apa kehidupan yang aku jalani sekarang. Masih tidak percaya mengapa jalan kehidupanku seperti ini.
Mau di sesali aku merasa tidak ada gunanya semua sudah terjadi, siap atau pun tidak aku tetap pada keadaan ini.
Tanpa sadar ada sepasang tangan yang memelukku dari belakang
“Pagi sayang, mengapa tidak membangunkan mas seperti biasa?” Tanyanya bingung.
“Pagi mas! maaf aku tidak tega untuk membangunkanmu sepertinya tampak kelelahan,” Ujarku menjelaskan.
“Iya sayang tidak masalah. Mas memang lagi ada sedikit masalah di kantor. Belum lagi harus menghadapi kanaya yang semakin hari curiga terhadap mas,” Katanya terhadapku.
Saat mendengar itu aku merasa hatiku tidak tenang, pada akhirnya aku yang salah di sini. Mungkin kami memang tidak ada harapan untuk bisa bersama \~Batinku berbisik.
“Mas Damar aku takut! seharusnya kita tidak memulai ini dari awal, aku merusak semuanya mas” Ujarku sambil menangis.
“Hei, sayang coba lihat mata mas! kamu percayakan bahwa mas akan melindungi kamu, di mana pun dan kapan pun sudah jangan khawatir ya,” Kata mas Damar mencoba menenangkanku.
“Tapi disini aku yang di anggap perusak rumah tangga kalian mas, aku yang salah datang dalam kehidupan kalian,” Ucapku mencoba menjelaskan padanya agar dia mengerti apa yang aku rasakan saat ini.
“Sayang kamu bukan kesalahan dalam hidup mas, kamu membawa warna yang selama ini kanaya tidak miliki! tidak perlu kamu sesali, sekarang kamu sudah tanggung jawab mas cukup pecaya padaku, mas akan menyelesaikan ini semua,” Ujarnya meyakinkanku.
Aku cuma bisa memeluk dan menenggelamkan kepalaku di dadanya, yang aku rasa begitu nyaman dan melupakan permasalah sejenak yang ada...
***
FLASHBACK ON
Teringat awal mula semua ini tercipta, kurang lebih setahun yang lalu. Di saat Jihan baru lulus SMA pada saat itu
Tanpa sengaja kakak sepupunya kanaya mengajak liburan bersama suaminya, bernama Damar sebagai hadiah kelulusan waktu itu.
“Assalamualaikum Jihan bagaimana kabarmu,paman dan bibi dek?” Tanya kanaya.
“Waalaikumsallam kak! alhamdulillah baik, bagaimana dengan kakak dan abang di sana” Jawabnya.
“Alhamdulillah baik juga, bagaimana dengan sekolahmu dek ” Jawab kanaya.
“Alhamdulillah kak, Jihan lulus dengan nilai terbaik.” Katanya
“Wah! selamat adikku, kamu memang yang terbaik bagaimana sebagai hadiah kelulusan kakak akan mengajakmu liburan,” Ajaknya saat itu.
Jihan yang saat itu merasa kapan lagi bisa liburan, setelah melewati ujian sekolah yang membuatnya cukup lelah langsung mengiyakan ajakan kakaknya.
“Mau kak! Jihan sudah lama tidak pergi untuk berlibur” Ucapnya bahagia.
“Oke kalau begitu akhir pekan ini, kakak dan mas damar akan datang kerumah, untuk menjemputmu“ Jelasnya pada jihan.
“Baik kak” Jawabnya
“Ya sudah kalau begitu kakak tutup telponnya dulu,” Kata Kanaya mengakhiri percakapan.
“Iya kak” Jawabnya.
Setelah mengakhiri percakapan tersebut,
Ibu Jihan yang dari tadi keluar dari kamarnya. Tanpa sengaja mendengar bahwa Kanaya menelepon anaknya seperti membicarakan sesuatu.
“Jihan,” Panggil ibunya.
“Iya Bu!,” Jawab Jihan menghampiri ibunya.
“Tadi ibu mendengar kakak kamu Kanaya menelpon, ada apa nak?” Tanyanya.
“Oh,, itu bu kak Kanaya mengajak jihan liburan, akhir pekan ini.” Jawabnya
“Ooo begitu! Lalu nak,” Kata ibunya.
“Terus jihan ditanya mau tidak untuk ikut lalu Jihan jawab mau kak, kata kak kanaya Jihan akan di jemput nanti,” Ucap Jihan menjelaskan.
“Ibu kira ada apa malam-malam begini menelpon,” Ujar ibunya terseyum.
“Maaf ya bu, Jihan tidak minta izin dulu! Jihan boleh ikut kan bu,” Ucapnya pada ibunya.
“Boleh sayang! Tapi ingat jangan menyusahkan kakak dan abang,” Kata ibunya memberi nasehat.
“Siap ibu!” Jawab Jihan memberi hormat.
