Saat sedang sarapan berlangsung, Damar berencana mengajak Kanaya dan Jihan melihat tempat yang bagus di daerah puncak.
“Sayang mas punya usul, bagaimana kalau kita pergi ke kebun teh daerah sini. Kata teman mas tempat di sana sangat bagus, kamu ingin melihatnya” Tanya Damar pada Kanaya.
“Boleh juga mas, aku juga belum pernah melihat kebun teh” Kata Kanaya menjawab.
“Oke kalau begitu! bagaimana menurutmu Jihan, kamu mau kan?” Tanya damar.
“Mau bang! Jihan ikut abang dan kakak saja”Kata Jihan menanggapi pertanyaan damar padanya.
“Baiklah! Selesai sarapan kita siap-siap pergi kesana,” Kata Damar memutuskan.
Setelah selesai sarapan dan bersiap, akhirnya mereka pergi menuju kebun teh tersebut.
Seperti yang telah di bicarakan oleh damar, waktu sarapan.
Sekitar 25 menit perjalanan yang mereka tempuh dari hotel ke perkebunan teh itu pada akhirnya sampai juga
Sesampainya di sana...
“Wah! Mas tempatnya begitu asri, dan bagus ya,” Kata kanaya menilai.
“Iya sayang. Mas juga tidak mengira akan sebagus ini” Ucap Damar membenarkan Ucapan Kanaya.
Dalam hati Jihan juga mengiyakan perkataan kakaknya Kanaya, bahwa tempat ini sangat bagus sekali menurutnya.
Dia pun tersenyum ke arah Damar, sebagai ucapan terima kasih telah membawanya datang ke sini, dan tanpa sengaja di lihat oleh Damar.
Damar yang saat itu melihat Jihan tersenyum ke arahnya, langsung membalas senyuman Jihan secara manis.
“Apakah aku bermimpi! bang Damar tersenyum ke arahku, sangat manis sekali” Kata jihan dalam hati.
“Ada apa dengan ku, mengapa dengan melihatnya tersenyum ke padaku. Membuat aku berdebar” Ucap Jihan lagi
“Perasaan apa ini, tidak-tidak Jihan! Dia abang ipar mu. Kamu harus sadar itu,” Ujarnya menyadarkan diri sendiri.
Sadar atau pun tidak, sedikit demi sedikit. Jihan sudah jatuh pada pesona damar, yang di anggapnya abang iparnya tersebut.
“Jihan” Panggil Kanaya.
Lamunan Jihan pun buyar, karena panggilan kanaya padanya.
“Eh,, iya kak” Jawabnya kaget pada Kanaya.
“Jihan, tolong fotokan abang dan kakak dulu dong,” Kata Kanaya sambil memberikan kamera pada Jihan.
“Baik kak,” Ucap Jihan dan mengambil kamera tersebut.
Jihan pun mulai mengarahkan kamera tersebut, untuk memotret Kanaya dan Damar.
Setelah beberapa kali bidikan foto, Kanaya pun meminta untuk bergantian.
“Jihan ayo dek, kita berfoto berdua. Mas tolong gantikan Jihan untuk mengambil foto kami ya,” Kata Kanaya pada Damar.
“Iya sayang,” Jawab Damar berjalan menggantikan posisi Jihan untuk mengambil gambar.
Setelah beberapa bidikan foto yang di dapatkan oleh Damar, Kanaya meminta mereka untuk berfoto bertiga.
“Mas sekarang ayo kita foto bertiga,” Ucap Kanaya.
“Memangnya bisa sayang?” Tanya Damar.
“Bisa dong mas! Minta tolong saja pada orang yang sedang lewat untuk mengambil gambar kita betiga mas. Sudah jauh-jauh ke sini tidak ada kenangan kita bertiga pernah liburan bersama,” Kata Kanaya menjelaskan.
“Baiklah sayang,” Ucapnya Damar pun mulai mencari orang, yang dapat mengambil foto mereka bertiga.
Setelah ada seseorang yang bersedia mengambil gambar, mereka pun berfoto dengan posisi Jihan berada di tengah antara Damar dan Kanaya.
Ketika mereka bertiga selesai berfoto, Kanaya pun dengan segera melihat hasil foto pada kameranya.
“Wah lucu-lucu sekali mas fotonya,” Kata Kanaya gemas.
“Mana sayang, mas juga ingin lihat,” Ucap Damar yang penasaran melihat foto-foto tersebut.
“Ini mas,” Kata Kanaya menyerahkan kamera tersebut.
Di dalam hati Jihan berdoa semoga saat berfoto tadi, gayanya tidak membuatnya malu.
Karena saat kakaknya Kanaya melihat kamera tadi, dia merasa takut fotonya tidak bagus.
Wajar saja karena memang sifat asli Jihan itu sangat pemalu sekali
“Semoga foto ku tidak memalukan,” Batin Jihan berdoa.
“Bagus-bagus semua ya sayang,” Kata Damar puas melihat hasil foto-foto tersebut.
Dengan segera Kanaya meminta Damar untuk mengirim hasil foto tadi ke dirinya dan Jihan, untuk di upload ke sosial media miliknya.
