Jihan Pov
Cerita awal mengenal bang Damar, kak Kanaya saat itu mengajak ku untuk berbelanja di salah satu mall di Jakarta.
Aku yang saat itu sangat dekat dengan kakak ku, langsung mengiyakan permintaannya tersebut.
Saat kakak ku Kanaya sibuk memilih pakaian tanpa sadar oleh kami berdua, tiba tiba saja ada yang memeluk kak Kanaya dari belakang.
Aku yang saat itu melihat, sangat terkejut dan ingin berteriak, karena beraninya orang tersebut melakukan hal itu pada kakak ku.
Tapi aku langsung terdiam melihat respon yang di tunjukkan kak Kanaya.
“Mas Damar,” Panggilnya terkejut.
“Hai sayang! Sudah lama di sini” Kata bang Damar, mengecup pipi kakak ku cepat.
“Katanya kamu sedang ada di Bandung, bohong ya” Kata kak Kanaya curiga.
“Siapa yang bohong sayang, mas baru saja sampai dan langsung menyusul kamu” Katanya bersungguh-sungguh.
“Ooo begitu,” Jawab kak Kanaya seadanya dan melepaskan pelukan bang damar.
“Kok begitu sih! Mas rindu tau,” Ucapnya seperti merajuk.
“Hahaha iya-iya mas, Kanaya juga rindu! Kenapa tidak bilang supaya Kanaya bisa menjemput mas,” Kata kak Kanaya
“Kejutan! ” Kata bang Damar terseyum dan memeluk kak Kanaya kembali.
Setelah adegan pelukan itu, kak Kanaya pun melihat kearah ku.
“Oh,, iya mas kenalkan ini adikku Jihan,” Ucap kak Kanaya memperkenalkanku.
“Hai bang! aku Jihan adik sepupu kak Kanaya,” Kataku menyalaminya mencoba untuk akrab.
“Iya-iya saya Damar ,” Jawabnya cuek.
Syukur saja aku belum berteriak, kalau tidak aku hanya mempermalukan diriku sendiri \~ Batinku berkata.
Dari tampangnya memang bang Damar bukan lah orang yang main-main, selain fisik yang menawan dengan tinggi sekitar 180cm.
Cukup tinggi jika di kalangan orang indonesia pujaan setiap wanita yang melihatnya! gayanya yang cuek dan terlihat dingin, membuat para wanita penasaran padanya termasuk aku\~ Batinku berkata lagi.
“Maaf ya dek, mas Damar memang begitu jika berjumpa dengan orang baru” Kata kak Kanaya menjelaskan seakan tau isi pikiran kepalaku.
“Iya kak tidak masalah,” Kataku terseyum.
“Ya sudah sayang! Kamu sudah selesai belanjanya biar mas bayar,” Ucap bang Damar mengalihkan pembicaraan kami.
“Sudah mas ini saja! Jihan punya kamu mana dek, kemarikan biar dibayar oleh calon abang iparmu ini?” Kata kak Kanaya menanyakan.
“Ini kak, apa tidak masalah” Kataku sangat tidak enak.
“Tidak masalah kan mas?” Tanya kak Kanaya
“Selagi kamu senang, apa yang tidak sayang,” Jawab bang Damar terseyum ke arahnya.
“Dasar gombal,” Kata kak Kanaya tertawa lalu segera menuju kasir yang disusul oleh bang Damar dan aku.
Setelah membayar belanjaan kak Kanaya dan diriku, bang Damar mengusulkan untuk makan disalah satu restoran favorit mereka berdua.
“Sayang bagaimana kalau kita makan di tempat biasa, sudah lama rasanya kita tidak berkunjung kesana” Kata bang damar mulai mengusulkan.
“Lah kata siapa, orang aku sering kok makan di sana” Ucap kak Kanaya santai.
“Hayoo, bareng siapa? Mantan kamu pasti,” Ujar bang Damar cemburu.
“Jangan mulai deh mas! Aku kesana bareng rekan kerja aku lah,” Jawab kak Kanaya .