“Ya sudah kalau begitu jika tidak ada lagi kegiatan, kamu segera tidur ini sudah larut malam,” Ucap ibunya.
“Baik ibu! ini juga jihan akan ke kamar untuk tidur,” Jawabnya lalu masuk ke kamarnya untuk segera tidur.
**
Tibalah hari akhir pekan tiba, Jihan sudah bersiap-siap menunggu kedatangan Kanaya dan Damar datang untuk menjemputnya.
“Bagaimana nak, jam berapa perginya” Kata ibunya saat melihat jihan menunggu di ruang tamu.
“Tadi kak Kanaya menelpon mereka lagi di jalan menjemput jihan bu, mungkin sebentar lagi mereka akan sampai,” Kata Jihan menjelaskan.
“Yasudah kalau begitu, kamu sarapan dulu sebentar sebelum kakak kamu datang,” Ucap ibunya.
“Tapi bu,,-“ Kata Jihan tidak ingin sarapan, takut bila kanaya dan damar tiba-tiba datang
tapi langsung dibantah oleh ibunya.
“Makanlah walau sedikit kamu akan melakukan perjalanan jauh, bila nanti kamu sakit siapa juga yang akan repot! Kakak kamu Jihan kalau begitu lebih baik tidak ibu izinkan saja kamu pergi,” Omel ibunya.
“Ih,, ibu! Baik-baik jihan akan sarapan” Katanya cepat berlari ke arah dapur.
Ibunya Jihan pun menggeleng melihat tingkah anaknya yang satu itu
“Kalau tidak di ancam pasti tidak mau untuk makan! Heran liatnya,” Katanya melanjutkan aktivitas membersihkan rumah.
Tidak lama, setelah itu suara klakson mobil terdengar dari depan rumah Jihan.
“Assalamualaikum bibi,” Kata Kanaya dan Damar berbarengan memasuki rumah Jihan.
“Waalaikumsallam! masuk nak,” Kata ibunya menyambut kanaya dan damar.
Mereka berdua pun menyalami ibunya Jihan , lalu duduk di ruang tamu.
“Sebentar yaa nak, bibi buat kan minum dulu” Katanya ingin beranjak.
Dengan cepat Kanaya menahan,,
“Sudah bi, tidak usah repot-repot kami baru saja minum dari luar! Lagian kami juga akan segera pergi karena mengejar waktu, takutnya terlalu larut sampai disana” Ucap kanaya menjelaskan.
“Oh, begitu ya sudah! Bibi panggilkan Jihan agar cepat yaa,” Katanya.
“Iya bi” Jawabnya.
Jihan pun segera ke ruang tamu, saat tahu kakaknya sudah datang.
“Kak maaf ya menunggu! Jihan tadi habis sarapan” Katanya menjelaskan.
“Tidak masalah Jihan , ya sudah kamu sudah siap kan” Ucap kanya.
“Sudah kak,” Kata Jihan dengan tas yang akan di bawanya.
“Mas ayo kita berangkat sekarang,” Ajaknya pada damar.
“Yasudah bu, Jihan berangkat dulu ya” Kata jihan menyalami ibunya
“Kami pamit ya bi,” Kata Kanaya menyalami ibunya Jihan .
“Kalian hati hati ya nak! Kanaya tolong jaga jihan ya kalau dia tidak bisa di bilangi, jewer saja kupingnya agar mengerti,” Ucap ibunya bercanda.
Dengan tertawa Kanaya menjawab,
“Baik bibi”.
“Ibu, Jihan malu” Ucapnya menutup muka.
Mereka semua pun tertawa melihat tingkah jihan.
Setelah itu Kanaya, Damar dan Jihan pun masuk ke dalam mobil dan siap untuk berangkat.
**
Tujuan liburan pada saat itu, mereka bertiga akan menginap di daerah puncak.
Sesampainya di hotel, mereka membersihkan diri dan bersiap untuk makan malam..
Pada saat makan malam berlangsung, mereka bertiga terlibat obrolan santai, sambil melihat pemandangan dari restoran hotel.
“Teringatnya Jihan, rencananya kamu ingin melanjutkan kuliah dimana?“ Tanya Kanaya.
“Aku juga belum tau kak, mau melanjutkan dimana masih belum ada yang tepat,” Jawabnya seadanya.
“Bagaimana kamu kuliah di tempat mas Damar bekerja saja! bagaimana mas menurutmu?Tanya Kanaya.
“Aku sih tidak masalah tergantung Jihannya, bersedia atau tidak” Kata Damar cuek yang sibuk pada makan malamnya.
Jihan yang melihat respon Damar pada saat itu merasa canggung sebagai adik. Seharusnya dia tidak merasa tersinggung, dari awal berkenalan dengan Damar pun sikapnya memang dingin dan terkesan cuek terhadap jihan, beda sekali bila dengan sepupu yang lain..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Mutiara
baru nyimsk
2021-01-20
1
Umie Irbie
baru nyimak cerita niii , nanti arahnya kemana
2021-01-20
1