Hampir Kehilangan

Tanpa terasa waktu sudah memasuki sore hari, Kanaya dan Damar baru selesai makan siang. Setelah tanpa sadar tertidur di pendopo tersebut.

Kanaya pun merasa gelisah, karena Jihan tidak terlihat datang ke pendopo sejak tadi, dan saat melihat sekeliling perkebunan teh, Jihan juga tak terlihat lagi olehnya.

“Mas sepertinya akan turun hujan, bagaimana ini, jihan tidak datang juga” Kata Kanaya khawatir.

“Inilah yang aku takutkan Kanaya, tapi kamu tidak percaya omonganku” Jawab Damar juga cemas.

“Maaf mas, bukan maksudku membuat situasi seperti ini” Ujaranya sambil menangis.

“Sudahlah sayang jangan menangis! kamu tunggu di sini ya. Mas akan coba mencari Jihan dulu,” Kata Damar menenangkan Kanaya.

“Baiklah mas kamu hati- hati,” Ucap Kanaya.

“Iyaa sayang, bila sampai pukul 6 mas tidak kembali. Kamu segera balik ke hotel saja, jangan cemaskan mas, berdoalah agar semua baik- baik saja sebisa mungkin mas akan jaga diri,” Kata Damar menjelaskan.

“Iyaa mas, bila ada apa apa segera kabari aku” Ucap Kanaya

“Iya sayang akan mas kabari, kalau begitu mas pergi dulu,” Jawab Damar pamit.

**

Sekitar 3 jam lamanya Damar mengintari daerah perkebunan teh tersebut, tapi Jihan tidak juga ditemukan olehnya.

“Jihan kamu di mana sayang,,,-“ Gumamnya

“Jangan buat mas khawatir begini! seharusnya tadi mas ikut menemani kamu, maafkan mas yang membiarkan kamu sendirian” Ucapnya sedih.

“JIHAN KAMU ADA DI MANA, ABANG MENCARI MU” Teriak Damar.

“JIHANNnnnn...,” Panggilnya sekali lagi.

Tanpa sengaja, Damar melihat beberapa bapak-bapak penjaga perkebunan berjalan menuju kearahnya.

Dengan cepat Damar pun segera menghampiri para bapak-bapak tersebut.

“Pak maaf menggangu, saya ingin bertanya. Apa ada yang melihat seorang gadis seperti yang ada di foto ini, mengintari perkebunan disini,” Tanya Damar sambil menunjukkan foto jihan pada bapak-bapak tersebut.

“Oh anak ini, tadi saya melihatnya tergelincir di daerah sana, dan di bawa kerumah salah satu warga untuk di obati nak. Kalau boleh tau anda siapanya nak,” Kata salah satu bapak menjelaskan pada Damar.

“Saya abangnya pak, dari tadi saya mencari adik saya yang tidak kunjung datang.Padahal hari sudah mulai gelap karena turun hujan,” Jelasnya.

“Ooo begitu nak, berarti kalian pendatang ya dari kota?” Tanya bapak tersebut.

“Iya pak” Kata Damar mangiyakan.

“Lain kali lebih hati-hati lagi ya nak di daerah sini! Syukur adik kamu di temukan masih dalam keadaan baik. Soalnya banyak juga para pendatang yang kurang berhati-hati, pulang dari sini tidak bernyawa lagi” Kata bapak tadi menjelaskan.

Mendengar hal itu Damar merasa tubuhnya menegang seketika! merasa sangat khawatir akan keadaan Jihan.

“Bisa tolong tunjukkan jalan ke salah satu rumah warga yang tadi bapak bilang, saya ingin bertemu dengan adik saya pak” Ucapnya cemas.

“Baiklah nak, mari bapak antarkan,” Kata bapak tersebut bersedia mengantarkan Damar.

Dalam hati Damar sangat takut jika Jihan pergi dari sisinya selama-lamanya, jika itu terjadi demi apa pun Damar tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Yang membiarkan Jihan pergi tadi, yang mengakibatkan semua terjadi, dan dia sangat merasa bersalah tidak bisa menjaga Jihan dengan baik.

“Nak disini rumahnya, bapak cuma bisa mengantar sampai disini. Kamu masuk saja ke sana, ada yang menjaga adikmu di dalam rumah itu,” Ucap bapak tersebut.

“Terima kasih pak sudah mengantarkan saya sampai di sini! Maaf bila merepotkan bapak” Kata Damar

“Iya nak sama sama, tidak masalah bagi bapak! Ya sudah kalau begitu bapak pamit pergi dulu. Kamu segeralah masuk,” Kata bapak tersebut pergi, lalu meninggalkan Damar di depan rumah itu.

Setelah bapak tersebut pergi, Damar pun langsung berjalan ke arah pintu rumah tersebut.

“Permisi! assalamualaikum pak,buk” Kata Damar sambil mengetuk pintu rumah tersebut.

“Iyaa waalaikumsallam! maaf cari siapa ya nak,” Jawab ibu penghuni rumah tempat Jihan berada

“Maaf menggangu buk, saya mencari seorang perempuan yang tadi sempat tergelincir di daerah perkebunan. Kata salah satu bapak yang bekerja di perkebunan melihat, bahwa perempuan itu di bawa kemari,” Kata Damar menjelaskan.