“Mas tolong kirimkan ke jihan dan aku ya, foto-foto tadi,” Ujar Kanaya.
“Oh, baiklah! Tapi mas tidak punya nomor Jihan, bagaimana mas bisa mengirim” Kata Damar menjawab.
“Jihan berikan nomormu kepada abang, biar di kirimkan foto yang tadi” Ucap Kanaya.
“Baik kak” jawab Jihan.
Damar pun memberikan handphone pada Jihan.
“Jangan lupa di save jihan nomornya, mana tau nanti abang ada perlu mengabarimu,” kata Damar.
“Iya bang sudah Jihan save kok, ini bang handphonenya” Ucap Jihan sambil mengembalikan.
“Ya sudah! Coba periksa dulu udah abang kirimkan fotonya” Kata Damar.
“Sudah terkirim kok bang, terima kasih” Katanya tersenyum.
Setelah selesai dengan masalah mengirimkan foto, mereka pun berlanjut berkeliling melihat daerah perkebunan tersebut, sampai membuat Kanaya kelelahan.
“Mas “ Panggil Kanaya.
“Kenapa sayang, kamu merasa lelah ya?” Tanya Damar.
“Iya mas, kita istirahat dulu bolehkan mas” Jawab Kanaya memberi usul.
“Yasudah kita istirahat didaerah pendopo sebelah sana saja,” Jawab Damar sambil menunjuk tempat itu.
“Iyaa mas! Jihan kamu mau ikut dengan kakak, apa mau melihat-lihat kebun teh lagi,” Tanya Kanaya.
“Sebenarnya Jihan mau melihat-lihat lagi kak, tidak masalah kan kak,” Kata Jihan mengeluarkan pendapat.
Sebelum Kanaya menjawab, Damar langsung menjawab dengan tegas ke tidak setujuannya.
“Tidak Jihan, kamu ikut ke pendopo saja” Kata Damar.
“Tapi mas, Jihan ingin melihat-lihat sudah biarkan saja. Lagian tidak akan ada masalah, dia sudah besar pandai menjaga diri,” Kata Kanaya tidak suka damar melarang Jihan.
“Maksudnya mas, bukan begitu Kanaya! ini bukan daerah kita, mas cuma tidak mau terjadi hal yang tidak di inginkan,” Ucap Damar membela diri khawatir Jihan kenapa-napa.
“Sudahlah mas, percaya pada Jihan dia pandai menjaga diri. Lagian dia sesekali berpergian seperti ini, kita juga bisa pantau dia dari pendopokan. Jadi apa salahnya sayang,” Kata Kanaya meyakinkan Damar.
“Baiklah Kanaya! Mas mengizinkan Jihan melihat- lihat tapi jangan jauh jauh,” Ucap Damar memperingati Jihan.
“Iya bang, Jihan cuma melihat-lihat daerah sini saja. Makasih kakak, abang” Kata Jihan cepat tersenyum senang lalu dia pun pergi berlari.
Dari kejauhan kanaya dan damar melihat Jihan begitu bahagia, mereka tersenyum melihat Jihan yang pergi ke sana kemari, sambil memetik daun teh di sana.
“Kamu tau mas, mengapa aku sangat sayang sama Jihan,” Kata Kanaya memulai pembicaraan.
“Mengapa sayang?” Tanya Damar.
“Aku sudah menganggap dia sebagai adik kandungku sendiri. Lihat tingkah yang polos itu tidak menggambarkan dia akan menjadi mahasiswakan,” Ucapnya sambil tersenyum
“Kamu benar sayang, dia terlihat seperti belum dewasa” Kata Damar menimpali.
“Aku kasihan mas melihat Jihan, dengan adanya permasalah dalam keluarganya dia masih bisa tersenyum tanpa beban seperti itu,” Perjelas Kanaya.
“Memangnya ada masalah apa sayang?” Tanya Damar penasaran.
“Saat mama menelpon menayakan kabar kita beberapa hari lalu. Mama bercerita bahwa paman, ayah Jihan tega menghianati bibi mas, bahkan semua keluarga sudah tau” Jelasnya menangis di hadapan Damar.
“Aku tidak habis pikir, apa yang ada di pikiran paman. Sampai tega berbuat seperti itu ke keluarganya,” Kata Kanaya lagi.
“Sudahlah sayang tidak usah sedih ya, itu urusan keluarga mereka, kita doakan saja yang terbaik semoga bibi kuat menghadapi semua” Ucap Damar menanggapi.
“Iya mas aku juga berharap begitu, maka dari itu aku mengajak Kanaya berlibur bersama kita mas, ” Kata Kanaya.
“Iya sayang mas mengerti. Mas berharap, dengan kita membawa Jihan berlibur, dapat menghilangkan sejenak kesedihan yang di hadapinya,” Ujar Damar.
Dalam hati, Damar sangat senang mengetahui fakta yg baru di ketahuinya. Dia berfikir untuk membuat rencana agar Jihan selalu membutuhkan dia, dan akan segera menjadi miliknya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Iiemanha Ncit
iy btul q sngt pnsran
2021-02-04
1
Nur Hidayah
cerita awalnya dong kok bisa damar suka dengan Jihan...
2021-01-19
1