“Cewek apa cowok?” Tanyanya
“Cewek dong mas, memangnya kamu izinkan kalau aku bareng cowok?” Tanya kak Kanaya balik.
“Ya enggaklah jangan coba-coba ya,” Kata bang Damar tidak suka.
“Iya mas! lagian kan kamu sendiri yang larang kemarin, enggak mungkin aku langgar lah” Ucap kak Kanaya .
Bang Damar pun terdiam saja, menanggapi ucapan kak Kanaya.
“Sudahlah mas, tidak perlu cemburu begitu kamu tau sendiri kita sudah sejauh mana, lagian kita juga mau menikah kan jadi buat apa aku cari yang lain” Kata kak Kanaya lagi menenangkan damar.
Dengan terseyum, bang Damar langsung memeluk kak Kanaya.
“Yasudah kalau begitu kita makan saja ya,” Kata Damar menyudahi perdebatan mereka.
Kami bertiga pun berjalan menuju restoran favorit bang Damar dan kak Kanaya,
sesampainya di sana mereka langsung memesan yang mereka inginkan.
“Bagaimana Jihan, suka tidak makanannya?” Tanya kak Kanaya.
“Sangat enak kak,” Kataku sangat menikmati makanan yang tersaji di depan ku.
“Syukurlah kalau kamu suka,” Kata kak Kanaya melanjutkan makan.
Setelah selesai dari restoran tersebut, kak Kanaya pun meminta untuk kami pulang karena kelelahan katanya.
Kalau kurasa juga begitu sudah sangat lama kami mengelilingi mall ini, dari siang sampai waktu sudah menunjukkan malam hari, jadi wajar saja baik aku dan kak Kanaya kelelahan walau pun cuma berjalan- jalan saja\~ Batinku berbicara.
“Ya sudah kamu begitu! kita pulang,” Kata bang Damar setelah kak Kanaya meminta untuk pulang.
Kami pun sudah dalam perjalanan pulang, terlebih dahulu mereka akan mengantarkan aku sesuai dengan perintah kak Kanaya.
Sesampainya di depan rumah aku pun segera turun dan mengucapkan terima kasih.
“Terima kasih kak bang, tidak mau mampir dulu” Kata ku menawarkan.
“Tidak usah dek, mungkin lain kali saja ya” Jelasnya.
“Iya kak! ya sudah hati hati ya kak, bang” Kataku mengakhiri pembicaraan kami lalu masuk ke dalam rumah.
Begitulah awal pertemuan ku, berjumpa dan mengenal bang damar sebelum menjadi abang iparku.
Jihan Pov End...
Melanjutkan pembicaraan tadi yang sempat tertunda.
Jihan pun berfikir tidak ada salahnya juga melanjutkan pendidikan disana.
Selain tempat yang bagus, universitas tersebut dapat di perhitungkan keberadaannya di karena kan salah satu tempat kuliah favorit dikalangan mahasiswa baru.
Lalu tenaga pengajarnya yang merupakan lulusan terbaik, menjadi pertimbangan yang baik menurut Jihan. Tapi bagaimana ia memberi tahu ibunya jika pada akhirnya dia tidak akan mungkin bisa kuliah karena faktor biaya.
“Apa tidak masalah bang, Jihan berkuliah di sana?” Tanya Jihan merasa segan.
“Tentu tidak masalah Jihan, siapa pun berhak melanjutkan pendidikan disana, termasuk kamu” Ujar Damar sambil menatap Jihan
“ A,,ah baiklah bang, Jihan mau berkuliah disana” Jawabnya terlihat gugup di tatap Damar.
“Yasudah siapkan saja berkas persyaratannya, nanti abang yang akan mengurusnya” Kata Damar memberi instruksi.
“Iya bang akan jihan siapkan, terima kasih bang” Ucap Jihan sambil tersenyum manis di hadapan Damar.
“Hm..sama-sama.” Jawabnya
“Terima kasih ya mas, kamu sudah mau membantu jihan, aku yakin dia pasti jadi mahasiswa terbaik di sana! betul kan dek” Kata kanaya menimpali ucapan Jihan.