“Ooo begitu, kalau boleh tau kamu siapanya ya nak?” Tanya ibu tersebut pada Damar.

“Nama saya Damar buk abangnya, tadi saya mencari adik saya. Tanpa sengaja bertemu bapak pekerja daerah perkebunan, dan mengatakan adik saya ada di sini” Ucap Damar mencoba menjelaskan pada ibu itu.

“Baiklah silahkan masuk nak! adikmu ada di kamar, tadi baru selesai di obati,” Jawab ibu tersebut.

Sambil berjalan menuju kamar, damar pun menanyakan keadaan jihan pada ibu itu

“Bagaimana bu, kondisi adik saya” Tanya Damar.

“Kata bidan yang meriksa adikmu tadi, ada luka yang cukup dalam mengenai pinggang dan kakinya,” Jawab ibu tersebut.

“Lalu bu, apa sangat keadaannya sangat parah” Tanya Damar lagi.

“Kamu tidak perlu khawatir berlebihan, walau pun yang memeriksa adikmu hanya bidan dan bukan dokter. Tapi ibu yakin sebentar lagi adikmu akan segera pulih,” Kata ibu tersebut menenangkan damar yang terlihat cemas mendengar kondisi Jihan.

“Terima kasih ya buk, sudah mau menolong adik saya seperti anak sendiri. Mungkin kalau tidak ada ibu, entah bagaimana nasib adik saya sekarang,” Kata Damar pada ibu itu, sambil melangkah masuk menuju kamar tersebut.

“Iya nak sama-sama! Itu lihatlah dulu adikmu, jika ada apa-apa segera beritahu ibu,” Ucapnya pada Damar.

“Iyaa bu,” Jawab Damar.

“Ya sudah ibu kebelakang dulu,” Kata ibu tersebut, pamit keluar dari kamar itu.

Hati damar merasa teriris melihat jihan terbaring di ranjang kamar tersebut, rasa bersalahnya semakin menjadi melihat Jihan terbaring sakit tak bedaya di depannya.

Dengan segera Damar berjalan ke arah tempat tidur, dan menjatuhkan dirinya di samping Jihan.

“Maafkan abang Jihan, membuat kamu seperti ini. Kalau abang tau kejadiannya akan begini, abang tidak akan mungkin mau mengajakmu kemari sayang,” Ucapnya sambil mengelus rambut, dan mencium kening Jihan dengan rasa bersalah.

Setelah waktu menunjukkan pukul 8 malam, ibu pemilik rumah tersebut datang menghampiri Damar ke kamar.

“Nak Damar ayo nak, kita makan malam dulu,” Kata ibu itu mengajak.

“Tidak usah bu, Damar masih kenyang,” Katanya bohong, dia sengaja mengatakan itu agar dia tidak meninggalkan Jihan lagi.

“Makanlah nak, walau sedikit! ini di daerah pegunungan. Ibu takut kamu akan sakit karena perut kamu yang tidak terisi, jika kamu sakit bagaimana bisa menjaga adikmu,” Kata ibu tersebut menyadarkan Damar.

Damar pun mengalah, dia pikir ada betulnya juga yang di katakan oleh ibu tersebut.

“Baiklah bu, Damar akan ikut makan,” Katanya berdiri, lalu ikut bergabung dengan keluarga ibu itu.

Setelah Damar selesai makan, dan di lanjutkan mengobrol dengan bapak dan ibu yang membantu jihan.

Damar pun berniat membawa Jihan untuk ke rumah sakit, tapi ibu yg membantu melarang. Karena kasihan bila Jihan harus berpindah-pindah tempat.

Dan ibu itu pun berhasil menyakinkan damar, untuk tidak perlu membawa Jihan dan khawatir yang berlebihan.

Setelah pembicaan selesai, damar pun memutuskan kembali ke kamar di mana Jihan berada.

“Sayang kenapa kamu belum bangun juga, abang rindu melihat kamu berbicara dan tersenyum,” Ucapnya sambil mencium tangan Jihan yg di genggamnya.

Lalu tanpa sadar, Damar teringat pada Kanaya,,,

“Bagaimana aku menjelaskan pada Kanaya situasi ini, mungkin saja dia akan marah karena mengkhawatirkan kami yang tak kunjung kembali” Kata Damad seorang diri.

“Kalau aku menelponnya sekarang, akan lebih buruk nantinya. Tapi aku juga kasihan pada Kanaya jika tidak memberinya kabar,” Katanya lagi.

“Sudahlah! aku yakin dia juga akan mengerti nanti,” Ucap Damar yakin.

Saat Damar sibuk memikirkan alasannya pada kanaya, tanpa sadar tangan dalam genggaman damar bergerak.

“Awww,, kepalaku sangat sakit sekali” Kata Jihan pertama kali saat bangun.

“Alhamdulillah! kamu sudah sadar sayang, abang sangat khawatir melihat kamu” Ucap Damar sedikit lega sambil memeluk Jihan.

Episodes
1 Cerita awal
2 Mulai Mendekati
3 Selangkah Lebih Dekat
4 Fakta Baru
5 Hampir Kehilangan
6 Perhatian Damar
7 Kebimbangan Hati
8 Semakin Dekat Dengan Jihan
9 Keresahan Jihan
10 Hadiah Pertama
11 Rasa Khawatir
12 Sebuah Permintaan
13 Berpisah Beberapa Hari
14 Kejutan Tak Diinginkan
15 Semakin Dekat
16 Kesadaraan Yang Terlambat
17 Kembali Bertengkar
18 Salah Langkah
19 Kejadian Yang Menyakitkan
20 Musibah Yang Menyedihkan
21 Rasa Bersalah
22 Rencana Baru
23 Mendapat lowongan pekerjaan
24 Hubungan yang mulai membaik
25 Mulai melancarkan aksi
26 Bicara serius
27 Hal Mengejutkan
28 Aksi keji
29 Ternodai
30 Penyesalan
31 Bersalah
32 Belum juga Sadar
33 Mencoba membujuk
34 Kanaya merasa terpukul
35 Kesedihan Kanaya
36 Alasan Pergi
37 Akhir Dari Alasan Pergi
38 Kondisi yang mulai membaik
39 Rasa sesal Kanaya
40 Ke Khawatiran Bara
41 Mulai Sadar
42 Mencoba Memaafkan
43 Kondisi Terbaru Dino
44 Penagih Hutang
45 Keadaan Mulai Membaik
46 Mencoba Menyelesaikan
47 Kembali Berbohong
48 Kembali Menyesal
49 Tidak merasa canggung
50 Mulai Terbuka
51 Kabar yang Mengejutkan
52 Jihan yang semakin membaik
53 Kembali Berbohong
54 Kondisi dino yang semakin parah
55 Kembali menyusun rencana
56 Kebohongan untuk mendapatkan cintanya
57 Awal Renacana yang lancar
58 Bertahap
59 Jalan masing-masing
60 Detik detik kejutan
61 2 sisi yang berbeda
62 Hari istimewa
63 Tidak Percaya
64 Luluhnya Hati
65 Bertemu
66 Rasa Rindu
67 Suasana Baru
68 Ikatan pernikahan yang ternodai (18+)
69 Merasa bersalah
70 Tidak mampu untuk marah
71 Memohon
72 Awal hubungan resmi terjalin
73 Semakin sayang
74 Terungkapnya Rasa
75 Semakin memahami
76 Mengagumi (18+)
77 Di situasi sulit
78 Detik-detik kepulangan
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Cerita awal
2
Mulai Mendekati
3
Selangkah Lebih Dekat
4
Fakta Baru
5
Hampir Kehilangan
6
Perhatian Damar
7
Kebimbangan Hati
8
Semakin Dekat Dengan Jihan
9
Keresahan Jihan
10
Hadiah Pertama
11
Rasa Khawatir
12
Sebuah Permintaan
13
Berpisah Beberapa Hari
14
Kejutan Tak Diinginkan
15
Semakin Dekat
16
Kesadaraan Yang Terlambat
17
Kembali Bertengkar
18
Salah Langkah
19
Kejadian Yang Menyakitkan
20
Musibah Yang Menyedihkan
21
Rasa Bersalah
22
Rencana Baru
23
Mendapat lowongan pekerjaan
24
Hubungan yang mulai membaik
25
Mulai melancarkan aksi
26
Bicara serius
27
Hal Mengejutkan
28
Aksi keji
29
Ternodai
30
Penyesalan
31
Bersalah
32
Belum juga Sadar
33
Mencoba membujuk
34
Kanaya merasa terpukul
35
Kesedihan Kanaya
36
Alasan Pergi
37
Akhir Dari Alasan Pergi
38
Kondisi yang mulai membaik
39
Rasa sesal Kanaya
40
Ke Khawatiran Bara
41
Mulai Sadar
42
Mencoba Memaafkan
43
Kondisi Terbaru Dino
44
Penagih Hutang
45
Keadaan Mulai Membaik
46
Mencoba Menyelesaikan
47
Kembali Berbohong
48
Kembali Menyesal
49
Tidak merasa canggung
50
Mulai Terbuka
51
Kabar yang Mengejutkan
52
Jihan yang semakin membaik
53
Kembali Berbohong
54
Kondisi dino yang semakin parah
55
Kembali menyusun rencana
56
Kebohongan untuk mendapatkan cintanya
57
Awal Renacana yang lancar
58
Bertahap
59
Jalan masing-masing
60
Detik detik kejutan
61
2 sisi yang berbeda
62
Hari istimewa
63
Tidak Percaya
64
Luluhnya Hati
65
Bertemu
66
Rasa Rindu
67
Suasana Baru
68
Ikatan pernikahan yang ternodai (18+)
69
Merasa bersalah
70
Tidak mampu untuk marah
71
Memohon
72
Awal hubungan resmi terjalin
73
Semakin sayang
74
Terungkapnya Rasa
75
Semakin memahami
76
Mengagumi (18+)
77
Di situasi sulit
78
Detik-detik kepulangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!