“Iya kak itu pasti, Jihan akan sebisa mungkin jadi mahasiswa berprestasi” Ujar Jihan.
Damar dan Kanaya yang mendengarnya tersenyum mendengar ucapan polos Jihan, sambil menikmati makan malam dengan udara malam yang semakin dingin.
Saat semua sudah masuk kedalam kamar masing-masing dan terlelap, berbeda dengan
Damar mencoba untuk masuk ke kamar Jihan sambil mengendap-ngendap.
Lalu ia tersenyum melihat Jihan tidur dengan lelap, Damar pun berjalan menuju ranjang dan duduk di sebelah Jihan.
“Kamu tau sayang sudah lama mas menunggu saat ini tiba,” Ucap Damar sambil mengelus rambut Jihan dan memandangi wajahnya.
“Sihir apa yang kamu buat Jihan sehingga mas jadi seperti ini jawab mas sayang, apa yg membuat mas tergila-gila ingin memiliki kamu,” Katanya sambil mencium kening Jihan.
“Cukup mas menahan ini semua, secepatnya kamu akan menjadi milik mas Jihan! ingat itu, kamu cuma milik mas seorang” Ucapnya posesif.
Takut istrinya kanaya menyadari dia tidak ada di kamar mereka, Damar pun segera bersiap meninggalkan Jihan walau dalam hati dia tidak rela.
“Good night sayang mimpi indah,” Sambil mencium kening Jihan sekali lagi.
Lalu Damar pun kembali ke kamar dirinya dan Kanaya.
**
Keesokan paginya Jihan merasakan ada yang aneh pada dirinya, tapi apa itu dia tidak tau.
“Aku merasa seperti ada yang masuk ke kamar dan mencium keningku tadi malam, tapi siapa”Ucapnya seorang diri.
“ Apa aku hanya bermimpi, tapi mengapa itu terasa begitu nyata” Ujarnya bingung.
“Sudahlah mungkin itu akibat dari aku kelelahan dari perjalan ke puncak kemarin,” Katanya lagi.
Lalu Jihan pun bersiap untuk mandi lalu solat, dan melupakan hal yang mengganjal atas kejadian aneh yang dia rasakan.
Saat Jihan berjalan menuju keluar, tanpa sengaja Damar pun keluar dari kamarnya.
“Hai bang, dimana kak Kanaya apakah belum bangun?” Tanya Jihan memulai pembicaraan.
“Sudah tadi, selesai solat lalu tidur lagi” Jawab Damar.
“Ooo begitu,” Kata Jihan mengangguk paham.
“Mengapa kamu bangun sepagi ini Jihan, apakah tidurmu kurang nyaman?” Bertanya pada Jihan.
“Bukan begitu bang, tidur Jihan nyaman kok! cuma ingin berkeliling melihat-lihat hotel ini saja, merasa sayang saja jika waktu di sini di habiskan untuk tidur” Ujarnya sambil tersenyum kepada Damar.
“Kalau begitu ayo kita berkeliling, udara di pagi hari sangat bagus untuk kesehatan apalagi di daerah puncak jarang ada polusi seperti yang ada di kota” Kata Damar mengajak.
“Tapi bagaimana dengan kak kanaya bang, apa tidak masalah kalau di tinggal sendirian di kamar?” Tanya Jihan.
“Tidak masalah Jihan, kamu tenang saja kakak kamu memang seperti itu, dia akan bangun sampai waktu sarapan tiba” Ucap Damar menjelaskan.
“Baiklah bang kalau begitu,” Jawab Jihan.
Akhirnya Damar pun berhasil meyakinkan kanaya, dan mengajaknya untuk jalan berdua mengelilingi daerah hotel tersebut...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Iiemanha Ncit
agk bngungx itu. brty dblik dinginx bang damar dia suka sama adek istrix
2021-02-04
1
Juli Rahmawati
agak bingung nih thor td critanya calon abang ipar lah ko crita bawahnya dah jd kakak iparnya....agak bingung thor
2020-11-19
1